Langsung ke konten utama

INISIATIF GERAKAN IMANUEL SATGAS TNI BAWA DAMPAK POSITIF DI MBUWA

Radar Publik

Mbuwa Nduga, PenKoopsTNI – Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) Para Raider 432/Waspada Setia Jaya Kostrad, salah satu Satuan Jajaran Komando Operasi TNI (KOOPS TNI) di Papua, tengah melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Perbatasan (Opspamtas) Mobil RI-PNG, khususnya di wilayah Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Pada hari Senin, 22 Juli 2024, Satgas Yonif 432 Kostrad, khususnya Pos Mbuwa pimpinan Lettu Inf Fahrizal, bersama para Tokoh Masyarakat Distrik Mbuwa melaksanakan Rapat Bulanan Gereja Jemaat Sion Distrik Mbuwa.

Dalam penekanannya kepada para Prajurit TNI, Komandan Satgas Yonif 432 Kostrad, Letkol Inf Zulfikar Akbar Helmi, menyampaikan pentingnya perhatian Satgas kepada kebutuhan dasar masyarakat di sekitar Pos. Oleh karenanya, Pos Mbuwa melaksanakan monitoring/pengamatan terhadap kondisi wilayah di sekitar pos guna mendapatkan data dan fakta aktual terkait rencana kegiatan yang dilakukannya selama masa tugas. Berdasarkan hasil monitoring tersebut, Komandan Pos melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan salah satu Tokoh Masyarakat Distrik Mbuwa, yakni Pendeta Johanes.

Hasil Komsos tersebut, maka disepakati adanya program Gerakan Imanuel Distrik Mbua yang akan melibatkan peran aktif seluruh masyarakat di Distrik Mbuwa guna mendukung Program Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka percepatan pembangunan di wilayah Papua. Kata “Imanuel” merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Ibrani dan berarti "Tuhan beserta kita". Melalui gagasan bersama Pendeta Johanes dan Lettu Inf Fahrizal, Gerakan Imanuel secara aktif terus dilakukan dalam bentuk kegiatan pengamanan wilayah, serta kegiatan Teritorial seperti Bakti Kesehatan, Bakti Sosial, Komsos, Bedah Rumah, Belajar Mengajar, Rosita dan kegiatan lain yang dimaksudkan untuk membantu kesulitan masyarakat Mbuwa. Setelah beberapa waktu lamanya, Gerakan Imanuel dilakukan, terdapat beberapa perubahan dan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Mbuwa.

Sebagai media evaluasi terhadap Program Gerakan Imanuel yang telah dilaksanakan selama ini, maka pada hari Senin (22/7) diselenggarakan Rapat Bulanan Gereja Jemaat Sion Distrik Mbuwa. Dengan mengundang beberapa Tokoh Masyarakat serta para Prajurit TNI di Pos Mbuwa, Rapat menghasilkan keputusan bahwa kegiatan Gerakan Imanuel harus terus dilaksanakan dengan mengakomodir kepentingan pengamanan serta berbagai bidang kehidupan yang dapat mendukung program Pemerintah RI di wilayah Distrik Mbuwa. Setelah rapat selesai, Pendeta Johanes menyampaikan terima kasihnya dengan berkata "Terima kasih Komandan 432, sudah mengamankan Mbuwa. Kami senang TNI bantu rakyat Papua. Tuhan memberkati TNI“.

“Inisiatif Satgas Yonif 432 Kostrad mengajak peran aktif masyarakat dalam mengamankan dan membangun Distrik Mbuwa, merupakan upaya TNI melaksanakan Komunikasi Sosial yang inklusif dengan seluruh stakeholder, guna mendukung percepatan pembangunan di wilayah Papua”, ungkap Panglima KOOPS TNI, Brigjen TNI Lucky Avianto, pasca menerima laporan pelaksanaan kegiatan.

#tniprima
#profesional
#responsif
#integratif
#modern
#adaptif

Autentikasi: 
Dansatgas Media KOOPS TNI, Letkol Arh Yogi Nugroho

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus