Langsung ke konten utama

DPR pertanyakan rencana penyaluran beras Bulog kepada ASN

Radar Publik 

DPR pertanyakan rencana penyaluran beras Bulog kepada ASN
Pekerja melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Baru Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Jakarta dilansir (ANTARA) - Anggota DPR RI Komisi IV Darori Wonodipuro mempertanyakan rencana penyaluran beras Bulog kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pengganti pemberian tunjangan uang pangan.

Darori dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, mengatakan kebijakan itu kurang tepat karena baru bisa dilakukan apabila beras yang diberikan Bulog kepada ASN berkualitas bagus.

Namun, saat ini, kualitas beras Bulog dalam keadaan kurang baik karena terlalu lama menumpuk di gudang hingga tiga-empat bulan akibat Bulog mengalami kesulitan dalam penyaluran.

Untuk itu, ia meminta peninjauan kembali rencana tersebut terutama dalam hal penyimpanan dan transportasi penyaluran beras agar tidak menyulitkan Bulog maupun para ASN.

"Kalau lima bulan, warnanya berubah dan tidak bagus. Sekarang beras yang mau dibagikan bagaimana kondisinya? Terus pegawai yang tinggal jauh seperti di Bogor, apa bisa bawa berasnya naik bis? dari segi angkutan bagaimana, apa didrop ke daerahnya?," katanya.

Menanggapi kondisi tersebut, Darori akan meminta adanya Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Bulog terkait kebijakan yang diduga dilakukan untuk menghabiskan stok di gudang sebanyak dua juta ton ini.

"Harus dipikirkan itu. Kami akan tanyakan dalam RDP dengan Bulog, kenapa begini," kata anggota DPR Fraksi Partai Gerindra ini.

Dalam kesempatan terpisah, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami Ilman mengatakan rencana kebijakan untuk menyalurkan beras Bulog kepada para ASN membutuhkan pertimbangan matang.

Menurut dia, kebijakan itu jangan sampai memberikan dampak kepada lesunya perdagangan beras di pasaran yang dapat menekan pendapatan para pedagang.

"Misalkan nanti diberikan secara gratis kepada PNS, artinya jumlah permintaan beras di pasaran bisa menurun. Selain itu, biaya penyalurannya seperti apa, juga harus dipertimbangkan," kata Ilman.

Ia juga menambahkan salah satu penyebab rendahnya serapan Bulog terhadap gabah kering panen (GKP) dari petani lokal karena masalah penyaluran.
Kondisi ini, menurut dia, juga membuat para petani lebih memilih untuk menjual gabah kepada para tengkulak, karena ikut menyebabkan rendahnya Harga Pokok Penjualan (HPP).

"Dalam pengertian, kenapa serapannya belum banyak, karena Bulog juga bingung penyalurannya seperti apa. Apalagi penyaluran itu kan sebagai bentuk bagi Bulog untuk mendapatkan pendapatan," ujarnya. (Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...