Jumat, 31 Mei 2013

BANDUNG TERKAIT SEKS BEBAS

Radar Publik
JAKARTA - Beredarnya surat edaran perintah seks bebas membuat geger lingkungan Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat. Jika menilik ke belakang, sebenarnya kelompok yang menyimpang di Jawa Barat sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Koordinator Tim Investigasi Aliran Sesat (Tias), Heddy Gunawan bercerita, sekira 1965 hingga 1970 ada kelompok yang bernama Hakekot tumbuh di Jawa Barat. Kelompok ini berzinah dengan dalil agama.

"Mereka ngakunya Islam, ngaji di tempat terang tapi lama-lama lampunya digelapkan kemudian berzinah," kata Heddy kepada Radar Publik, Sabtu (01/6/2013).

Dalam ajaran kelompok Hakekot, bila manusia sudah mencapai tingkatan hakikat maka tidak perlu lagi melaksanakan syariat. "Bagi mereka zina bukan dosa lagi karena mereka sudah bersatu dengan tuhan, tidak lagi kenal baik buruk. Itu yang tradisional," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, ada juga kelompok modern yang rasional. Mereka memuja hawa nafsu tapi munafik. Kelompok ini berbeda dengan masyarakat liberal seperti di Amerika, yang juga memuja hawa nafsu tapi sudah lebih terang-terangan.

Terkait adanya surat edaran perintah seks bebas di lingkungan Pemkot Bandung, Heddy yakin tak ada kaitan dengan kelompok yang mengatasnamakan agama. Kalaupun ada, lanjutnya, hanya menggunakan dalil agama untuk merusak moral saja.

"Setiap gerakan seks bebas baik kalangan Kristiani atau yang mengaku Islam atau kelompok lain sebenanrnya itu hanya alasan yang dibuat untuk hawa nafsu saja," cetusnya.

Tidak mustahil kelompok yang menyimpang di buat kalangan tertentu untuk menjebak kalangan beragama dengan alasan keagamaan.

"Dulu di Bandung pada 80-an ada sekte Children of God, ngakunya Kristen tapi seks bebas," pungkas Heddy.

Kegiatan anggota DPR menggelar rapat di luar kantor, seperti di hotel berbintang sangat menguras anggaran. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) melansir, setiap anggota dewan yang ikut rapat di luar kantor mendapat uang transport Rp530 ribu, per hari.

Radar Publik
JAKARTA - Kegiatan anggota DPR menggelar rapat di luar kantor, seperti di hotel berbintang sangat menguras anggaran. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) melansir, setiap anggota dewan yang ikut rapat di luar kantor mendapat uang transport Rp530 ribu, per hari.

"Satuan biaya uang harian perjalan dinas dalam negeri untuk setiap pejabat negara Rp530 ribu. Tinggal dihitung saja berapa hari," kata Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi kepada
Radar Publik, Jumat (31/5/2013).

Dia juga mengatakan, satuan biaya penginapan perjalan dinas dalam negeri untuk setiap pejabat negara Rp8.720.000, per hari. Satuan biaya paket kegiatan rapat atau pertemuan di luar kantor setingkat menteri (dewan itu setingkat menteri) untuk full day Rp500 ribu.

Sedangkan satuan biaya sewa gedung pertemuan (per empat jam) Rp17.500.000.

"Itu asumsi sesuai Peraturan Menteri Keuangan nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya tahun 2013," ungkapnya.

Menurut Uchok, tak ada alasan bagi anggota dewan untuk bisa menggelar rapat di luar gedung DPR. (red)

Kamis, 30 Mei 2013

Gerindra DKI: DPRD Ngotot Interpelasi Jokowi, Warga Bingung Gunakan KJS

Radar Publik
Jakarta - Beberapa Fraksi di DPRD DKI Jakarta masih teguh untuk menggunakan hak interpelasinya kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) terkait program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Namun Tidak bagi Fraksi Gerindra yang tegas menolak interpelasi.

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI, Muhammad Sanusi menilai, program KJS unggulan Jokowi tersebut adalah harga mati. Sebab program itu disambut baik dan bermanfaat bagi warga DKI, terutama bagi yang tidak mampu.

"Pertama, KJS itu harga mati. KJS itu dibutuhkan rakyat dan sudah disetujui oleh DPRD. Buktinya, dengan dianggarkannya KJS pada anggaran APBD DKI tahun 2013. Sekarang kok ada interpelasi?" ujar sanusi saat berbincang dengan Radar Publik, Jum'at (31/5/2013)

Sanusi mengatakan, jika dalam pelaksanaan KJS ada kekurangan, itu hal yang wajar. Apalagi program tersebut baru diluncurkan akhir tahun 2012 lalu. Legislator Kebon Sirih pun diharapkan jangan terlalu gegabah untuk menggunakan hak interpelasinya kepada Jokowi.

"Kalau dalam pelaksanaan teknis ada yang kurang, itu bukan berarti KJS yang digugat. Ini yang salah. Namanya juga program baru. Dulu orang ke rumah sakit mau berobat takut, harus bayar, harus bikin surat keterangan miskin, sekarang orang tinggal bawa KTP saja sudah bisa berobat," terangnya.

Sanusi juga mengatakan, akibat adanya rencana interpelasi tersebut, masyarakat menjadi bingung. Sebab banyak warga yang menjadi bertanya-tanya soal status KJS tersebut.

"Jangan membuat bimbang masyarakat di bawah. Masyarakat jadi bingung, ini KJS bisa gak? Orang anggarannya sudah ada kok, jadi nggak usah takut. Komplain rumah sakit itu kan masalah teknis, bisa di selesaikan. Jadi jangan gugat KJS ini, nanti masyarakat bisa marah besar," jelas Sanusi.(red)

Rabu, 29 Mei 2013

360 Ribu Sarjana Jadi Pengangguran

Radar Publik
Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat jumlah pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Februari 2013 mencapai 360 ribu orang, atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan sarjana lulusan perguruan tinggi, tak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah dalam mencari pekerjaan. Sarjana dituntut memiliki kompetensi dan keterampilan kerja yang baik, sehingga dapat terserap pasar kerja dengan cepat.

“Kesempatan kerja di Indonesia masih terbuka namun sangat kompetitif. Oleh karena itu, para sarjana harus melengkapi kemampuannya dengan kompetensi kerja sehingga bisa dengan mudah menentukan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan keinginannya," kata Muhaimin Iskandar pada PERS di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

Perubahan kebutuhan dunia kerja yang sangat dinamis tidak akan pernah menunggu kesiapan dunia pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus secara cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia kerja yang sangat dinamis.            

“Perguruan Tinggi diharapkan tidak hanya mampu melahirkan sarjana formal yang berpikir secara intelektual, disiplin, tertib dan teratur, tekun dan berani secara research dalam dunia pendidikan tapi harus siap menyongsong dunia kerja, “ungkapnya.

Muhaimin berharap perguruan tinggi mampu melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki etos kerja dan motivasi yang tinggi, kreatif inovatif dan mampu dengan cepat menyesuaikan keterampilan dan keahliannya dengan kebutuhan dunia kerja.

“Lulusan perguruan tinggi harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, yaitu harus memenuhi kebutuhan profesional (profesional needs), kebutuhan masyarakat (social needs), kebutuhan dunia kerja (industrial needs) dan kebutuhan generasi masa depan (aspek scientific vision),"

Hati-hati, Kosmetik Kedaluwarsa Bisa Picu Jerawat dan Infeksi

Radar Publik Health
Jakarta - Kosmetik atau make-up merupakan perangkat yang 'wajib' dimiliki sebagian besar perempuan. Namun seringkali para perempuan ini tidak memeriksa tanggal kedaluwarsa peralatan kosmetik yang mereka miliki. Padahal kosmetik yang sudah kedaluwarsa tidak akan mempercantik, tetapi justru membahayakan kesehatan kulit wajah.

Survei yang dilakukan oleh Debenhams menemukan bahwa 57,7 persen tas kosmetik perempuan terdiri dari kosmetik kedaluwarsa. Para perempuan ini juga enggan membuangnya karena merasa peralatan tersebut terlalu 'sayang' untuk dibuang begitu saja, seperti dilansir dari Times of India, Rabu (29/5/2013).

Tanpa disadari, kebiasaan ini dapat menyebabkan risiko pada kesehatan kulit wajah seperti jerawat, infeksi mata, dan ruam kulit.

"Sangat mengkhawatirkan saat menemukan bahwa begitu banyak perempuan yang memiliki kebiasaan berbahaya seperti itu," ungkap Lisa Brett, juru bicara dari Debenhams.

"Sangat penting untuk memeriksa tanggal batas penggunaan suatu produk yang disarankan. Jangan merasa sayang untuk membuangnya. Sebuah produk kedaluwarsa tidak akan memberi hasil yang baik, bahkan mungkin justru akan menyebabkan masalah," tambah Kresna.

Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa 73 persen perempuan bahkan tidak menyadari tanggal kedaluwarsa produk kosmetik mereka.

Bahkan sepertiga dari mereka ditemukan menggunakan eyeliner yang sudah berusia lebih dari 1 tahun. Padahal penggunaan eyeliner yang sudah terlalu lama seperti ini dapat menyebabkan infeksi mata. Sekitar 22 persen perempuan juga ditemukan menyimpan foundation lebih dari 1 tahun, ini mengarah pada perubahan warna kulit dan jerawat.

Kemudian, sekitar 7 persen perempuan mengaku menyimpan eyshadow selama lebih dari 6 tahun. Padahal rekomendasi penyimpanan eyeshadow maksimal 1 tahun.

"Selain jenis kosmetik semakin banyak yang baru, rutin mengganti peralatan kosmetik juga akan memberikan manfaat sehat bagi kesehatan kulit, khususnya perempuan. Kebiasaan ini benar-benar perlu diganti," imbuh Kresna.

Berita Aktual Tajam Berimbang & Terpercaya

Selasa, 28 Mei 2013

Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna memberikan nomor telefon genggamnya kepada peserta fun bike

Radar Publik
BANDUNG - Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna memberikan nomor telefon genggamnya kepada peserta fun bike di acara Marketers Pos Indonesia Fun Bike, di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat, pagi tadi.

Setelah menyanyikan beberapa lagu, Nanan memberikan pengarahan soal keselamatan berlalu lintas. Dia meminta masyarakat mematuhi semua aturan lalu lintas. Jika tidak, maka siap-siap akan ditilang polisi.

“Kalau polisi menilang itu hanya tugas, kewajiban, dan tanggung jawab agar tidak terjadi kecelakaan,” kata Nanan kepada Kresna, Rabu (29/5/2013).

Dia juga meminta kepada masyarakat untuk mengawasi kerja polisi. Bila ada polisi yang melanggar, warga diminta melapor.

“Kalau ada polisi brengsek, laporkan ke Polri. Tolong koreksi, awasi, mau dia itu bintang tiga atau berapa,” ucapnya.

Nanan meminta agar warga menelefon langsung dirinya bila mendapati polisi yang melanggar aturan. Dia pun memberikan nomor telefon genggamnya kepada orang-orang di lokasi. “Mau nomor telefon saya?” tanya Nanan.

“Mauuu,” jawab peserta fun bike.

Setelah memberikan nomor telefon, Nanan menegaskan bahwa polisi yang melanggar aturan akan diberi sanksi tegas.

The Silver Reunion

REUNI PERAK ALUMNI SMADA ‘88

Insya'alloh akan diselenggarahkan pada hari:
Minggu, 23 Juni 2013 jam 08.00 wib

di SMAN 1 KOTA MOJOKERTO

Jl Irian Jaya No.1 Kranggan

CONTACT PERSON

Kusdwiyanto : 081 259 231 706

Samsun Qomari : 081 330 773 491

Wahyuliyono : 0321- 625 23 46 atau 085 785 258 788



Rekening Bank Mandiri Mojokerto

No. : 90 000 1723 7067 atas nama TATIN ELIANA

Rekening Bank BNI 46 Mojokerto

Np. : 009 592 74 22 atas nama KUSDWIYANTO

Senin, 27 Mei 2013

Ketua KPK Abraham Samad Yakin Korupsi Alquran Seret Pejabat Kemenag

Radar Publik
JAKARTA - Proses hukum kasus korupsi proyek pengadaan Alquran di Kementrian Agama (Kemenag) baru menjerat dua tersangka yakni anggota DPR Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dendy Prasetya. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad yakin, korupsi Alquran juga akan menyeret pejabat Kemenag sebagai tersangka.

Menurutnya, saat ini yang proses hukumnya sudah sampai di pengadilan baru perihal penerimaan suap, belum masuk proyeknya di kementrian.

"Kalau sudah masuk dalam pengadaan proyek, sudah bisa diidentifikasi siapa-siapa saja tersangka di Kemenag. Pasti akan ke sana. Kita akan melakukan pemeriksaan ke sana (Kemenag)," kata Abraham di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (28/5/2013).

Soal adanya nama politikus senior Partai Golkar, Priyo Budi Santoso dalam lembar dakwaan Dendy dan ayahya, Abraham berkomentar. "Saya belum cek dakwaannya," singkatnya.

Hanya saja, menurutnya, disebut di dalam dakwaan belum tentu kapasitasnya sebagai tersangka, bisa saja orang yang dimaksud berstatus sebagai saksi. Kepada siapapun yang nantinya dipanggil KPK sebagai saksi, kata dia, tidak perlu takut.

"Tapi, kemudian kalau kasus itu berkembang terus, banyak hal lain yang bisa terjadi," tegasnya.

Ketua IPW Neta S Pane meminta Kapolri Jendral Timur Pradopo pecat kepala korp lalulintas Irjen Puji Hartanto Iskandar

Radar Publik
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo memecat Kepala Korp Lalu Lintas Irjen Puji Hartanto Iskandar karena tak becus mengurus pengadaan STNK dan BPKB.  
 
"Kapolri harus segera mengganti Kakorlantas karena tidak mampu mengantisipasi situasi, sehingga Polri tidak mampu melayani kebutuhan masyarakat dalam hal pengadaan STNK dan BKPB," ujar Neta S Pane melalui pesan singkatnya kepada Radar Publik, Senin (27/5/2013).
 
Kata Neta, jika kondisi ini tetap dibiarkan, bukan mustahil Polri juga akan kehabisan blanko SIM, sehingga masyarakat kesulitan untuk memperpanjang SIM.
 
Dikatakannya, dengan kejadian ini tidak menutup kemungkinan kasus-kasus lain yang ditangani oleh pihak petugas berseragam cokelat ini akan terbengkalai.
 
"Kasus tidak adanya blanko STNK dan buku BPKB menunjukkan bahwa Polri tak kunjung profesional. Bagaimana Polri bisa menangani perkara-perkara berat jika dalam pengadaan STNK dan BPKB saja tidak becus," pungkasnya.

Minggu, 26 Mei 2013

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres), yang paling diidam-idamkan rakyat Indonesia dalam Pemilu 2014 mendatang

Radar Publik
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menyambut baik dimasuknya nama
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres), yang paling diidam-idamkan rakyat Indonesia dalam Pemilu 2014 mendatang
, versi survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI).

"Kita sangat gembira walaupun kita tidak membuat langkah khusus untuk pencapresan tapi PDI Perjuangan relatif paling bagus. Kan pasti ada dua, Jokowi sama Mega yang masuk survei," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari kepada Radar Publik di Jakarta, Senin (27/5/2013) malam.

Menurut Eva, tingginya minat masyarakat terhadap fugur Jokowi merupakan penilaian yang objektif. Sebab Jokowi mampu menunjukan kinerja yang bagus, baik saat menjadi Wali Kota Solo maupun saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Media juga berperan membesarkan sehingga berdampak pada pembentukan opini di masyarakat," sambungnya.

Meskipun demikian, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini tidak akan gegabah untuk secara langsung menunjuk Jokowi sebagai capres yang akan diusung dalam Pilpres mendatang. Saat ini PDI Perjuangan akan terlebih dahulu fokus pada pemenangan pemilu legislatif.

"PDI Perjuangan tetap memprioritaskan pemilu legislatif. Karena itu menjadi pijakan untuk mencapreskan siapapun. Kita sementara masih membaca gelagat dari masyarakat dan pemilih," tutup Anggota Komisi III DPR ini.

Sebelumnya Peneliti LSI, Ardian Sopa mengatakan, calon pemimpin bangsa ke depan yang didambakan rakyat ialah figur pemimpin yang memiliki prinsip dan garis perjuangan pro rakyat.

Menurutnya, sosok seperti itu ada pada diri Gubernur DKI Jakarta saat ini, Joko Widodo (Jokowi).

"Memang efek Jokowi seakan-akan mempunyai figur baru. Tetapi, bila kita lihat seksama sosok Jokowi biasa, jika dibandingkan itulah sosok standar pemimpin," ujar Ardian dalam jumpa pers bertema '2014: Momentum Reformasi Jilid Dua', di Kantor LSI, Jalan Raya Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu 26 Mei kemarin.

Sabtu, 25 Mei 2013

Dua Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Jawa Timur dan Kupang mengadukan nasibnya dengan di dampingi wartawan dan Paguyupan Pagar Jati, Jawa Timur untuk wilayah Sumut ke Polresta Medan di Jalan HM Said atas perlakuan penganiayaan yang dilakukan majikannya selama bekerja.

Radar Publik
MEDAN - Dua Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Jawa Timur dan Kupang mengadukan nasibnya dengan di dampingi wartawan dan Paguyupan Pagar Jati, Jawa Timur untuk wilayah Sumut ke Polresta Medan di Jalan HM Said atas perlakuan penganiayaan yang dilakukan majikannya selama bekerja.
 
Informasi yang dihimpun, kedua PRT tersebut yaitu Fitria Ningsih (19) warga Desa Kebun Aguk, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur dan Sifora Sanam (23) warga Kupang, Nusa Tenggara Timur.
 
Menurut pengakuan Fitria Ningsih, dirinya bersama rekannya sudah bekerja selama 15 bulan di rumah majikannya yang bernama Iskandar dan Nety (istri) di jalan Yos Rizal, No. 58 Medan. Selama berkeja di rumah tersebut mendapatkan perlakuan kasar dan tidak manusiawi.
 
"Saya selalu di pukul dan di siksa oleh majikan tanpa sebab yang jelas, karena tidak tahan atas perlakuan tersebut akhirnya melarikan diri secara diam-diam lalu mengadu ke Polresta Medan," kata Fitri, Minggu (26/5/2013).
 
Dia menjelaskan, selain mendapatkan perlakuan kasar, gaji selama bekerja di rumah tersebut juga tidak diberikan majikan, apalagi kalau makan selalu diberikan mie instan dan hanya satu kali dalam sehari.
 
Keduanya berhasil melarikan diri setelah mengambil kunci rumah pada malam hari tanpa sepengetahuan Iskandar lalu kabur dan langsung ke Polresta Medan.

Namun saat itu, pada Jumat 24 Mei sekira pukul 23.00 WIB laporan yang disampaikan kepada polisi tidak di terima tanpa alasan yang jelas, dan akhirnya karena takut kedua korban tidur di ruang press room (masih di lingkungan Mapolresta) menunggu pagi.

"Paginya kami ketemu sama abang abang yang diketahui sebagai wartawan dan menceritakan peristiwa yang di alami, hingga akhirnya banyak wartawan datang dan mendampingi untuk membuat laporan," imbuhnya.

Akibat penganiayaan yang dilakukan Iskandar, beberapa bagian tubuh Fitria Ningsih mengalami luka memar dan lebam dibagian kepala, bahu, tangan dan kaki.

