Radar Publik
MOJOKERTO-Syaiful Fuad Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Rabu (1/1/2014) mengatakan, ada tiga SKPD yang alokasi anggaranya jadi perdebatan DPRD dan tim Anggaran Eksekutif yakni tambahan anggaran proyek jalan Dinas PU Bina Marga, Anggaran perbaikan Puskesmas Dinas Kesehatan dan anggaran pembangunan foodcourt Dinas perindustrian dan perdagangan.
Sementara itu Data yang dihimpun Radar Publik, tambahan anggaran proyek Jalan Dinas PU Bina Marga dialokasikan Ro 155,3 Milyar, Dinas Perindustrian dan perdagangan Rp 12,1 Milyar dan Dinas Kesehatan alokasi anggarany Rp 45 Milyar. (Gus Nyoto)
Selasa, 31 Desember 2013
Senin, 30 Desember 2013
KPK Periksa Ketua KPU Jatim Terkait Suap Akil
Radar Publik Selasa, 31 Desember 2013.
JAKARTA - Sejak mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap penanganan sengketa Pilkada Lebak, Banten dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, lembaga pimpinan Abraham Samad itu terus mengendus dugaan suap di berbagai penanganan sengketa Pilkada lainnya.
Setelah Pilkada Empat Lawang dan Palembang, kini KPK mencium aroma serupa dipenanganan sengketa Pilkada Jawa Timur (Jatim).
Pasalnya, hari ini, Selasa (31/12/2013),
KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jatim, Andri Dewanto A.
"Dia diperiksa sebagai saksi untuk AM," ujar Kepala Bagian informasi dan pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha.
Selain memerika Andri, KPK juga memeriksa saksi lainnya terkait kasus tersebut, di antaranya Sekjen Partai Golkar Idrus Marham yang lebih dulu tiba di Gedung KPK sekira pukul 08.45 WIB.
Kemudian, ada saksi lainnya yang belum tiba, yakni anggota Polri Deni Saputra dan Lalu Eko Saputra. Dari kalangan swasta Jaja Raharja, A. Farid Asyari. Dari kalangan PNS Deddy Amarullah serta Bendahara Golkar Setya Novanto. Namun untuk Setya, KPK telah dikonfirmasi kalau ia berhalangan hadir karena masih berada di luar negeri.
Sementara itu, saksi kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Akil, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi Kasi Ekstensifikasi KPP Pratama Pontianak Warastuti Endah Winahyu, Kasi Pelayanan KPP Pontianak Fajar Heksoni dan Kepala KPP Pratama Pontianak Taufik Wijiyanto. (Red)
JAKARTA - Sejak mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap penanganan sengketa Pilkada Lebak, Banten dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, lembaga pimpinan Abraham Samad itu terus mengendus dugaan suap di berbagai penanganan sengketa Pilkada lainnya.
Setelah Pilkada Empat Lawang dan Palembang, kini KPK mencium aroma serupa dipenanganan sengketa Pilkada Jawa Timur (Jatim).
Pasalnya, hari ini, Selasa (31/12/2013),
KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jatim, Andri Dewanto A.
"Dia diperiksa sebagai saksi untuk AM," ujar Kepala Bagian informasi dan pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha.
Selain memerika Andri, KPK juga memeriksa saksi lainnya terkait kasus tersebut, di antaranya Sekjen Partai Golkar Idrus Marham yang lebih dulu tiba di Gedung KPK sekira pukul 08.45 WIB.
Kemudian, ada saksi lainnya yang belum tiba, yakni anggota Polri Deni Saputra dan Lalu Eko Saputra. Dari kalangan swasta Jaja Raharja, A. Farid Asyari. Dari kalangan PNS Deddy Amarullah serta Bendahara Golkar Setya Novanto. Namun untuk Setya, KPK telah dikonfirmasi kalau ia berhalangan hadir karena masih berada di luar negeri.
Sementara itu, saksi kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Akil, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi Kasi Ekstensifikasi KPP Pratama Pontianak Warastuti Endah Winahyu, Kasi Pelayanan KPP Pontianak Fajar Heksoni dan Kepala KPP Pratama Pontianak Taufik Wijiyanto. (Red)
Anggoro Widjojo Satu-satunya Buronan KPK
Radar Publik Selasa, 31 Desember 2013.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang belum tuntas sejak tahun 2009 lalu, yakni memenjarakan tersangka Anggoro Widjojo. Kakak dari Anggodo Widjojo ini, kini menjadi satu-satunya buronan lembaga superbodi tersebut.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, mengakui itu adalah tugas terberat KPK yang belum juga tuntas hingga menjelang pergantian tahun 2014 ini.
"Memang benar, itu menjadi PR (pekerjaan rumah) KPK. DPO (Daftar Pencarian Orang) yang belum berhasil kami tangkap yakni Anggoro," kata Bambang saat jumpa pers laporan akhir KPK tahun 2013, Senin (30/12/2013) petang.
Menurut Bambang, ada kesulitan tersendiri yang dihadapi pihaknya dalam menangkap DPO seperti Anggoro.
"Kesulitannya hampir sama dengan (menangkap) Eddy Tansil (buronan Kejaksaan Agung)," tegasnya.
Setelah menangkap Neneng Sri Wahyuni, pekerjaan rumah KPK memang belum selesai. Masih ada satu lagi buronan yang berkeliaran bebas di luar negeri, yakni Anggoro Widjojo.
Anggoro adalah tersangka atas dugaan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Kementerian Kehutanan oleh KPK pada Juni 2009 lalu. Anggoro menyuap anggota Komisi IV DPR kala itu, Yusuf E Faishal.
Anggoro diduga bermukim di Singapura. Namun penelusuran terakhir, kakak kandung terpidana kasus percobaan suap pada pimpinan KPK, Anggodo Widjojo ini terlacak di China.
Saat menjadi tersangka, Anggoro kerap mangkir dari pemeriksaan. Pejabat Imigrasi menyatakan jika Anggoro kabur sebelum dikenai status pencegahan.
Kasus SKRT adalah pengembangan dari kasus dugaan korupsi alih fungsi hutan lindung menjadi Pelabuhan Tanjung Api-api di Sumatera Selatan. Sejumlah anggota Dewan sudah masuk bui gara-gara kasus ini, diantaranya Yusuf Erwin Faishal dan Al Amin Nasution.
Sebelumnya, KPK sudah menangkap Nunun Nurbaetie yang sempat menjadi buronan interpol karena diduga terlibat kasus suap pemilihan deputi gubernur senior (DGS) BI 2004 yang dimenangkan Miranda Goeltom. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu dibekuk tim KPK di Thailand pada awal Desember 2011.
Terakhir, KPK juga sudah menangkap Neneng Sri Wahyuni, buronan kasus PLTS di Kemenakertrans. Istri Muhammad Nazaruddin ini ditangkap di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan, setelah lama bersembunyi di Malaysia. (Red)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang belum tuntas sejak tahun 2009 lalu, yakni memenjarakan tersangka Anggoro Widjojo. Kakak dari Anggodo Widjojo ini, kini menjadi satu-satunya buronan lembaga superbodi tersebut.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, mengakui itu adalah tugas terberat KPK yang belum juga tuntas hingga menjelang pergantian tahun 2014 ini.
"Memang benar, itu menjadi PR (pekerjaan rumah) KPK. DPO (Daftar Pencarian Orang) yang belum berhasil kami tangkap yakni Anggoro," kata Bambang saat jumpa pers laporan akhir KPK tahun 2013, Senin (30/12/2013) petang.
Menurut Bambang, ada kesulitan tersendiri yang dihadapi pihaknya dalam menangkap DPO seperti Anggoro.
"Kesulitannya hampir sama dengan (menangkap) Eddy Tansil (buronan Kejaksaan Agung)," tegasnya.
Setelah menangkap Neneng Sri Wahyuni, pekerjaan rumah KPK memang belum selesai. Masih ada satu lagi buronan yang berkeliaran bebas di luar negeri, yakni Anggoro Widjojo.
Anggoro adalah tersangka atas dugaan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Kementerian Kehutanan oleh KPK pada Juni 2009 lalu. Anggoro menyuap anggota Komisi IV DPR kala itu, Yusuf E Faishal.
Anggoro diduga bermukim di Singapura. Namun penelusuran terakhir, kakak kandung terpidana kasus percobaan suap pada pimpinan KPK, Anggodo Widjojo ini terlacak di China.
Saat menjadi tersangka, Anggoro kerap mangkir dari pemeriksaan. Pejabat Imigrasi menyatakan jika Anggoro kabur sebelum dikenai status pencegahan.
Kasus SKRT adalah pengembangan dari kasus dugaan korupsi alih fungsi hutan lindung menjadi Pelabuhan Tanjung Api-api di Sumatera Selatan. Sejumlah anggota Dewan sudah masuk bui gara-gara kasus ini, diantaranya Yusuf Erwin Faishal dan Al Amin Nasution.
Sebelumnya, KPK sudah menangkap Nunun Nurbaetie yang sempat menjadi buronan interpol karena diduga terlibat kasus suap pemilihan deputi gubernur senior (DGS) BI 2004 yang dimenangkan Miranda Goeltom. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu dibekuk tim KPK di Thailand pada awal Desember 2011.
Terakhir, KPK juga sudah menangkap Neneng Sri Wahyuni, buronan kasus PLTS di Kemenakertrans. Istri Muhammad Nazaruddin ini ditangkap di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan, setelah lama bersembunyi di Malaysia. (Red)
Minggu, 29 Desember 2013
Germo Berkedok Warung Kopi
Radar Publik, Minggu 28 Des 2013.
PASURUAN - Tepatnya di desa sumber gedang kec. Pandaan, saat ada acara peliputan pildes di sumber gedang, Persiden Radar Publik dan tim kelelahan dan mencari sebuah warung kopi di pinggir jalan untuk ngopi dan melepaskan dahaga kelelahan, tiba-tiba yang punya warung marah-marah tanpa sebab kepada kita semua..
'' heh mas kalau ngopi disini motor nya masukkan kedalam saja biar gak dicuri orang '' ujarnya sipemilik warung.
Kami balek bertanya '' memangnya banyak pencuri ya pak '' dengan sopan, mala pemilik warung marah '' kalau ada apa-apa mau tanggung jawab, disini ini tempatnya wanita penghibur nanti kalau ada razia maka aku yang bertanggung jawab'' ujarnya pemilik warung.
