Minggu, 15 November 2015

Cabub Mojokerto yang Dicoret KPU Menuntut Balik

Radar Publik
MOJOKERTO - Minggu, 15 November 2015.
Calon Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto yang dicoret, Choirun Nisa-Arifudinsjah, balik melawan dan akan menggugat keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mojokerto. Keduanya dicoret kurang dari sebulan waktu pencoblosan setelah Mahkamah Agung menerima gugatan dari satu pesaing mereka tentang penetapan para peserta pemilihan kepala daerah oleh KPU setempat. Pasangan Nisa-Syah dianggap mengantongi surat rekomendasi partai yang tidak sah.

“Kami tidak boleh tinggal diam. Kami dan tim akan menempuh jalur hukum,” kata Nisa, yang juga mantan wakil bupati, di rumahnya di Perumahan Japan Raya, Mojokerto, Sabtu malam, 14 November 2015.

Nisa merasa telah dizalimi orang-orang yang tak senang dengan pencalonannya sebagai calon bupati dalam Pilkada 2015. “Perjalanan (proses pencalonan) semua sama-sama tahu,” ujarnya.

Ia mengimbau kepada semua simpatisan dan relawan agar tetap semangat. “Sekali lagi kita tetap semangat karena tujuan kita adalah mulia, ingin menjadikan Mojokerto lebih baik dari sekarang,” tutur istri dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto ini.

Kepolisian dan TNI masih siaga 1 setelah KPU mengumumkan pencoretan pasangan Nisa-Syah. Bahkan kepolisian menambah pasukan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur sebanyak satu satuan setingkat kompi (SSK). “Hari ini kami dapat tambahan Brimob lagi satu SSK,” ucap Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto.

Total ada sekitar 2.700 personel Polri dan TNI yang disiagakan dalam pilkada Kabupaten Mojokerto, baik personel di Kabupaten maupun Kota Mojokerto. “Selain pasukan organik, pengamanan juga melibatkan bantuan dari Brimob Polda Jawa Timur dan Batalyon Kavaleri 3 Malang,” ujar Budhi. (Nyoto)

Kapolda Metro: Kecil kemungkinan ledakan granat di Duren Sawit dilakukan teroris


Radar Publik
JAKARTA - Senin, 16 November 2015
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyatakan, ledakan granat di luar Gedung Multi Piranti Graha di Jalan Raden Intan II, Duren Sawit, Jakarta Timur, karena permasalahan manajemen gedung Jakarta Timur, kemungkinan kecil dilakukan oleh kelompok teroris.

Menurut Irjen Pol Tito, gedung ini terdapat 12 perusahaan yang beroperasi setiap hari. Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan terkait motif di balik pelemparan granat di depan Gedung Multi Piranti Graha.

"Ledakan tersebut diperkirakan jenis granat, kemudian dilemparkan dari jalan ke loby gedung. Dimana serpihan kaca tersebut mengenai salah seorang security," kata  Irjen Pol Tito pada Radar Publik, Senin (16/11).

Hingga saat ini petugas kepolisian masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekitar Gedung Multi Piranti Graha. (Red)

11 bulan, terdapat 95 kasus kekerasan anak di Bali


Radar Publik
BALI - Senin, 16 November 2015
Kepolisian Resor Buleleng, Bali mencatat terjadi 95 kasus kekerasan terhadap anak di daerah itu selama kurun waktu 11 bulan, periode Januari-November 2015.

"Jumlah tersebut yang sudah dilaporkan kepada polisi dan kami perkirakan masih banyak yang belum dilaporkan," kata Kepala Bagian Operasional Polres Buleleng, Kompol Ketut Gelgel di Singaraja, Senin (16/11).

Ia menuturkan, jumlah tersebut dinilai cukup besar dan sangat memprihatinkan. "Jadi, dalam satu bulan, terdapat 8-9 kasus kekerasan terhadap anak." imbuh Kompol Ketut Gelgel.

Gelgel lebih lanjut memaparkan, perlu sinergitas semua pihak baik itu pemerintah daerah, kepolisian dan masyarakat dalam mengantisipasi maraknya kekerasan terhadap anak.

"Semua mesti saling bahu membahu dalam membangun pemahamam masyarakat tentang pentingnya menjaga dan mengawasi putra-putrinya dalam pergaulan dan hubungan dengan orang lain," kata Kompol Ketut Gelgel.

Ia menambahkan, terdapat tiga tahap penanganan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak, yakni aspek sosial, aspek psikologis dan aspek hukum, dikutip dari Antara.

"Dalam menangani kasus kekerasan yang pertama melihat aspek sosialnya, kasusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau tidak, terutama dipantau babinsa dan babinkamtibmas agar mengetahui dampak sosialnya.

Selanjutnya, kata dia, aspek psikologis yang timbul akibat kekeras itu dan ketiga baru dapat diselesaikan secara hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Hal itu, kata Kompol Ketut Gelgel, penting dilakukan sebagai upaya penanganan dan penyelesaikan kasus kekerasan terhadap anak sesuai dengan alur yang ada. "Ya, ketiga proses itu mesti dijalankan," ujar Kompol Ketut Gelgel. (Nyoto)

Polisi Surabaya tembak mati tahanan kabur


Radar Publik
Surabaya - Polisi Surabaya menembak mati seorang tahanan berinisial AS yang sempat kabur dari penjara kantor Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) setempat setelah mencoba melawan saat hendak disergap kembali, Minggu (15/11).