Sifora Sanam juga mengaku kerap mendapatkan penganiayaan dari Neti (istri Iskandar) saat bekerja, kadang di tampar, di tendang, dan diantukkan ke dinding, karena takut, dirinya tidak melakukan perlawanan.

"Gimana mau ngelawan, rumah kami jauh, uang gak ada, mau pulang ndak tau jalan, makanya tetap tinggal di rumah tersebut," jelasnya.

Sifora tidak tahu kemana lagi mau mengadu pasca ditolak laporannya oleh polisi yang berjaga. "Saat itu kami ditanya sama polisi yang jaga, mau kemana, kami bilang mau ngadu, dan saat ditanya kembali sama petugas apakah punya uang untuk keperluan visum, kami bilang tidak dan akhirnya laporan gak jadi di buat," cerita Sifora.

Kasus ini selanjutnya ditangani oleh Polresta Medan berdasarkan laporan nomor : Ver/ R/ 311/ V/ 2013/ SPKT Polresta Medan setelah dilakukan pendampingan oleh sejumlah wartawan dan keluarga besar Paguyupan Pagar Jati Wilayah Sumut, setelah membuat laporan keduanya menjalani visum di rumah sakit Pringadi Medan

Sementara itu, Ketua Pagar Jati Sumut Sudiono Praka yang ikut mendampingi kedua korban sangat menyesalkan perbuatan majikan kedua remaja tersebut yang melakukan penganiayaan sehingga tubuhnya Fitria Ningsih dan Sifora mengalami luka memar dan lebam.

"Saya minta kasus ini di proses hukum, dan pelaku penganiayaan segera ditangkap," pintanya.

Menurut Praka, sebagai paguyupan keluarga besar Jawa timur yang ada di Sumut pihaknya akan memulangkan kedua korban ke kampung halamannya masing masing setelah proses hukum berjalan, mungkin pemulangan akan dilakukan pada Senin mendatang, untuk saat ini kedua tinggal di rumah salah satu pengurus agar lebih aman dan psikologisnya tidak terganggu.

"Kita akan ongkosin keduanya, ini sudah tanggung jawab kami sebagai warga negara, namun sebelum dipulangkan remaja tersebut harus dilakukan pendampingan agar psikologisnya tidak terganggu," ucapnya.

Kanit UUPA Polresta Medan, AKP Haryani saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut dan akan melakukan proses lanjutan dengan terlebih dahulu menunggu hasil visum.

Pasca Dilepaskan, Eyang Subur dan Istri Masih Tinggal Serumah

Radar Publik
Jakarta
Eyang Subur melepaskan istri-istrinya setelah dinilai MUI tidak sesuai dengan syariat Islam dengan memperistri delapan orang dalam satu waktu. Meski baru saja melepas tiga istrinya, mereka masih tinggal satu rumah.

Pengacara Subur, Ramdan Alamsyah menuturkan, proses pelepasan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menurutnya semua ada mekanismenya.

"Semua ada mekanismenya, baik hukum positif, maupun hukum sosial. Ini semua butuh proses, tak bisa serta merta membalikkan telapak tangan," ungkapnya saat ditemui di kediaman Subur di kawasan Jakarta Barat, Sabtu (25/5/2013).

Dalam jumpa pers itu, Ramdan juga menuturkan pelepasan itu dilakukan karena fatwa MUI. Ia pun yakin Subur akan bertanggung jawab, terlebih kepada anak-anaknya.

"Mereka dipisahkan dalam konteks fatwa. Konteks perasaan, mereka masih saling memiliki. Yang namanya anak juga harus perlu dipikirkan, bagaimana pendidikannya," tutur Ramdan.(Kresna)

Politikus PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari menyesalkan lambannya Polri menangani kasus Anggota Polres Mojokerto, Briptu Rany Indah Yuni Negraeni.

Radar Publik
Jakarta-
Seharusnya, kata dia, Polri tangkas menangani dua kasus yang menimpa Briptu Rany agar tidak semakin memperburuk citra polisi.  
 
Apalagi, lanjut dia, menghilangnya Briptu Rany setelah foto-foto syurnya beredar di media yang diduga dilakukan oleh atasannya.
 
“Saya berharap Mabes mendayagunakan unit khusus berkaitan dengan gender untuk memproses ini. Agak berat, saya sudah mempelajari banyak kasus serupa hilang karena male dominated institution dan korban cenderung malas karena tidak mendapat dukungan,” kata Eva saat dihubungi Radar Publik, Sabtu (25/5/2013).
 
Dia berharap Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga melakukan pengawasan khusus terkait kasus pelecehan seksual di institusi kepolisian. “Sebagai penguat, Kompolnas bisa juga melakukan pengawasan khusus terhadap kasus pelecehan seksual ini,” jelas dia.

 

Dia berharap penegakkan hukum tidak diskriminatif dan tebang pilih karena berdampak ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri. “Saya juga berharap ada keseriusan dari Mabes Polri untuk menuntaskan kasus-kasus pidana pelecehan seksual oleh internal Polri yang seperti umumnya merupakan kejahatan tersembunyi (

silence crime) dan cenderung ditaruh di bawah karpet,” imbuhnya.