Ternyata di warung sebut saja Warung (Pak Kowi) 60 TH. bukan hanya jual kopi, tapi juga menjual lonte (PSK) dan menyediakan tempat portitusi disitu.
Rupanya Penegak Hukum setempat dugaan ada main mata dengan pemilik tempat tersebut, nyatanya walaupun masyarakat disitu sudah melarangnya tetapi masi aman-aman saja, ujar beberapa warga kepada Persiden Radar Publik beserta tim.
Himbauan kami supaya tempat itu ditutup dan di bubarkan karena disinyalir rusaknya moral kaula muda dari tempat-tempat seperti itu, untuk itu supaya aparat yang berwenang segera bertindak biar penyakit masyarakat bersih dan kondusif. (PEMRED).
PASURUAN - Tepatnya di desa sumber gedang kec. Pandaan, saat ada acara peliputan pildes di sumber gedang, Persiden Radar Publik dan tim kelelahan dan mencari sebuah warung kopi di pinggir jalan untuk ngopi dan melepaskan dahaga kelelahan, tiba-tiba yang punya warung marah-marah tanpa sebab kepada kita semua..
'' heh mas kalau ngopi disini motor nya masukkan kedalam saja biar gak dicuri orang '' ujarnya sipemilik warung.
Kami balek bertanya '' memangnya banyak pencuri ya pak '' dengan sopan, mala pemilik warung marah '' kalau ada apa-apa mau tanggung jawab, disini ini tempatnya wanita penghibur nanti kalau ada razia maka aku yang bertanggung jawab'' ujarnya pemilik warung.
Ternyata di warung sebut saja Warung (Pak Kowi) 60 TH. bukan hanya jual kopi, tapi juga menjual lonte (PSK) dan menyediakan tempat portitusi disitu.
Rupanya Penegak Hukum setempat dugaan ada main mata dengan pemilik tempat tersebut, nyatanya walaupun masyarakat disitu sudah melarangnya tetapi masi aman-aman saja, ujar beberapa warga kepada Persiden Radar Publik beserta tim.
Himbauan kami supaya tempat itu ditutup dan di bubarkan karena disinyalir rusaknya moral kaula muda dari tempat-tempat seperti itu, untuk itu supaya aparat yang berwenang segera bertindak biar penyakit masyarakat bersih dan kondusif. (PEMRED).
Acara Pemilihan Kepala Desa Di Desa Sumber Gedang
Radar Publik
PASURUAN - Hari ini di desa sumber gedang kec. Pandaan ada pemilihan kepala desa. Minggu (28/12/2013).
Ada dua calon kandidat yang duduk dikursi diantaranya
1. NIAM SOVIE
2. JOYO UTOMO
Untuk saat ini masi tahap perhitungan suara belum selesai.
Pemilih kurang lebih ada 6681 penduduk. (Rom)
PASURUAN - Hari ini di desa sumber gedang kec. Pandaan ada pemilihan kepala desa. Minggu (28/12/2013).
Ada dua calon kandidat yang duduk dikursi diantaranya
1. NIAM SOVIE
2. JOYO UTOMO
Untuk saat ini masi tahap perhitungan suara belum selesai.
Pemilih kurang lebih ada 6681 penduduk. (Rom)
Jumat, 27 Desember 2013
Kepala Desa Wajak Mengelabuhi Rakyatnya
Radar Publik
MALANG - Kepala desa wajak (Januri) 58 th. Diduga memanfaatkan rakyatnya.
Dalam menjalankan program aspalisasi di jalan semar dusun baran kec. Wajak, proyek binamarga mengglontorkan dana senilai Rp. 100.000.000.00, ini rupanya dimanfaatkan oleh kepala desa beserta setaf untuk memumut biaya kepada warga.
Banyak warga mengelu-elukan tingkah laku kepala desa bersama setaf-setafnya tersebut kepada Radar Publik, Sabtu (28/12/2013).
Hasil investigasi Tim Radar Publik dilapangan bahwasanya Kepala Desa memumut biaya kepada warga tanpa alasan yang tepat, warga dipumut biaya ada yang Rp. 50.000.00, sampai nominal Rp. 250.000.00, dengan sebuah alasan kemiteraan.
Padahal jelas sekali program negara tidak boleh memumut liar dengan bermodus apapun, karena sudah ada anggaran dari sumber dana APBD. Warga meminta kepada aparatur negara untuk menindak tegas kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Kasus ini akan diadukan ke kajari dan kajagung supaya ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku, perbuatan tersebut sama saja dengan pemerasan terhadap warga dan manipulasi, karena tidak sesuai dengan INTRUKSI PERSIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 1 TH. 2013. Tentang AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI. (Tim)
MALANG - Kepala desa wajak (Januri) 58 th. Diduga memanfaatkan rakyatnya.
Dalam menjalankan program aspalisasi di jalan semar dusun baran kec. Wajak, proyek binamarga mengglontorkan dana senilai Rp. 100.000.000.00, ini rupanya dimanfaatkan oleh kepala desa beserta setaf untuk memumut biaya kepada warga.
Banyak warga mengelu-elukan tingkah laku kepala desa bersama setaf-setafnya tersebut kepada Radar Publik, Sabtu (28/12/2013).
Hasil investigasi Tim Radar Publik dilapangan bahwasanya Kepala Desa memumut biaya kepada warga tanpa alasan yang tepat, warga dipumut biaya ada yang Rp. 50.000.00, sampai nominal Rp. 250.000.00, dengan sebuah alasan kemiteraan.
Padahal jelas sekali program negara tidak boleh memumut liar dengan bermodus apapun, karena sudah ada anggaran dari sumber dana APBD. Warga meminta kepada aparatur negara untuk menindak tegas kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Kasus ini akan diadukan ke kajari dan kajagung supaya ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku, perbuatan tersebut sama saja dengan pemerasan terhadap warga dan manipulasi, karena tidak sesuai dengan INTRUKSI PERSIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 1 TH. 2013. Tentang AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI. (Tim)
Rabu, 25 Desember 2013
Ngaku Polisi, Pedagang Toko Kelontong Perkosa Gadis SMP
Radar Publik Rabu, 25 Desember 2013.
PASURUAN - Seorang penjual toko klontongan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, nekat mengaku menjadi anggota polisi untuk memuluskan aksinya memerkosa pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Kejadian nahas itu bermula saat korban sebut saja Bunga (13), menikmati malam Minggu bersama kekasihnya. Dengan mengendarai sepeda motor mereka menyusuri Jalan Raya Beji, Kecamatan Prigen.
Kedua pelajar kelas IX sebuah SMP ternama itu tiba-tiba dipepet dan dihentikan pelaku, Nurkholis (35). Pelaku yang mengaku sebagai anggota Polres Pasuruan itu merampas kunci sepeda motor korban.
Pelaku menuduh kedua korban sebagai pencuri sekaligus pengguna narkoba jenis sabu. Korban yang ketakutan tak berani berbuat banyak saat diminta pelaku menunjukkan Kartu Keluarga (KK).
Kekasih korban pun disuruh pulang untuk mengambil KK di rumahnya di wilayah Bangil dan ditunggu di Pos Polantas terdekat. Sementara korban dibawa ke sebuah vila di lokalisasi PSK Tretes, Kecamatan Prigen.
Di vila tersebut, korban mendapat perlakuan cabul bapak dua anak itu. Pelaku juga memaksa korban yang seusia dengan anak pertamanya itu untuk berhubungan intim.
Setelah pulang ke rumahnya, korban menangis dan mengadukan kejadian itu kepada kakaknya yang menjadi anggota Polres Pasuruan. Kejadian itu pun dilaporkan ke Mapolres Pasuruan dan pelaku ditangkap di rumahnya pada Senin 23 Desember 2013.
“Pelaku sudah ditetapkan tersangka, namun kasus ini masih dikembangkan petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), karena diyakini masih banyak korban lagi dengan modus yang sama,” kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono kepada Radar Publik, Rabu (25/12/2013).
Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, pelaku mendekam di balik jeruji besi sambil menunggu proses hukumnya. Pelaku dijerat Undang-Undang tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (Nyoto)
PASURUAN - Seorang penjual toko klontongan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, nekat mengaku menjadi anggota polisi untuk memuluskan aksinya memerkosa pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
Kejadian nahas itu bermula saat korban sebut saja Bunga (13), menikmati malam Minggu bersama kekasihnya. Dengan mengendarai sepeda motor mereka menyusuri Jalan Raya Beji, Kecamatan Prigen.
Kedua pelajar kelas IX sebuah SMP ternama itu tiba-tiba dipepet dan dihentikan pelaku, Nurkholis (35). Pelaku yang mengaku sebagai anggota Polres Pasuruan itu merampas kunci sepeda motor korban.
Pelaku menuduh kedua korban sebagai pencuri sekaligus pengguna narkoba jenis sabu. Korban yang ketakutan tak berani berbuat banyak saat diminta pelaku menunjukkan Kartu Keluarga (KK).
Kekasih korban pun disuruh pulang untuk mengambil KK di rumahnya di wilayah Bangil dan ditunggu di Pos Polantas terdekat. Sementara korban dibawa ke sebuah vila di lokalisasi PSK Tretes, Kecamatan Prigen.
Di vila tersebut, korban mendapat perlakuan cabul bapak dua anak itu. Pelaku juga memaksa korban yang seusia dengan anak pertamanya itu untuk berhubungan intim.
Setelah pulang ke rumahnya, korban menangis dan mengadukan kejadian itu kepada kakaknya yang menjadi anggota Polres Pasuruan. Kejadian itu pun dilaporkan ke Mapolres Pasuruan dan pelaku ditangkap di rumahnya pada Senin 23 Desember 2013.
“Pelaku sudah ditetapkan tersangka, namun kasus ini masih dikembangkan petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), karena diyakini masih banyak korban lagi dengan modus yang sama,” kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Supriyono kepada Radar Publik, Rabu (25/12/2013).
Untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, pelaku mendekam di balik jeruji besi sambil menunggu proses hukumnya. Pelaku dijerat Undang-Undang tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (Nyoto)
Selasa, 24 Desember 2013
Pemimpin Radar Publik Beserta Angota
Pemimpin Radar Publik beserta anggota mengucapkan SELAMAT HARI NATAL UNTUK UMAT KRISTIANI DAN SELAMAT MERAYAKANNYA
Tanggul Sungai Jebol, Empat Desa di Jember Kebanjiran
Radar Publik Selasa, 24 Desember 2013.
