Radar Publik |
Jum'at, 16-11-2018 |
Kota Batu - Petani tomat di Kota Batu, mengeluhkan harga tomat yang anjlok. Akibat turunya harga tomat ini, sebagian petani memilih untuk membongkar lahan bahkan membiarkan tomat membusuk di kebun dibanding memanennya.
Seperti Pujianto salah satunya, petani asal Dusun Sumbersari Desa Sumberejo ini, rela membongkar tanaman tomat yang masih berbuah lebat dan menjadikannya pupuk di sawah dibanding memanennya. Alasan petani satu ini cukup sederhana, jika dipanen justru tidak mendapat untung, bahkan malah buntung. "Mengingat harga jual yang hanya Rp 500 perkilo atau sekitar Rp 25 ribu perkotak dengan berat 60 sampai 70 kilo," kata Pujianto. Sementara bagi petani seperti Pujianto, idealnya bisa mendapat untung jika harga tomat minimal 2000 perkilo. Namun, jika harga tomat sampai dibawah Rp 1000, sudah bisa dipastikan petani bakal merugi. "Mengingat biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit hingga panen cukuplah besar," kata Pujianto. (Kresna) |
Kamis, 15 November 2018
Tomat Tak Laku, Petani Pilih Bongkar Lahan
Langganan:
Postingan (Atom)
Box Redaksi Radar Publik
Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha ...
-
Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS...
-
Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, ...
-
Radar Publik Mojokerto Perusahaan pemotongan ayam milik PT REZA PERKASA di desa Ngeres kec. Gedek kab. Mojokerto baunya menyengat ke p...