 

“Ini memprihatinkan karena sebagai lembaga negara yang harus respect, protect, fulfill HAM rakyat (perempuan), Polri harus menunjukkan kinerja yang baik di internal lembaganya,” pungkansya.(red)

Kamis, 23 Mei 2013

Petugas Lapas Medaeng Tertangkap Bawa Sabu 700 gram

Radar Publik
SURABAYA- Lembaga pemasyarakatan (Lapas) sepertinya masih subur untuk peredaran narkoba. Buktinya, Badan Narkotika Nasional (BNN) meringkus seorang petugas Lapas Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur.

Petugas yang diketahui menduduki jabatan Kasubsi Kepegawaian berinisial MY itu tertangkap membawa sabu-sabu seberat 700 gram oleh BNN.

"Yang bersangkutan diketahui tidak masuk kerja. Dia izin melakukan perjalanan ke Kalimantan," kata Kepala Rutan Kelas I Medaeng Surabaya, Agus Irianto, kepada wartawan, Jum'at (24/5/2013).

Agus mengaku kaget ketika ada kabar penangkapan MY yang dilakukan oleh BNN Provinsi Jawa Timur. Ditambah lagi dengan penemuan sabu-sabu hampir 3 ons di salah satu lubang taman dalam Lapas tersebut.

Bungkusan kristal haram ini ditemukan oleh salah satu petugas patroli, tepatnya di depan Blok F. Kecurigaan petugas ada kejanggalan pada sebuah meja yang terbuat dari semen itu. Petugas curiga karena posisinya miring, saat didatangi terdapat lubang dan ada bungkusan warna putih serta dua buah timbangannya.

Sementara itu, Kepala BNN, Komjen Pol Anang Iskandar, ditemui di sela-sela deklarasi anti-narkoba membenarkan penangkapan tersebut. Dia menjelaskan, selain MY (46), BNN juga menangkap rekan tersangka yakni SP (47) warga Klampis barat, Surabaya.

Dari penangkapan itu kemudian dikembangkan, petugas BNN menangkap dua tersangka lain yakni, IS (38) warga Pandugo I dan RC (42) asal Kusuma Bangsa, Pekalongan.

"Kami masih melakukan pengembangan terkait jaringan ini yang menyasar para penghuni lapas serta beberapa mantan penghuni," ujar mantan Kapolwiltabes Surabaya itu.

Lima WNI Tewas Akibat Kecelakaan di Malaysia

Radar Publik
MALAYSIA - Lima warga Indonesia tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Malaysia. Tiga di antaranya merupakan TKI warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dan dua lainnya merupakan istri dari para korban.

Tiga TKI yang tewas diketahui bernama Mochammad Mujiono (28), Muhammad Muhson (29), serta Mukholi (30). Ketiganya warga Desa Sukodadi, Kecamatan Kangkung, Kendal.

Dua korban lainnya adalah istri Muhson, Nita Talia, asal Medan, Sumatera Utara, dan istri Mukholi, Mita Nurmalasari, asal Tulungagung, Jawa Timur.

Pamudi, kakak Muhson, Kamis (23/5/2013), mengatakan, keluarga mendapat berita duka tersebut pagi tadi dari salah seorang saudaranya yang tinggal di Malayisia. Penyebab kematian adalah kecelakaan lalu lintas di Johor Baru. Tidak ada penjelasan detail bagaimana kecelakaan tersebut terjadi, termasuk kapan kejadiannya.

Sementara itu, Harun, ayah Mujiono, mengaku mendapatkan firasat lewat mimpi kalau ada banjir bandang menerjang rumahnya. Sebulan lalu Mujiono sempat menelefon Harun dan mengabarkan kalau dirinya di Malaysia sehat-sehat saja.

Tiga jenazah rencananya akan tiba di Kendal pada Jumat, 24 Mei 2013. Sedangkan istri Muhson dan istri Mukholil dibawa langsung ke daerah masing-masing.(Red)

Rabu, 22 Mei 2013

PKS Memanas, Hidayat Tepis Perpecahan

Radar Publik
Jakarta - Internal PKS dikabarkan memanas menyusul perbedaan pendapat kader terkait keberadaan partai berlambang bulan sabit itu di koalisi Setgab. Ketua Fraksi PKS DPR Hidayat Nur Wahid mengamini adanya perbedaan pendapat, namun menepis isu perpecahan.

"Secara prinsip ada beberapa wacana dan wacana itu disampaikan, dan wacana ini tidak ada hubungan dengan geng tua atau geng muda. Kan disebutkan ada geng tua dan muda dan pks pecah, itu tidak ada," kata Hidayat kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Hidayat menegaskan situasi di internal PKS tetap solid. Perbedaan pendapat yang ada tak sampai membuat PKS terbelah.

"Organisasi memang memungkinkan orang punya wacana tetapi, yang terpenting proses wacana dan keputusan itu yang digunakan," ujar pria yang juga anggota Komisi VIII DPR ini.