JEMBER - Empat desa di dua kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur direndam banjir sejak empat hari terakhir. Banjir terjadi lantaran tanggul anak Sungai Bondoyo jebol.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, empat desa itu yakni Desa Kraton, Desa Paseban, dan Desa Cakru di Kecamatan Kencong. Sedangkan satu desa lagi, yakni Desa Kepanjen di Kecamatan Gumuknus.
Warga yang menjadi korban banjir jumlahnya lebih dari 7.000 jiwa, dengan
Korban terbanyak di Desa Paseban. Mereka kini mengungsi di empat posko pengungsian yang didirikan BPBD.
“Empat posko pengungsian, yakni ada di SDN Kraton 2, Madrasah Ibtidaiyah Balai Kambang, Masjid Annur, dan Kantor Balai Desa Paseban, ujar Kepala BPBD Jember, Suhanan. (Nyoto)
JEMBER - Empat desa di dua kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur direndam banjir sejak empat hari terakhir. Banjir terjadi lantaran tanggul anak Sungai Bondoyo jebol.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, empat desa itu yakni Desa Kraton, Desa Paseban, dan Desa Cakru di Kecamatan Kencong. Sedangkan satu desa lagi, yakni Desa Kepanjen di Kecamatan Gumuknus.
Warga yang menjadi korban banjir jumlahnya lebih dari 7.000 jiwa, dengan
Korban terbanyak di Desa Paseban. Mereka kini mengungsi di empat posko pengungsian yang didirikan BPBD.
“Empat posko pengungsian, yakni ada di SDN Kraton 2, Madrasah Ibtidaiyah Balai Kambang, Masjid Annur, dan Kantor Balai Desa Paseban, ujar Kepala BPBD Jember, Suhanan. (Nyoto)
Senin, 23 Desember 2013
Pemkot Surabaya Juga Mencatat Pengeluaran Segelas Air Mineral
Radar Publik Selasa, 24 Desember 2013.
JAKARTA - Memiliki luas kota setengahnya dari Jakarta, Surabaya telah berhasil menerapkan sistem online yang baru dijalankan Ibu Kota pada tahun depan.
Wali Kota Subaraya Tri Rismaharani menjelaskan, dalam sistem online tersebut, mengatur segala hal pembelanjaan Pemkot Surabaya. Bahkan, sampai segelas air mineral pun dibeli melalui sistem e-budgeting demi mengontrol pengeluaran.
"Jadi kalau misalnya ada yang memesan air mineral sampai banyak banget, saya bisa tahu. Ini buat pengadaan acara apa buat isi kolam renang?" ujar Risma dalam diskusi media di Gedung Pengayoman, Kemenkum HAM, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2013).
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, pemaparan sistem e-budgeting yang dilakukannya bukan sekedar pamer belaka. "Bukan untuk kami bergaya menggunkaan elektronik, tapi bagaimana kita bisa melayani masyarakat Surabaya. Dengan sistem elektronik itulah kita berhemat," bebernya.
Bahkan, dalam menjalankan Musrenbang, masyarakat Surabaya dapat berkeluh kesah secara langsung terkait masalah yang dialaminya. "Masyarakat itu bisa mengusulkan secara elektronik. Ini oline semua. Kami bisa menindak lanjuti keluhan itu. Kalau ini kita cawang (centang), berarti disetujui," tukasnya.
"Begitu disetujui, mereka masuk ke e-budgeting kami yang sangat detail sampai steples amplop, itu ada. Disitu juga ketahuan mana yang terkena pajak. Dirjen pajak kita suruh, untuk hitung berapa pajak yang dipungut dari APBD Surabaya," pungkasnya. (Dadang)
JAKARTA - Memiliki luas kota setengahnya dari Jakarta, Surabaya telah berhasil menerapkan sistem online yang baru dijalankan Ibu Kota pada tahun depan.
Wali Kota Subaraya Tri Rismaharani menjelaskan, dalam sistem online tersebut, mengatur segala hal pembelanjaan Pemkot Surabaya. Bahkan, sampai segelas air mineral pun dibeli melalui sistem e-budgeting demi mengontrol pengeluaran.
"Jadi kalau misalnya ada yang memesan air mineral sampai banyak banget, saya bisa tahu. Ini buat pengadaan acara apa buat isi kolam renang?" ujar Risma dalam diskusi media di Gedung Pengayoman, Kemenkum HAM, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2013).
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, pemaparan sistem e-budgeting yang dilakukannya bukan sekedar pamer belaka. "Bukan untuk kami bergaya menggunkaan elektronik, tapi bagaimana kita bisa melayani masyarakat Surabaya. Dengan sistem elektronik itulah kita berhemat," bebernya.
Bahkan, dalam menjalankan Musrenbang, masyarakat Surabaya dapat berkeluh kesah secara langsung terkait masalah yang dialaminya. "Masyarakat itu bisa mengusulkan secara elektronik. Ini oline semua. Kami bisa menindak lanjuti keluhan itu. Kalau ini kita cawang (centang), berarti disetujui," tukasnya.
"Begitu disetujui, mereka masuk ke e-budgeting kami yang sangat detail sampai steples amplop, itu ada. Disitu juga ketahuan mana yang terkena pajak. Dirjen pajak kita suruh, untuk hitung berapa pajak yang dipungut dari APBD Surabaya," pungkasnya. (Dadang)
Penampungan TKW Digerebek, 20 Anak di Bawah Umur Ditemukan
Radar Publik Selasa, 24 Desember 2013.
BEKASI - Penampungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jalan Cendana No. 14, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi yang digerebek Mabes Polri diduga mempekerjakan anak di bawah umur rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia, Singapura dan Hongkong.
Menurut salah satu TKW, VK, dirinya sudah dua bulan berada di penampungan dan rancananya diberangkatkan ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.
"Selama disini kita diberikan pelatihan seperti cara merawat bayi dan orang jompo," kata perempuan asal NTT ini, Selasa (24/12/2013).
Diakuinya, tak jarang para staf memperlakukan para TKW secara tidak baik, seperti memberikan hukuman jika mereka beristirahat siang. "Macam-macam hukumannya kadang tidak dikasih makan juga atau suruh membersihkan ruangan," jelasnya.
Sementara dari data yang didapat dari 161 TKW yang ada di penampungan diketahui ada 20 TKW yang masih di bawah umur dan mereka rencananya akan dievakuasi ke save house Kemensos di Jakarta.
Sedangkan untuk para TKW lainnya rencananya akan di pulangkan ke daerah asalnya masing-masing dan untuk sementara diamankan di penampungan tersebut.
Hingga kini kasus trafficking ini masih ditangani pihak Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut. (Red)
BEKASI - Penampungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jalan Cendana No. 14, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi yang digerebek Mabes Polri diduga mempekerjakan anak di bawah umur rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia, Singapura dan Hongkong.
Menurut salah satu TKW, VK, dirinya sudah dua bulan berada di penampungan dan rancananya diberangkatkan ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.
"Selama disini kita diberikan pelatihan seperti cara merawat bayi dan orang jompo," kata perempuan asal NTT ini, Selasa (24/12/2013).
Diakuinya, tak jarang para staf memperlakukan para TKW secara tidak baik, seperti memberikan hukuman jika mereka beristirahat siang. "Macam-macam hukumannya kadang tidak dikasih makan juga atau suruh membersihkan ruangan," jelasnya.
Sementara dari data yang didapat dari 161 TKW yang ada di penampungan diketahui ada 20 TKW yang masih di bawah umur dan mereka rencananya akan dievakuasi ke save house Kemensos di Jakarta.
Sedangkan untuk para TKW lainnya rencananya akan di pulangkan ke daerah asalnya masing-masing dan untuk sementara diamankan di penampungan tersebut.
Hingga kini kasus trafficking ini masih ditangani pihak Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut. (Red)
Banjir, Ratusan Warga 3 Desa di Blitar Dievakuasi
Radar Publik Senin, 23 Desember 2013.
BLITAR - Sedikitnya 219 warga tiga desa, yakni Desa Sutojayan, Bacem, dan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dievakuasi dari kepungan banjir.
Pasalnya, luapan air Sungai Ngunut yang mengelilingi tiga desa tersebut telah menyerbu permukiman warga.
Menurut anggota Tagana Kabupaten Blitar, Edy Cahyono, di dalam rumah warga, air berwarna coklat pekat tersebut telah mencapai ketinggian hingga pusar orang dewasa.
"Karenanya evakuasi warga langsung kita lakukan. Hal itu mengingat hujan terus berlangsung dan dimungkinkan air naik," ujarnya, Senin (23/12/2013).
Selain tidak mampu menampung limpahan dari empat anak sungai di wilayah Timur dan Barat, ketinggian debit Sungai Ngunut dipengaruhi tebalnya pengendapan (sedimentasi) di dasar sungai.
Di sisi lain, kondisi itu diperparah jebolnya tanggul penahan air yang membentengi Desa Sutojayan dan Kalipang. Melubernya air di jalan raya rata-rata hingga paha orang dewasa.
Para petugas melakukan jemput bola ke rumah rumah warga dengan perahu karet. Seperti diketahui musibah banjir ini nyaris selalu terjadi setiap tahun.
Permukiman yang tertimpa bencana tersebut secara geografis berupa dataran rendah yang berbatasan langsung dengan daerah aliran sungai (DAS).
Sesuai catatan, peristiwa banjir terbesar hingga menelan korban jiwa terjadi pada 2004. "Sebagian besar bersedia dievakuasi, meski beberapa di antaranya ada yang bertahan," jelasnya.
Semua warga ditempatkan di Balai Desa Sutojayan. Dari jumlah yang ada lima orang di antaranya dirawat di puskesmas setempat karena sakit. Mereka adalah orang tua dan anak-anak yang mengeluh demam setelah semalam terendam banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Heru, mengatakan, tanggap darurat berlangsung tiga hari. "Warga mendapat pelayanan makanan gratis tiga kali sehari. Untuk anak anak ditambah dengan susu," tuturnya.
Dari data yang dihimpun, setelah sehari menginap di lokasi evakuasi, sebanyak 55 warga pengungsi berpindah ke rumah kerabat dan keluarga. Sementara selebihnya masih bertahan di lokasi pengungsian.
Bupati Blitar, Herry Noegroho, mengatakan, selama banjir masih berlangsung, Pemkab Blitar akan menyediakan pos-pos evakuasi untuk warga. Herry mengimbau warga untuk tetap mewaspadai banjir susulan. (RA. Rawie)
BLITAR - Sedikitnya 219 warga tiga desa, yakni Desa Sutojayan, Bacem, dan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dievakuasi dari kepungan banjir.