"Kami terpaksa ambil tindakan tegas karena melawan petugas dengan sebilah pisau besar," ujar Kasatreskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Takdir Mattanete kepada wartawan di Surabaya, Minggu pagi.

Tahanan yang merupakan tersangka kasus narkoba itu, kata dia, tak mengindahkan tembakan peringatan polisi, bahkan mencoba menyerang dengan menghunuskan pisau ke arah anggota reskrim sebelum akhirnya dua peluru bersarang di dada AS.

Tersangka melarikan diri sejak Selasa (10/11) bersama seorang rekannya satu sel, berinisial DS, yang sudah ditangkap terlebih dahulu.

Takdir Mattanete menceritakan, sejak dua tahanan kabur dari Mapolrestabes, timnya bergerak cepat dan memburu keberadaan AS yang memang dikenal "licin" tersebut.

Tersangka yang tinggal di kawasan Putat Jaya itu sempat tak terdeteksi keberadaannya, bahkan ketika dicari di beberapa tempat yang dicurigai menjadi lokasi persembunyian juga tidak ditemukan.

Hingga akhirnya polisi menerima informasi ada seseorang mencurigakan sedang tidur di atas nisan tempat pemakaman umum Jarak, Minggu sekitar pukul 01.00 WIB.

"Kami bergerak dan ternyata benar orang itu AS sehingga langsung disergap. Tapi bukannya menyerah malah melawan polisi," kata perwira menengah tersebut.

Tersangka langsung meninggal di lokasi dan dibawa ke kamar jenazah RSU dr Soetomo, sedangkan barang bukti pisau serta kunci T milik AS disita polisi sebagai barang bukti. (Nyoto)

Kecewa istri tak perawan, RE bunuh pelaku pemerkosa dan potong burungnya


Radar Publik
Lampung - Senin, 16 November 2015
Kepolisian Daerah Lampung menangkap pelaku pembunuhan sekaligus memotong kelamin korban Rd (25) di Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung.

"Petugas berhasil menangkap RE pelaku pembunuhan, setelah satu bulan lebih bersembunyi dalam pelariannya," kata Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong di Bandar Lampung, Minggu (15/11) malam.

Dia mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (4/10) sekitar pukul 17.30 WIB, di Kampung Penumangan, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang. Ada laporan dari Nency istri korban, yang mencurigai ada mobil travel terbakar dari ciri-cirinya milik Rd suaminya.

Ia melanjutkan, istrinya sudah lama kehilangan kontak dari korban dan setelah mendatangi mobil tersebut bersama dengan mertuanya menuju lokasi dugaanya ternyata benar, bahwa mobil tersebut merupakan milik suaminya dan diketahui korban ada di dalam dengan kondisi mengenaskan, alat kelamin sudah terpotong.

"Petugas langsung mencari pelaku yang melakukan pembunuhan tersebut," ujarnya.

Petugas pun langsung menangkap pelaku setelah satu bulan dalam pelariannya, petugas berhasil menangkap tersangka RE (23) dan NA (20) keduanya merupakan pasangan suami isteri.

Dari keterangan pelaku, pembunuhan ini dilatarbelakangi sakit hati karena istrinya sempat diperkosa oleh korban.

Pelaku baru mengetahui hal itu setelah menikah, karena curiga jika istrinya sudah tidak perawan. Sebulan kemudian, kecurigaan tersangka akhirnya terjawab dan istrinya menceritakan tentang pemerkosaan tersebut.

"Petugas menangkap dua orang, dasar pembunuhan karena pelaku sakit hati istrinya sudah diperkosa oleh korban," kata dia.

Tersangka menyuruh istrinya untuk menghubungi korban dengan modus berpura-pura ada saudara yang ingin menumpang mobil korban ke Sidomulyo.

Setelah ada kesepakatan ongkos, tanpa curiga korban mau saja menemui tersangka di Kampung Tua.

"Dalam perjalanan itu tersangka, menusukan pisau yang telah dibawanya ke bagian perut," kata dia.

Selain itu, tersangka juga memotong alat vital korban karena merasa sakit hati.

Sementara itu, tersangka RE mengatakan nekat melakukan pembunuhan, memotong dan memakan alat vital korban yang merupakan sopir travel karena istri tersangka Na dulu sempat diperkosa oleh korban.

"Saat bertemu saya langsung membunuh tersangka dengan cara menusuknya dan memotong alat vitalnya," katanya.

Pelaku mengatakan, alat vital korban dipotong dan tidak dipengaruhi seseorang atau pun menganut ilmu.

"Saya potong alat vitalnya dan mengirisnya menjadi potongan kecil lalu menyayurnya dan memakannya, untuk obat sakit saya," katanya.

Ia mengatakan, hanya dirinya yang memakan sedangkan istrinya tidak. (Red)

BERITA RADAR PUBLIK

Box Redaksi Radar Publik

Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha       ...