Lebih jauh mengenai keberadaan PKS di koalisi, Hidayat mengatakan kajian dan keputusannya ada di Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP). Adapun kemungkinan keluar yang mulai disuarakan beberapa kader baru sebatas koalisi.

"Yang menentukan adalah DPTP," ujarnya.

Selasa, 21 Mei 2013

Biadab, NN Perkosa Pacarnya Saat Sekarat hingga Tewas

Radar Publik
Bandung - NN (23) mengaku memerkosa dan membunuh pacarnya, Suci Rohimah Febriani (18). Pelaku tega memerkosa siswi SMK Pasundan Jatinangor tersebut saat korban tengah sekarat kena tebasan golok.

Saat NN memaksa korban berhubungan badan, Suci sempat berlari dan berteriak minta tolong. Di tengah pengaruh minuman keras, NN mengejar Suci hingga keduanya terjatuh. Teman NN yang ada di lokasi, GD (17), melayangkan golok ke arah korban. Suci luka sobek menganga di bagian leher.

"Saya memerkosa pacar saat sekarat hingga tewas," ungkap NN kepada wartawan di Mapolres Bandung, Jalan Bhayangkara, Kabupaten Bandung, Rabu (22/5/2013).

NN menyesali perbuatannya. Ia beralibi motif tindakannya gara-gara Suci menolak diajak bersetubuh.

"Awalnya enggak ada niat memerkosa dan membunuh. Memang teman saya membacok korban pakai golok. Saya menyesal," singkat NN.

Aksi biadab NN itu bermula saat mengajak Suci jalan-jalan ke kawasan perbukitan di Kampung Gunung Panas RT 3 RW 3 Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek, pada 6 Mei 2013 lalu. Turut hadir GD beserta dua tersangka lainnya, OH (14) dan RBP (20). Suci merupakan warga Perumahan Rancaekek Permai, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Keempat pemuda tersebut menenggak miras di hadapan Suci. NN sempat mengajak pacarnya itu menikmati miras dan membujuk agar bersedia berhubungan badan. Namun korban menolaknya. Lantaran reaksi Suci itulah amarah NN tak terbendung.

"Kalau GD selain membacok, mengaku hanya memegangi tubuh korban. Dua tersangka lainnya, OH dan RBP, tidak memerkosa. Tapi keduanya turut terlibat mencuri barang korban," Kapolres Bandung AKBP Kemas Ahmad Yamin.

Beberapa waktu lalu, polisi menangkap keempat tersangka tersebut. Mereka dijebloskan ke sel tahanan Mapolres Bandung. Tersangka terjerat Pasal 338 KUH Pidana yang ancaman hukumannya 12 tahun bui. (Red)

Radar Publik

JAKARTA - Banyak yang menyesalkan lambannya penanganan korban longsor PT Freeport di Papua. Begitu juga yang dirasakan Wakil Ketua DPR Pramono Anung dimana terkesan pemerintah abai terhadap penanganan keselamatan buruh tersebut.
 
"Sebagai insinyur teknik pertambangan dan saya kebetulan beberapa kali ke PT Freeport, saya melihat dalam sebuah penanganan hal yang berkaitan dengan tertimbunnya beberapa orang tambang dalam Freeport ini pemerintah belum memberikan sebuah perhatian yang maksimal," kata Pramono usai mengisi diskusi dalam renungan 15 Tahun Reformasi di Indonesia yang bertemakan Reformasi dan Pembangunan di Indonesia, di Hotel Le Meredien, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
 
Dikatakannya, sebagai perusahaan yang sudah beroperasi sejak lama seharusnya ada penanganan penyelamatan yang cepat oleh SAR.Selain itu, pemerintah seakan tak punya rasa empati terhadap korban bencana.
 
"Kalau kita perbandingan dengan apa yang terjadi di Chili pada waktu itu, menjadi hari berkabung nasional bagi negaranya. Yang dilihat bukan jumlah orang yang meninggal, tetapi bagaimana negara memberikan empati kepada para korban dan juga orang-orang yang terkena bencana," jelas dia.
 
"Yang kedua, dalam konteks Freeport ini seperti menjadi tanggung jawab perusahaan padahal seharusnya tidak seperti itu. Bahwa perusahaan bertanggung jawab iya, tetapi yang lebih penting bahwa negara pemerintah juga ikut campur tangan persoalan itu," imbuhnya.

 

Politikus PDI Perjuangan itu juga menyesalkan sikap dua menteri yang menolak ke lokasi kejadian. "Freeport tidak boleh menolak. Mereka harus bisa langsung ke lokasi kejadian. Karena itu merupakan daerah kuasa pertambangan kita, bukan daerahnya Freeport," pungkasnya.