Pasalnya, luapan air Sungai Ngunut yang mengelilingi tiga desa tersebut telah menyerbu permukiman warga.
Menurut anggota Tagana Kabupaten Blitar, Edy Cahyono, di dalam rumah warga, air berwarna coklat pekat tersebut telah mencapai ketinggian hingga pusar orang dewasa.
"Karenanya evakuasi warga langsung kita lakukan. Hal itu mengingat hujan terus berlangsung dan dimungkinkan air naik," ujarnya, Senin (23/12/2013).
Selain tidak mampu menampung limpahan dari empat anak sungai di wilayah Timur dan Barat, ketinggian debit Sungai Ngunut dipengaruhi tebalnya pengendapan (sedimentasi) di dasar sungai.
Di sisi lain, kondisi itu diperparah jebolnya tanggul penahan air yang membentengi Desa Sutojayan dan Kalipang. Melubernya air di jalan raya rata-rata hingga paha orang dewasa.
Para petugas melakukan jemput bola ke rumah rumah warga dengan perahu karet. Seperti diketahui musibah banjir ini nyaris selalu terjadi setiap tahun.
Permukiman yang tertimpa bencana tersebut secara geografis berupa dataran rendah yang berbatasan langsung dengan daerah aliran sungai (DAS).
Sesuai catatan, peristiwa banjir terbesar hingga menelan korban jiwa terjadi pada 2004. "Sebagian besar bersedia dievakuasi, meski beberapa di antaranya ada yang bertahan," jelasnya.
Semua warga ditempatkan di Balai Desa Sutojayan. Dari jumlah yang ada lima orang di antaranya dirawat di puskesmas setempat karena sakit. Mereka adalah orang tua dan anak-anak yang mengeluh demam setelah semalam terendam banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Heru, mengatakan, tanggap darurat berlangsung tiga hari. "Warga mendapat pelayanan makanan gratis tiga kali sehari. Untuk anak anak ditambah dengan susu," tuturnya.
Dari data yang dihimpun, setelah sehari menginap di lokasi evakuasi, sebanyak 55 warga pengungsi berpindah ke rumah kerabat dan keluarga. Sementara selebihnya masih bertahan di lokasi pengungsian.
Bupati Blitar, Herry Noegroho, mengatakan, selama banjir masih berlangsung, Pemkab Blitar akan menyediakan pos-pos evakuasi untuk warga. Herry mengimbau warga untuk tetap mewaspadai banjir susulan. (RA. Rawie)
Minggu, 22 Desember 2013
Dua Kader NU 'Bertarung' untuk Posisi Ketua Ansor Jatim
Radar Publik Minggu, 22 Desember 2013.
LAMONGAN - Dua orang bakal bertarung untuk memerebut kursi Ketua PW GP Ansor Jatim saat Koferensi Wilayah (Konferwil) GP Ansor Jatim di Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.
Dua kandidat itu adalah Sholihul Am Anotobuwono (Ketua PC Ansor Jombang) dan Rudi Tri Wahid (Caleg dari PKB) yang juga mantan Ketua PC Ansor Ngawi.
Ketua Pelaksana Konferwil Ansor Jatim, Abdussalam, mengatakan, sejak pendaftaran calon ketua ditutup hanya dua orang yang mendaftar.
Sedangkan empat nama lain yang sempat mengemuka yakni Ahmad Tamim (mantan ketua PC Ansor Kabupaten Blitar), Hendro Tri Subiantoro (Wakil Ketua PW GP Ansor), Abdul Rohim (Ketua PC Ansor Kencong) dan Sukron Makmun Hidayat (Ketua PC Ansor Banyuwangi yang juga adik kandung Bupati Abdullah Azwar Anas) tidak jadi mendaftar.
"Rapat verifikasi berkasnya kita gelar Kamis 19 Desember lalu dan hasilnya keduanya dinyatakan memenuhi syarat,” ujar Sabtu, Minggu (22/12/2013).
Salam berharap, Konferwil ini menghasilkan keputusan yang terbaik demi kemajuan Ansor Jatim ke depan.
Terpisah, Rudi Tri Wahid salah satu kandidat calon Ketua GP Ansor Jatim mengaku optimis terpilih. Caleg PKB ini memiliki dukungan yang cukup kuat. Dia mengklaim mendapat dukungan 30 Pengurus Cabang (PC) dan ratusan PAC.
Padahal untuk mendaftar sebagai kandidat calon Ketua PW GP Ansor, setidaknya memiliki minimal rekomendasi dukungan dari 4 PC dan 20 PAC. "Saya sudah berusaha yang terbaik tinggal pasrah. Semoga saja peserta konferwil nanti memberikan suaranya," ujarnya.
Sementara itu, informasi yang berkembang, Rudi Tri Wahid merupakan kandidat calon yang dikehendaki oleh Mantan Ketua PP GP Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk memimpin Ansor Jatim.
Sempat beredar kabar ada aksi borong rekom untuk mengamankan Rudi Tri Wahid namun hingga akhirnya kabar itu dibantah oleh Wakil Ketua PP GP Ansor Makruf.
Terpisah kandidat lain, Sholihul Am Notobuwono, juga mengaku optimis. Cucu Pendiri GP Ansor KH Wahab Chasbullah itu mengaku ikut maju sebagai calon ketua semata-mata untuk meneruskan kembali perjuangan Ansor.
Pria yang akrab disapa Gus Aam ini yakin menang dalam pemilihan meski hanya mendapatkan dukungan dari 7 PC dan 26 PAC.
"Saya optimis menang, kalau tidak ada permainan uang dalam Konferwil. Sedangkan visi dan misi saya adalah melakukan revitalisasi nilai dan tradisi NU serta menterjemahkan PD/PRT GP Ansor," ujarnya.
Konferwil Ansor Jatim 2013 diikuti oleh 666 orang pengurus PAC dan 40 PC Ansor se-Jatim dijadwal dibuka dengan tahlil kubro dalam rangka haul Gus Dur dipimpin KH Abdul Ghofur selaku pemangku Ponpes Sunan Drajat.
Kemudian dilanjutkan dengan sambuatn oleh Gubernur Jatim, dan mauidhah hasanah oleh Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah.
Hari kedua atau Sabtu (21/12/2013) diisi dengan berbagai materi dan sidang pleno I yang membahas tentang Tata Tertib (Tatib) Konferwil. Kemudian besok, Minggu 22 Desember dijadwal pleno II tentang pengesahan Tatib, dilanjutkan dengan pemilihan ketua PW GP Ansor Jatim yang baru dan diakhiri dengan penutupan. (Nurani)
LAMONGAN - Dua orang bakal bertarung untuk memerebut kursi Ketua PW GP Ansor Jatim saat Koferensi Wilayah (Konferwil) GP Ansor Jatim di Ponpes Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.
Dua kandidat itu adalah Sholihul Am Anotobuwono (Ketua PC Ansor Jombang) dan Rudi Tri Wahid (Caleg dari PKB) yang juga mantan Ketua PC Ansor Ngawi.
Ketua Pelaksana Konferwil Ansor Jatim, Abdussalam, mengatakan, sejak pendaftaran calon ketua ditutup hanya dua orang yang mendaftar.
Sedangkan empat nama lain yang sempat mengemuka yakni Ahmad Tamim (mantan ketua PC Ansor Kabupaten Blitar), Hendro Tri Subiantoro (Wakil Ketua PW GP Ansor), Abdul Rohim (Ketua PC Ansor Kencong) dan Sukron Makmun Hidayat (Ketua PC Ansor Banyuwangi yang juga adik kandung Bupati Abdullah Azwar Anas) tidak jadi mendaftar.
"Rapat verifikasi berkasnya kita gelar Kamis 19 Desember lalu dan hasilnya keduanya dinyatakan memenuhi syarat,” ujar Sabtu, Minggu (22/12/2013).
Salam berharap, Konferwil ini menghasilkan keputusan yang terbaik demi kemajuan Ansor Jatim ke depan.
Terpisah, Rudi Tri Wahid salah satu kandidat calon Ketua GP Ansor Jatim mengaku optimis terpilih. Caleg PKB ini memiliki dukungan yang cukup kuat. Dia mengklaim mendapat dukungan 30 Pengurus Cabang (PC) dan ratusan PAC.
Padahal untuk mendaftar sebagai kandidat calon Ketua PW GP Ansor, setidaknya memiliki minimal rekomendasi dukungan dari 4 PC dan 20 PAC. "Saya sudah berusaha yang terbaik tinggal pasrah. Semoga saja peserta konferwil nanti memberikan suaranya," ujarnya.
Sementara itu, informasi yang berkembang, Rudi Tri Wahid merupakan kandidat calon yang dikehendaki oleh Mantan Ketua PP GP Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk memimpin Ansor Jatim.
Sempat beredar kabar ada aksi borong rekom untuk mengamankan Rudi Tri Wahid namun hingga akhirnya kabar itu dibantah oleh Wakil Ketua PP GP Ansor Makruf.
Terpisah kandidat lain, Sholihul Am Notobuwono, juga mengaku optimis. Cucu Pendiri GP Ansor KH Wahab Chasbullah itu mengaku ikut maju sebagai calon ketua semata-mata untuk meneruskan kembali perjuangan Ansor.
Pria yang akrab disapa Gus Aam ini yakin menang dalam pemilihan meski hanya mendapatkan dukungan dari 7 PC dan 26 PAC.
"Saya optimis menang, kalau tidak ada permainan uang dalam Konferwil. Sedangkan visi dan misi saya adalah melakukan revitalisasi nilai dan tradisi NU serta menterjemahkan PD/PRT GP Ansor," ujarnya.
Konferwil Ansor Jatim 2013 diikuti oleh 666 orang pengurus PAC dan 40 PC Ansor se-Jatim dijadwal dibuka dengan tahlil kubro dalam rangka haul Gus Dur dipimpin KH Abdul Ghofur selaku pemangku Ponpes Sunan Drajat.
Kemudian dilanjutkan dengan sambuatn oleh Gubernur Jatim, dan mauidhah hasanah oleh Ketua PWNU Jatim, KH Mutawakkil Alallah.
Hari kedua atau Sabtu (21/12/2013) diisi dengan berbagai materi dan sidang pleno I yang membahas tentang Tata Tertib (Tatib) Konferwil. Kemudian besok, Minggu 22 Desember dijadwal pleno II tentang pengesahan Tatib, dilanjutkan dengan pemilihan ketua PW GP Ansor Jatim yang baru dan diakhiri dengan penutupan. (Nurani)
Jumat, 20 Desember 2013
Rabu, 18 Desember 2013
Pelaku Penusukan di Pujasera Menyerahkan Diri
Radar Publik Kamis, 19 Desember 2013.
MALANG - Pelaku pembunuhan perempuan berjaket kuning di Pujasera, Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, akhirnya menyerahkan diri ke Mapolsek Klojen. Selanjutnya, pelaku yang diduga suami korban dibawa ke Mapolres Malang Kota untuk dimintai keterangan.
Wakapolres Malang Kota, Kompol Tri Saksono Puspo Aji , mengatakan, pelaku menyerahkan diri sekira pukul 21.30 WIB. Saat ini, pelaku sedang menjalani pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan anak (UPPA). "Keduanya suami istri, jadi masuk dalam KDRT," kata Kompol Tri Saksono, Rabu (18/12/2013) malam.
Menurutnya, korban bernama Nur sementara pelakunya berinisial A. Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif pembunuhan ini. Sedangkan jenazah korban masih menjalani autopsi di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. (Red)
MALANG - Pelaku pembunuhan perempuan berjaket kuning di Pujasera, Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, akhirnya menyerahkan diri ke Mapolsek Klojen. Selanjutnya, pelaku yang diduga suami korban dibawa ke Mapolres Malang Kota untuk dimintai keterangan.
Wakapolres Malang Kota, Kompol Tri Saksono Puspo Aji , mengatakan, pelaku menyerahkan diri sekira pukul 21.30 WIB. Saat ini, pelaku sedang menjalani pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan anak (UPPA). "Keduanya suami istri, jadi masuk dalam KDRT," kata Kompol Tri Saksono, Rabu (18/12/2013) malam.
Menurutnya, korban bernama Nur sementara pelakunya berinisial A. Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif pembunuhan ini. Sedangkan jenazah korban masih menjalani autopsi di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. (Red)
Perempuan Berjaket Kuning Tewas Ditusuk Pisau di Pujasera
Radar publik Kamis, 19 Desember 2013.
MALANG - Seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya tewas dengan luka tusukan pisau di Pujasera, Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, Rabu (18/12/2013) sekira pukul 20.30 WIB.
Perempuan yang mengenakan celana jeans warna biru, dan mengenakan jaket kuning ini tergeletak di depan Pujasera setelah berjalan sempoyongan dari dalam. Diduga perempuan ini sudah ditusuk di dalam Pujasera.
Menurut keterangan salah satu saksi, Yoga Andi Pradana, saat dirinya berjalan di sepan pujasera, tiba-tiba ada seorang laki-laki berlari ke arah utara. Selang beberapa saat keluar laki-laki dan perempuan dari dalam pujasera. "Mereka bertengkar," katanya, Rabu (18/12/2013).
Ia menyebutkan jika perempuan ini sudah ditusuk di dalam dan berjalan sempoyongan keluar sebelum akhirnya ambruk di depan pujasera. Pelaku, katanya, berjalan santai sambil membawa pisau ke arah utara.
Dari informasi yang dihimpun, pelaku datang berboncengan dengan dua temannya mengendarai motor. Pelaku yang duduk di tengah masuk ke dalam pujasera. Setelah sempat bertengkar, pelaku menusuk perempuan ini. Setelah itu, pelaku kabur dengan temannya ke arah utara.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Para pembeli pujasera terpaksa menunggu proses evakuasi selesai untuk bisa pulang. (Red)
MALANG - Seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya tewas dengan luka tusukan pisau di Pujasera, Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, Rabu (18/12/2013) sekira pukul 20.30 WIB.
Perempuan yang mengenakan celana jeans warna biru, dan mengenakan jaket kuning ini tergeletak di depan Pujasera setelah berjalan sempoyongan dari dalam. Diduga perempuan ini sudah ditusuk di dalam Pujasera.
Menurut keterangan salah satu saksi, Yoga Andi Pradana, saat dirinya berjalan di sepan pujasera, tiba-tiba ada seorang laki-laki berlari ke arah utara. Selang beberapa saat keluar laki-laki dan perempuan dari dalam pujasera. "Mereka bertengkar," katanya, Rabu (18/12/2013).
Ia menyebutkan jika perempuan ini sudah ditusuk di dalam dan berjalan sempoyongan keluar sebelum akhirnya ambruk di depan pujasera. Pelaku, katanya, berjalan santai sambil membawa pisau ke arah utara.
Dari informasi yang dihimpun, pelaku datang berboncengan dengan dua temannya mengendarai motor. Pelaku yang duduk di tengah masuk ke dalam pujasera. Setelah sempat bertengkar, pelaku menusuk perempuan ini. Setelah itu, pelaku kabur dengan temannya ke arah utara.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah tiba di lokasi beberapa saat kemudian. Para pembeli pujasera terpaksa menunggu proses evakuasi selesai untuk bisa pulang. (Red)
Senin, 16 Desember 2013
Ribuan Hektare Tanaman Padi di Tuban Terancam Puso
Radar Publik Selasa, 17 Desember 2013.
TUBAN - Ratusan rumah di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur masih direndam banjir imbas dari meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak kemarin. Banjir diperkirakan belum akan surut seiring tingginya curah hujan di hulu sungai.
Banjir tersebut melanda lima desa, yakni Desa Karangtinoto, Tambakrejo, Ngadirejo, Sumberejo, dan Bulurejo. Tanaman padi siap panen seluas 1.500 hektare pun terancam puso.
“Ada 430 rumah warga di lima desa yang terenamdam. Ribuan hektare padi yang tinggal seminggu lagi dipanen, juga terancam puso,” aku Camat Regel, M. Mahmud di Tuban, Selasa (17/12/2013).
Menurutnya banyak warga yang sudah mengungsi ke rumah keluarga mereka yang tidak terkena banjir. Namun ada juga yang memilih bertahan di rumah masing-masing.
Pihaknya pun menyediakan makanan siap saji yang dapat diambil di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban. “Kami sudah sediakan bahan makanan cepat saji untuk warga,” tutupnya.
Sementara itu, warga berharap pemerintah segera membangun tanggul di pinggiran Sungai Bengawan Solo yang masuk wilayah Kecamatan Regel. Dengan begitu, saat air sungai meninggi, tidak langsung meluap ke pemukiman warga. (Red)
TUBAN - Ratusan rumah di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur masih direndam banjir imbas dari meluapnya Sungai Bengawan Solo sejak kemarin. Banjir diperkirakan belum akan surut seiring tingginya curah hujan di hulu sungai.
Banjir tersebut melanda lima desa, yakni Desa Karangtinoto, Tambakrejo, Ngadirejo, Sumberejo, dan Bulurejo. Tanaman padi siap panen seluas 1.500 hektare pun terancam puso.
“Ada 430 rumah warga di lima desa yang terenamdam. Ribuan hektare padi yang tinggal seminggu lagi dipanen, juga terancam puso,” aku Camat Regel, M. Mahmud di Tuban, Selasa (17/12/2013).
Menurutnya banyak warga yang sudah mengungsi ke rumah keluarga mereka yang tidak terkena banjir. Namun ada juga yang memilih bertahan di rumah masing-masing.
Pihaknya pun menyediakan makanan siap saji yang dapat diambil di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban. “Kami sudah sediakan bahan makanan cepat saji untuk warga,” tutupnya.
Sementara itu, warga berharap pemerintah segera membangun tanggul di pinggiran Sungai Bengawan Solo yang masuk wilayah Kecamatan Regel. Dengan begitu, saat air sungai meninggi, tidak langsung meluap ke pemukiman warga. (Red)
Cabuli 5 Perempuan Lebih, Ustadz Gadungan Diringkus Polisi
Radar Publik Selasa, 17 Desember 2013.
BANDUNG BARAT - Hary Mukti Altabani (35), warga Kampung Sukasari, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat diringkus Kepolisian Resort Lembang, Senin (16/12/2013) karena melakukan perbuatan pencabulan terhadap lima orang lebih perempuan.
Hary Mukti Altabani diketahui sempat berprofesi sebagai host di sebuah program stasion televisi nasional dengan menjadi seorang ustadz.
Peristiwa bejad yang dilakukan mantan host ini, berawal saat dirinya membuka pengobatan di rumahnya dengan modus bisa menyembuhkan pasien dari godaan makhluk halus. Sang mantan host ini langsung melancarkan aksi bejatnya dengan cara menggerayangi pasien hingga berhubungan suami istri.
Menurut tersangka, Hary Mukti Altabani mengaku menyesal karena tidak menyangka bila perbuatan bejadnya ini dilaporkan sejumlah korbannya hingga harus berurusan dengan polisi. Selain itu, dia mengaku telah menyetubuhi sejumlah korban dengan mengiming-imingi bisa mengobati pasien.
Menurut Kapolsek Lembang, AKP Santi Aji, menyatakan modus yang dilakukan tersangka dengan cara bisa menyembuhkan pasien dari gangguan makhluk halus, kemudian korban dirayu dan disuruh mengikuti keinginan tersangka untuk bersetubuh. Sebanyak tiga orang
korban sudah melapor dan diperkirakan akan terus bertambah.
Tindakan senonoh tersangka ini telah berlangsung sejak 2013 dan yang menjadi korban hampir seluruhnya perempuan yang bersuami, bahkan sejumlah artis juga pernah berobat pada dirinya.
Untuk mempertangung jawabkan perbuatannya, tersangka terancam Pasal 285 KHUP atau 335 KUH pidana dengan ancaman 9 tahun penjara. (Red)
BANDUNG BARAT - Hary Mukti Altabani (35), warga Kampung Sukasari, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat diringkus Kepolisian Resort Lembang, Senin (16/12/2013) karena melakukan perbuatan pencabulan terhadap lima orang lebih perempuan.
Hary Mukti Altabani diketahui sempat berprofesi sebagai host di sebuah program stasion televisi nasional dengan menjadi seorang ustadz.
Peristiwa bejad yang dilakukan mantan host ini, berawal saat dirinya membuka pengobatan di rumahnya dengan modus bisa menyembuhkan pasien dari godaan makhluk halus. Sang mantan host ini langsung melancarkan aksi bejatnya dengan cara menggerayangi pasien hingga berhubungan suami istri.
Menurut tersangka, Hary Mukti Altabani mengaku menyesal karena tidak menyangka bila perbuatan bejadnya ini dilaporkan sejumlah korbannya hingga harus berurusan dengan polisi. Selain itu, dia mengaku telah menyetubuhi sejumlah korban dengan mengiming-imingi bisa mengobati pasien.