Senin, 20 Mei 2013

BBPOM Surabaya Berkaskan 7 Kasus Obat dan Kosmetik Tanpa Izin Edar

Radar Publik
Surabaya - Sejak Januari hingga Maret 2013, BBPOM di Surabaya mengaku telah menindaklanjuti 7 kasus obat dan kosmetik tanpa izin edar. Sebanyak 7 kasus yang terungkap melalui bantuan Polri ini juga telah diberkaskan.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya, Dra Endang Pudjiwati mengatakan, 7 kasus tersebut terdiri dari item kosmetik, obat keras dan obat tradisional tanpa izin edar di Jawa Timur.

"2 Kasus kosmetika tanpa izin edar, 3 kasus obat keras tanpa izin edar, dan 2 kasus obat tradisional tanpa izin edar yang sudah kami berkaskan. Itu tandanya kami sangat serius mengangani temuan ini," kata Endang Pudjiwati di kantornya pada PERS, Selasa (21/5/2013).

Endang menuturkan, 7 kasus kosmetika itu terkuak dari banyak macam cara distribusi produk. Ada yang berasal dari toko kecantikan, rumah kecantikan dan juga gudang-gudang tempat penyimpanan kosmetik.

Namun, Endang menyatakan pengungkapan kasus kosmetika oleh BBPOM ini boleh dikatakan menurun. Pada tahun 2009, jumlah temuan 1,49 persen, tahun 2010 jumlah temuan 0,86 persen, tahun 2011 jumlah temuan 0,65 persen, tahun 2013 jumlah temuan 0,54 persen. Sementara temuan tahun ini hingga Maret 2013 sebanyak 0,74 persen.

"Tahun ini, jumlah temuan tersebut semakin menurun. Tapi kami akan terus melakukan operasi gabungan untuk penertiban distribusi, obat, makanan dan kosmetik," pungkas dia.

BPOM masih akan terus melakukan operasi gabungan yang dibantu kekuatan Polri. Satgas BPOM akan menertibkan distribusi obat, kosmetik dan makanan yang selama ini banyak yang belum mengantongi izin edar. (Red)

Radar Publik

Kenapa Tidak Maling Ayam yang Dibawakan Rantang?

Radar Jejak-Kasus
JAKARTA
Tersangka kasus dugaan suap kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah, mendapatkan kunjungan dari dua presenter terkenal. Indra Bekti dan Cici Panda membawakan satu rantang makanan untuk Ahmad Fathanah.

Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mensinyalir beberapa faktor penyebab kedua artis tersebut mau repor-repot mengantarkan titipan dari istri muda Ahmad Fathanah, Sefti Sanustika.

"Ada tokoh masyarakat pejabat artis datang dan memberi dukungan atau membesuk. Itu hanya ada dua kemungkinan. Pertama tidak mengerti korupsi dampak luar biasa. Sementara yang kedua karena punya hutang budi dari koruptor, atau hubungan kekeluargaan. Hubungan almamater atau satu daerah, balas budi," kata Hehamahua, saat berbicang dengan Kresna, Selasa (21/5/2013).

Dia menambahkan tidak menutup kemungkinan, sikap kedua artis tersebut dijadikan momentum pemberitaan untuk popularitas atau publikasi. "Ada orang terkenal karena baik dan kejahatan. Ditahun 1980-an, Kusni Kasdut ditahan di Cipinang, dia kabur dari Cipinang, kemudian tertembak. Kemudian jadi populer disiarkan media masa. Jadi ada juga orang populer karena kejahatan," bebernya.

Saya menduga, artis tersebut berupaya menjadi populer. "Sebab kalau untuk simpati atau empati, kenapa tidak membesuk pencuri ayam, bawakan rantang untuk pencuri ayam?AF Pagi, siang, malam dipublikasikan. Mungkin ada pikiran untuk iklan gratis," tutupnya.

Sebelumnya Indra Bekti dan Panda tiba di KPK, Senin 20 Mei kemarin, siang pukul 10.30 WIB. Dua presenter kocak ini banyak mengumbar tawa ketimbang berbicara serius saat dicecar pertanyaan sejumlah wartawan. "Makanan dari Sefti buat Fathanah. Makanan titipan Sefti pokoknya," kata Indra Bekti.

Namun, Indra dan Cici Panda tidak menyerahkan rantang itu langsung kepada Ahmad Fathanah. Mereka hanya sekira 15 menit berada di Gedung KPK.

Sebagaimana diketahui, semenjak kasus Fathanah mencuat nama Sefti juga ikut terdongkrak. Mantan artis dangdut ini kini banyak mendapat tawaran sinetron dan film televisi. (Kresna)

Selasa, 07 Mei 2013

Radar Publik Anak Bangsa

Kami anak bangsa indonesia yang menjujung tinggi harkat dan martabat kedaulatan Bangsa.. Kami berdiri independent ini guna mencerdaskan masyarakat dengan tegaknya supremasi hukum yang berlaku.. dengan tekat semangat kami mendirikan Radar Publik ini supaya masyarakat khalayak bisa mengetahui kabar di berbagai negri tentang segalah sesuatu yang terjadi, kami tim siap terdepan mengabarkan dengan kesemangatan juang yang tinggi..

Box Redaksi Radar Publik

Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha       ...