Menurut Kapolsek Lembang, AKP Santi Aji, menyatakan modus yang dilakukan tersangka dengan cara bisa menyembuhkan pasien dari gangguan makhluk halus, kemudian korban dirayu dan disuruh mengikuti keinginan tersangka untuk bersetubuh. Sebanyak tiga orang
korban sudah melapor dan diperkirakan akan terus bertambah.
Tindakan senonoh tersangka ini telah berlangsung sejak 2013 dan yang menjadi korban hampir seluruhnya perempuan yang bersuami, bahkan sejumlah artis juga pernah berobat pada dirinya.
Untuk mempertangung jawabkan perbuatannya, tersangka terancam Pasal 285 KHUP atau 335 KUH pidana dengan ancaman 9 tahun penjara. (Red)
Minggu, 15 Desember 2013
Radar Publik Kontak Kantor Redaksi Jl. UNIVERSITAS UBAYA, DUYUNG TRAWAS MOJOKERTO. Telp. 081216261999. 085334564999. Sms : 08563252999.
Visi Misi Media RADAR PUBLIK ONLINE
Visi :
Menjadi terdepan sebagai kabar intelektual, Media Radar Publik Online dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengimplementasikan nilai–nilai Pancasila dan UUD. 1945 dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan demi esensi dan eksistensi RADAR PUBLIK ONLINE di INDONESIA pada khususnya INTERNASIONAL pada umumnya.
Misi :
1) Menggunakan segala kemampuan dan potensi diri sebagai Media intelektual untuk memberikan sajian informasi yang terbaik bagi Masyarakat, bangsa dan Negara.
2) Pemahaman mendalam dan implementasi nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD. 1945 (sebagai ideologi kehidupan dan berbangsa dan bernegara) untuk diri sendiri maupun orang lain dengan atau melalui Media RADAR PUBLIK ONLINE.
3) Mempererat kebersamaan dan persaudaraan antara sesama anggota keluarga besar Kelembagaan Sehingga tercipta suasana internal dan eksternal yang menunjang jalannya ke eksisan Media Online dalam mencapai tujuan
4) Berjuang dan terus berkarya demi untuk menyajikan informasi terdepan mengabarkan kepada Masyarakat.
5) Mengadakan pembinaan untuk para pengurus dan anggota dalam sistem kinerja dan manajemen organisasi yang termotivasi, transparan, jujur, tertata, disiplin.
6) Melebarkan sayap Media RADAR PUBLIK ONLINE ke seluruh Indonesia.
Orientasi & Arah Program Kerja
INTERNAL
1) Maksimalisasi dan penguatan sistem pengkaderan.
2) Peningkatan kekompakan dan kebersamaan.
3) Memperbaiki koordinasi dan komunikasi.
4) Kemandirian dalam rangka mencari sumber berita dan transparansi serta berimbang.
EKSTERNAL
1) Menjalankan fungsi Media RADAR PUBLIK ONLINE sebagai kontrol sosial dan berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan Bangsa dan Negara.
2) Ikut berperan aktif dalam usaha penyelesaian permasalahan bangsa ini dengan seluruh elemen khususnya yang terdapat di INDONESIA.
3) Menghasilkan karya dan prestasi dengan berbagai kegiatan di bidang Kewartawanan.
4) Mengawasi dan mengkawal jalannya Pemerintahan.
Hingga pada akhirnya semua tersebut diatas dijadikan dasar bagi bagian – bagian dalam menjalankan program kerja. Bahwasanya dalam program kerja yang dibuat nanti harus memiliki arah dan pemahaman sebagai berikut :
1) Pencapaian hasil dari program kerja supaya dirasakan oleh lembaga Media Radar Publik Online demi kesejahteraan wartawannya.
2) Cakupan program kerja harus lebih luas dan terkonsep dengan jelas penuh transparan.
3) Parameter keberhasilan dari program kerja bukan hanya yang direncanakan tapi juga dalam hal kerja tim atas dasar saling percaya dan kebersamaan.
4) Program kerja merupakan hasil dari pemikiran mendalam dan diskusi.
5) Anggaran biaya merupakan salah satu pertimbangan, tapi dibuat serealistis mungkin dalam rekomendasi program kerja.
6) Lengkap dan baik secara administrasi dan sesuai dengan P.O. Media RADAR PUBLIK ONLINE serta AD/ART.
(Presiden Radar Publik: H. SUNYOTO NH)
Visi :
Menjadi terdepan sebagai kabar intelektual, Media Radar Publik Online dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengimplementasikan nilai–nilai Pancasila dan UUD. 1945 dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan demi esensi dan eksistensi RADAR PUBLIK ONLINE di INDONESIA pada khususnya INTERNASIONAL pada umumnya.
Misi :
1) Menggunakan segala kemampuan dan potensi diri sebagai Media intelektual untuk memberikan sajian informasi yang terbaik bagi Masyarakat, bangsa dan Negara.
2) Pemahaman mendalam dan implementasi nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD. 1945 (sebagai ideologi kehidupan dan berbangsa dan bernegara) untuk diri sendiri maupun orang lain dengan atau melalui Media RADAR PUBLIK ONLINE.
3) Mempererat kebersamaan dan persaudaraan antara sesama anggota keluarga besar Kelembagaan Sehingga tercipta suasana internal dan eksternal yang menunjang jalannya ke eksisan Media Online dalam mencapai tujuan
4) Berjuang dan terus berkarya demi untuk menyajikan informasi terdepan mengabarkan kepada Masyarakat.
5) Mengadakan pembinaan untuk para pengurus dan anggota dalam sistem kinerja dan manajemen organisasi yang termotivasi, transparan, jujur, tertata, disiplin.
6) Melebarkan sayap Media RADAR PUBLIK ONLINE ke seluruh Indonesia.
Orientasi & Arah Program Kerja
INTERNAL
1) Maksimalisasi dan penguatan sistem pengkaderan.
2) Peningkatan kekompakan dan kebersamaan.
3) Memperbaiki koordinasi dan komunikasi.
4) Kemandirian dalam rangka mencari sumber berita dan transparansi serta berimbang.
EKSTERNAL
1) Menjalankan fungsi Media RADAR PUBLIK ONLINE sebagai kontrol sosial dan berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan Bangsa dan Negara.
2) Ikut berperan aktif dalam usaha penyelesaian permasalahan bangsa ini dengan seluruh elemen khususnya yang terdapat di INDONESIA.
3) Menghasilkan karya dan prestasi dengan berbagai kegiatan di bidang Kewartawanan.
4) Mengawasi dan mengkawal jalannya Pemerintahan.
Hingga pada akhirnya semua tersebut diatas dijadikan dasar bagi bagian – bagian dalam menjalankan program kerja. Bahwasanya dalam program kerja yang dibuat nanti harus memiliki arah dan pemahaman sebagai berikut :
1) Pencapaian hasil dari program kerja supaya dirasakan oleh lembaga Media Radar Publik Online demi kesejahteraan wartawannya.
2) Cakupan program kerja harus lebih luas dan terkonsep dengan jelas penuh transparan.
3) Parameter keberhasilan dari program kerja bukan hanya yang direncanakan tapi juga dalam hal kerja tim atas dasar saling percaya dan kebersamaan.
4) Program kerja merupakan hasil dari pemikiran mendalam dan diskusi.
5) Anggaran biaya merupakan salah satu pertimbangan, tapi dibuat serealistis mungkin dalam rekomendasi program kerja.
6) Lengkap dan baik secara administrasi dan sesuai dengan P.O. Media RADAR PUBLIK ONLINE serta AD/ART.
(Presiden Radar Publik: H. SUNYOTO NH)
Ditemukan Sosok Mayat Laki-Laki Di Hutan Dusun Janjing Desa Seloliman
Radar Publik, Minggu 15 Desember 2013.
MOJOKERTO - Ditemukan oleh warga sesosok mayat di hutan dusun Janjing desa seloliman kec. Trawas.
Diduga mayat laki-laki tersebut korban pembunuhan dengan luka menganga dibagian tenggorokan serta luka sayat dibagian perut.
Menurut AKP Sukarni (Kapolsek Trawas) Kepada Radar Publik saat dikonfirmasi, Korban bernama Ashadi diperkirakan 35th, asal desa lo lawang ngoro, saat ini jasat korban dikirim ke RSU MOJOSARI untuk dilakukan visum.
Kini Jajaran Polsek Trawas segera melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan tersebut ujar AKP Sukarni. (RA Rawie)
MOJOKERTO - Ditemukan oleh warga sesosok mayat di hutan dusun Janjing desa seloliman kec. Trawas.
Diduga mayat laki-laki tersebut korban pembunuhan dengan luka menganga dibagian tenggorokan serta luka sayat dibagian perut.
Menurut AKP Sukarni (Kapolsek Trawas) Kepada Radar Publik saat dikonfirmasi, Korban bernama Ashadi diperkirakan 35th, asal desa lo lawang ngoro, saat ini jasat korban dikirim ke RSU MOJOSARI untuk dilakukan visum.
Kini Jajaran Polsek Trawas segera melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan tersebut ujar AKP Sukarni. (RA Rawie)
Sabtu, 14 Desember 2013
SBY Didesak Segera Atasi Konflik Agraria
Radar Publik Minggu, 15 Desember 2013.
JAKARTA - Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang mengalami kegelisahan karena pernyataannya bahwa ada ancaman terhadap Pemilu 2014. Dia menyarankan SBY untuk tidak sibuk berpolitik.
"Bagi IAW itu menunjukkan SBY hanya senang mengurusi urusan politik, bukan mengurusi kinerja instrumen pemerintahannya," kata Junisab dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/12/2013).
Selain itu, konflik pertanahan yang banyak terjadi, SBY terlihat tidak memberi respons layaknya pernyataan terkait Pemilu itu.
"Padahal konflik tanah jumlahnya teramat banyak dan kompleks. Ini seharusnya diutamakan SBY karena Komisi II DPR RI telah membentuk Panitia Kerja Penuntasan Konflik Pertanahan," tuturnya.
Kemudian diikuti oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI yang kemudian menerbitkan Surat Keputusan Kepala BPN RI nomor 227/KEP-25.2/IV/2013 tanggal 4 April 2013 tentang Pembentukan Tim Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan yang Berpotensi Konflik Strategis.
Menurutnya, Jika SBY segera tidak mengambil tindakan yang tegas, maka cenderung potensi konflik tanah bisa lebih besar ledakannya dari sekedar kerusuhan Mesuji. Malah bisa saja konflik pertanahan meledak disaat Pemilu 2014.
"Jelang akhir tahun ini SBY harus sesegera mungkin mempercepat penuntasan 82 kasus konflik strategis yang sudah dikaji Komisi II DPR RI dengan pemerintah," pungkasnya. (Nyoto)
JAKARTA - Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Junisab Akbar, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang mengalami kegelisahan karena pernyataannya bahwa ada ancaman terhadap Pemilu 2014. Dia menyarankan SBY untuk tidak sibuk berpolitik.
"Bagi IAW itu menunjukkan SBY hanya senang mengurusi urusan politik, bukan mengurusi kinerja instrumen pemerintahannya," kata Junisab dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/12/2013).
Selain itu, konflik pertanahan yang banyak terjadi, SBY terlihat tidak memberi respons layaknya pernyataan terkait Pemilu itu.
"Padahal konflik tanah jumlahnya teramat banyak dan kompleks. Ini seharusnya diutamakan SBY karena Komisi II DPR RI telah membentuk Panitia Kerja Penuntasan Konflik Pertanahan," tuturnya.
Kemudian diikuti oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI yang kemudian menerbitkan Surat Keputusan Kepala BPN RI nomor 227/KEP-25.2/IV/2013 tanggal 4 April 2013 tentang Pembentukan Tim Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan yang Berpotensi Konflik Strategis.
Menurutnya, Jika SBY segera tidak mengambil tindakan yang tegas, maka cenderung potensi konflik tanah bisa lebih besar ledakannya dari sekedar kerusuhan Mesuji. Malah bisa saja konflik pertanahan meledak disaat Pemilu 2014.
"Jelang akhir tahun ini SBY harus sesegera mungkin mempercepat penuntasan 82 kasus konflik strategis yang sudah dikaji Komisi II DPR RI dengan pemerintah," pungkasnya. (Nyoto)
Kamis, 12 Desember 2013
Tretes Sebagai Lahan Oknum Belum Ada Tindakan Dari Pemerintah
Radar Publik
PASURUAN - Persiden Radar Publik (Gus Nyoto) Menyorot keras kepada Pemerintah bahwa Tretes diduga banyak vila dan kafe yang tanpa ijin beroperasi, bahkan Miras serta Pil koplo beredar tanpa enggan di Hotel-hotel.
''Kepada penegak hukum yang berkompeten seharusnya mengoperasi Mobil-mobil yang naik ke tretes, karena diduduga banyak yang membawa barang haram tersebut belum tersentuh oleh penegak hukum''
Seharusnya para aparatur negara bertindak tegas bukan mala ikut campur memakai maupun mengedarkan.
Hibauan kami supaya aparatur negara memperketat dalam menjalankan tugasnya untuk menjadikan negeri ini santosa aman dan sehat dalam pemerintahan maupun masyarakat. (Red)
PASURUAN - Persiden Radar Publik (Gus Nyoto) Menyorot keras kepada Pemerintah bahwa Tretes diduga banyak vila dan kafe yang tanpa ijin beroperasi, bahkan Miras serta Pil koplo beredar tanpa enggan di Hotel-hotel.
''Kepada penegak hukum yang berkompeten seharusnya mengoperasi Mobil-mobil yang naik ke tretes, karena diduduga banyak yang membawa barang haram tersebut belum tersentuh oleh penegak hukum''
Seharusnya para aparatur negara bertindak tegas bukan mala ikut campur memakai maupun mengedarkan.
Hibauan kami supaya aparatur negara memperketat dalam menjalankan tugasnya untuk menjadikan negeri ini santosa aman dan sehat dalam pemerintahan maupun masyarakat. (Red)
Tretes Sebagai Lahan Oknum Belum Ada Tindakan Dari Pemerintah
Radar Publik
PASURUAN - Persiden Radar Publik (Gus Nyoto) Menyorot keras kepada Pemerintah bahwa Tretes diduga banyak vila dan kafe yang tanpa ijin beroperasi, bahkan Miras serta Pil koplo beredar tanpa enggan di Hotel-hotel.
''Kepada penegak hukum yang berkompeten seharusnya mengoperasi Mobil-mobil yang naik ke tretes, karena diduduga banyak yang membawa barang haram tersebut belum tersentuh oleh penegak hukum''
Seharusnya para aparatur negara bertindak tegas bukan mala ikut campur memakai maupun mengedarkan.
Hibauan kami supaya aparatur negara memperketat dalam menjalankan tugasnya untuk menjadikan negeri ini santosa aman dan sehat dalam pemerintahan maupun masyarakat. (Red)
PASURUAN - Persiden Radar Publik (Gus Nyoto) Menyorot keras kepada Pemerintah bahwa Tretes diduga banyak vila dan kafe yang tanpa ijin beroperasi, bahkan Miras serta Pil koplo beredar tanpa enggan di Hotel-hotel.
''Kepada penegak hukum yang berkompeten seharusnya mengoperasi Mobil-mobil yang naik ke tretes, karena diduduga banyak yang membawa barang haram tersebut belum tersentuh oleh penegak hukum''
Seharusnya para aparatur negara bertindak tegas bukan mala ikut campur memakai maupun mengedarkan.
Hibauan kami supaya aparatur negara memperketat dalam menjalankan tugasnya untuk menjadikan negeri ini santosa aman dan sehat dalam pemerintahan maupun masyarakat. (Red)
Senin, 09 Desember 2013
Kasus Korupsi UIN Segera Dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor
Radar Publik Selasa, 10 Desember 2013.
MALANG - Kejaksaan Negeri Malang segera melimpahkan kasus dugaan korupsi lahan kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur.
Kepala Kejaksaan Negeri Malang, Munasim, mengungkapkan, berkas perkara dengan dua orang tersangka, NH dan M, ditargetkan segera selesai.
"Bulan ini akan dilimpahkan ke Pnegadilan Tipikor," katanya usai peringatan Hari Anti-Korupsi di Kantor Kejari Malang, Senin (9/12/2013).
Korps berbaju coklat ini juga sudah menentukan calon tersangka lain dari terkait kasus ini yang berasal dari UIN Maliki. Pada Januari 2014, tim penyidik akan mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) untuk pengembangan kasus ini.
Dugaan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara sekira Rp4 miliar ini sudah ada dua tersangka. NH merupakan Sekretaris Desa Tlekung dan M perangkat desa setempat. Keduanya diduga melakukan mark up harga tanah dan menggelapkan tanah milik warga Tlekung.
Kasus ini bermula saat UIN Maliki Malang membebaskan lahan seluas lebih dari 11 hektare yang tersebar di Desa Tlekung dan Junrejo Kota Batu serta sebagian lagi masuk wilayah Dau Kabupaten Malang.
Total pembebasan lahan menelan dana sebesar Rp14 miliar dari APBN pada anggaran 2008. Hasil penyidikan Kejari Kota Malang, akibat ulah keduanya negara dirugikan sebesar Rp4 miliar.
Hingga kini, Kejaksaan sudah memeriksa 51 saksi, 46 orang di antaranya adalah para pemilik lahan sedangkan sisanya adalah pejabat kampus. Rektor UIN Maliki Malang juga sudah diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini.(nyoto)
MALANG - Kejaksaan Negeri Malang segera melimpahkan kasus dugaan korupsi lahan kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur.
Kepala Kejaksaan Negeri Malang, Munasim, mengungkapkan, berkas perkara dengan dua orang tersangka, NH dan M, ditargetkan segera selesai.
"Bulan ini akan dilimpahkan ke Pnegadilan Tipikor," katanya usai peringatan Hari Anti-Korupsi di Kantor Kejari Malang, Senin (9/12/2013).
Korps berbaju coklat ini juga sudah menentukan calon tersangka lain dari terkait kasus ini yang berasal dari UIN Maliki. Pada Januari 2014, tim penyidik akan mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) untuk pengembangan kasus ini.
Dugaan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara sekira Rp4 miliar ini sudah ada dua tersangka. NH merupakan Sekretaris Desa Tlekung dan M perangkat desa setempat. Keduanya diduga melakukan mark up harga tanah dan menggelapkan tanah milik warga Tlekung.
Kasus ini bermula saat UIN Maliki Malang membebaskan lahan seluas lebih dari 11 hektare yang tersebar di Desa Tlekung dan Junrejo Kota Batu serta sebagian lagi masuk wilayah Dau Kabupaten Malang.
Total pembebasan lahan menelan dana sebesar Rp14 miliar dari APBN pada anggaran 2008. Hasil penyidikan Kejari Kota Malang, akibat ulah keduanya negara dirugikan sebesar Rp4 miliar.
Hingga kini, Kejaksaan sudah memeriksa 51 saksi, 46 orang di antaranya adalah para pemilik lahan sedangkan sisanya adalah pejabat kampus. Rektor UIN Maliki Malang juga sudah diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini.(nyoto)
Minggu, 08 Desember 2013
Dalam Rangka Penguatan Kapasitas Relawan Penanggulangan Bencana (BNPB) Di Ubaya Trawas Mojokerto
Radar Publik, Senin 9/12/2013.
MOJOKERTO- Di Ubaya Hari ini di adakan Penguatan Kapasitas Relawan Penanggulangan Bencana.
Di hadiri dari berbagai Relawan yang bergabung untuk melakukan pembekalan diri kesemangatan dalam bertugas dan saling kerjasama satu sama lain serta saling kebersatuan.
Yang hadir kurang lebih 3000 relawan yang tergabung di (BNPB) saat ini. (Gus Nyoto)
MOJOKERTO- Di Ubaya Hari ini di adakan Penguatan Kapasitas Relawan Penanggulangan Bencana.
Di hadiri dari berbagai Relawan yang bergabung untuk melakukan pembekalan diri kesemangatan dalam bertugas dan saling kerjasama satu sama lain serta saling kebersatuan.
Yang hadir kurang lebih 3000 relawan yang tergabung di (BNPB) saat ini. (Gus Nyoto)
Jumat, 06 Desember 2013
Penghulu di Kota Malang Ketakutan Dan Tetap Layani Akad Nikah di Luar Kantor
Radar Publik Jum'at, 6 Desember 2013.
MALANG - Penghulu di Kota Malang, Jawa Timur, tetap melayani masyarakat yang melaksanakan akad nikah di luar kantor maupun di luar jam kerja.
Humas Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Burhanudin, mengaku berpedoman pada keputusan pusat yang tidak melarang proses akad nikah di luar kantor dan jam kerja. Sehingga ketika KUA di daerah lain sepakat melakukan hal sebaliknya, pihaknya tak ingin ikut-ikutan.
"Keputusan Kemenag pusat yang kami ikuti," kata Burhanudin Kepada Persiden Radar Publik, Jumat (6/12/2013).
Menurutnya, Kemenag Kota Malang tetap mewajibkan semua penghulu di Kota Malang yang jumlahnya 176 orang, untuk tetap melayani masyarakat.
Dia menilai, biaya pernikahan yang minim hanya sebesar Rp30 ribu, dan tidak ada jaminan tunjangan operasional, bukanlah persoalan untuk melangsungkan akad di tempat yang ditentukan keluarga pengantin.
Burhanudin juga menegaskan, jika ada pihak keluarga yang memberikan sesuatu, itu bukan permintaan penghulu melainkan murni pemberian keluarga pengantin. "Itu bukan gratifikasi," katanya tegas.
Seperti diberitakan, Forum KUA Jawa Timur memastikan tidak melayani akad nikah di luar KAU dan di luar jam kerja. Deklrasi itu buntut kasus dugaan korupsi yang menimpa Kepala KUA Kota Kediri, Romli. Dia dituding melakukan praktik gratifikasi lantaran menerima biaya pernikahan sebesar Rp225 ribu dari yang ditetapkan pemerintah Rp30 ribu.
Jika Dikota malang ada penghulu dan KUA yang menyalahi aturan siap di rana hukumkan. (Gus Nyoto)
MALANG - Penghulu di Kota Malang, Jawa Timur, tetap melayani masyarakat yang melaksanakan akad nikah di luar kantor maupun di luar jam kerja.
Humas Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Burhanudin, mengaku berpedoman pada keputusan pusat yang tidak melarang proses akad nikah di luar kantor dan jam kerja. Sehingga ketika KUA di daerah lain sepakat melakukan hal sebaliknya, pihaknya tak ingin ikut-ikutan.
"Keputusan Kemenag pusat yang kami ikuti," kata Burhanudin Kepada Persiden Radar Publik, Jumat (6/12/2013).
Menurutnya, Kemenag Kota Malang tetap mewajibkan semua penghulu di Kota Malang yang jumlahnya 176 orang, untuk tetap melayani masyarakat.
Dia menilai, biaya pernikahan yang minim hanya sebesar Rp30 ribu, dan tidak ada jaminan tunjangan operasional, bukanlah persoalan untuk melangsungkan akad di tempat yang ditentukan keluarga pengantin.
Burhanudin juga menegaskan, jika ada pihak keluarga yang memberikan sesuatu, itu bukan permintaan penghulu melainkan murni pemberian keluarga pengantin. "Itu bukan gratifikasi," katanya tegas.
Seperti diberitakan, Forum KUA Jawa Timur memastikan tidak melayani akad nikah di luar KAU dan di luar jam kerja. Deklrasi itu buntut kasus dugaan korupsi yang menimpa Kepala KUA Kota Kediri, Romli. Dia dituding melakukan praktik gratifikasi lantaran menerima biaya pernikahan sebesar Rp225 ribu dari yang ditetapkan pemerintah Rp30 ribu.
Jika Dikota malang ada penghulu dan KUA yang menyalahi aturan siap di rana hukumkan. (Gus Nyoto)
Kamis, 05 Desember 2013
Semua KUA Di Indonesia Memang Bangsat
Radar Publik
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
Semua KUA Di Indonesia Memang Bangsat
Radar Publik
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
Semua KUA Di Indonesia Memang Bangsat
Radar Publik
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
Semua KUA Di Indonesia Memang Bangsat
Radar Publik
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
PEMIMPIN RADAR PUBLIK Menilai bahwasannya Seluruh KUA itu bangsat, '' Kenapa tidak KUA adalah Kantor Urusan Agama yang Bukan berwenang untuk menikahkan melainkan hanya mencatat saja, jika KUA sudah merasa tidak mau mencatat dan enggan menjalankan tugasnya juga tidak mau bekerja untuk kemaslahatan Rakyat maka Bubarkan saja, rakyat tidak butuh Pencatat dari KUA kalau soal mencatat saja dari pihak kelurahan dan kecamatan saja sudah cukup Kalau bisa libatkan tokoh2 agama kan bisa..
Memang bangsat KUA berkedok agama untuk memeras orang yang membutuhkan'' (Gus Nyoto).
Selasa, 03 Desember 2013
Dua Pemuda Desa di Lumajang Tewas Usai Pesta Miras
Radar Publik Rabu, 4 Desember 2013.
LUMAJANG - Dua pemuda warga Desa/Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meregang nyawa diduga akibat kerucunan minuman keras (miras). Sebelum meninggal, keduanya pesta miras jenis arak.
Dua korban yakni Rianto dan Anas, menghembuskan nafas terakhir secara bersamaan kemarin sore. Jenazah mereka dibawa ke RSU Dokter Haryoto Lumajang untuk proses autopsi.
Sebelum tewas, Anas mengeluhkan rasa panas di perutnya kepada sang kakak, Yuliana. “Setelah pesta miras arak bersama sejumlah rekannya, dia mengeluh. Perutnya mual dan rasanya seperti terbakar," aku Yuliani.
Sementara itu, aparat Kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di masing-masing rumah korban. Diketahui keduanya pesta miras pada Minggu 1 Desember malam.
“Informasi sementara yang kami himpun pada Minggu malam kedua korban bersama rekan lainnya melakukan pesta miras,” ujar Kapolsek Yosowilangun, AKP Budi Setyono kepada Wartawan.
Selain mengamankan sejumlah barang bukti, polisi juga memeriksa Samuri, warga setempat yang merupakan rekan para korban. “Kami mintai keterangan,” pungkasnya. (Red)
LUMAJANG - Dua pemuda warga Desa/Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meregang nyawa diduga akibat kerucunan minuman keras (miras). Sebelum meninggal, keduanya pesta miras jenis arak.
Dua korban yakni Rianto dan Anas, menghembuskan nafas terakhir secara bersamaan kemarin sore. Jenazah mereka dibawa ke RSU Dokter Haryoto Lumajang untuk proses autopsi.
Sebelum tewas, Anas mengeluhkan rasa panas di perutnya kepada sang kakak, Yuliana. “Setelah pesta miras arak bersama sejumlah rekannya, dia mengeluh. Perutnya mual dan rasanya seperti terbakar," aku Yuliani.
Sementara itu, aparat Kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di masing-masing rumah korban. Diketahui keduanya pesta miras pada Minggu 1 Desember malam.
“Informasi sementara yang kami himpun pada Minggu malam kedua korban bersama rekan lainnya melakukan pesta miras,” ujar Kapolsek Yosowilangun, AKP Budi Setyono kepada Wartawan.
Selain mengamankan sejumlah barang bukti, polisi juga memeriksa Samuri, warga setempat yang merupakan rekan para korban. “Kami mintai keterangan,” pungkasnya. (Red)
Hujan Es Sekepal Tangan Hancurkan Ratusan Rumah
Radar Publik Rabu, 4 Desember 2013
SEMARANG - Ratusan rumah di dua kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hancur diterjang angin putting beliung dan hujan es, dini hari tadi. Cuaca buruk yang terjadi sejak sore kemarin juga menumbangkan ratusan pohon di sekitar rumah warga.
Puluhan rumah di Desa Sukorejo, Kecamatan Suruh, hancur di bagian atapnya akibat tertimpa pohon-pohon yang tumbang. Tak hanya menghancurkan genteng, rangka atap yang terbuat dari kayu serta dinding rumah juga roboh.
Hingga kini, warga dibantu tim SAR dan TNI berusaha menyingkirkan batang-batang pohon yang menimpa rumah. Selain itu, ratusan batang pohon yang tumbang dan menutupi jalan juga masih belum dievakuasi.
”Angin kencang bertiup dari arah barat daya. Tak hanya angin yang mampu mencabut pepohonan berukuran besar, namun juga terjadi hujan disertai es berukuran kepalan tangan yang menghancurkan atap-atap rumah,” kata seorang warga, Siswadi, Selasa (3/12/2013).
Angin yang memporak-porandakan dua desa di Kecamatan Suruh itu belangsung sekira 15 menit. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun warga ketakutan hingga berhamburan keluar rumah saat kejadian. Sekira 60 rumah mengalami rusak parah, serta puluhan lainnya rusak ringan.
Untuk kejadian susulan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang menyiapkan tenda bagi para warga yang rumahnya belum bisa diperbaiki. Untuk memperlancar distribusi bantuan, petugas TNI masih berupaya menyingkirkan batang-batang pohon yang menutupi jalan. (Nyoto)
SEMARANG - Ratusan rumah di dua kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hancur diterjang angin putting beliung dan hujan es, dini hari tadi. Cuaca buruk yang terjadi sejak sore kemarin juga menumbangkan ratusan pohon di sekitar rumah warga.
Puluhan rumah di Desa Sukorejo, Kecamatan Suruh, hancur di bagian atapnya akibat tertimpa pohon-pohon yang tumbang. Tak hanya menghancurkan genteng, rangka atap yang terbuat dari kayu serta dinding rumah juga roboh.
Hingga kini, warga dibantu tim SAR dan TNI berusaha menyingkirkan batang-batang pohon yang menimpa rumah. Selain itu, ratusan batang pohon yang tumbang dan menutupi jalan juga masih belum dievakuasi.
”Angin kencang bertiup dari arah barat daya. Tak hanya angin yang mampu mencabut pepohonan berukuran besar, namun juga terjadi hujan disertai es berukuran kepalan tangan yang menghancurkan atap-atap rumah,” kata seorang warga, Siswadi, Selasa (3/12/2013).
Angin yang memporak-porandakan dua desa di Kecamatan Suruh itu belangsung sekira 15 menit. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun warga ketakutan hingga berhamburan keluar rumah saat kejadian. Sekira 60 rumah mengalami rusak parah, serta puluhan lainnya rusak ringan.
Untuk kejadian susulan, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang menyiapkan tenda bagi para warga yang rumahnya belum bisa diperbaiki. Untuk memperlancar distribusi bantuan, petugas TNI masih berupaya menyingkirkan batang-batang pohon yang menutupi jalan. (Nyoto)
Langganan:
Postingan (Atom)
Box Redaksi Radar Publik
Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha ...
-
Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS...
-
Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, ...
-
Radar Publik Mojokerto Perusahaan pemotongan ayam milik PT REZA PERKASA di desa Ngeres kec. Gedek kab. Mojokerto baunya menyengat ke p...