Langsung ke konten utama

42 Persen Jalan di Kab. Pasuruan Perlu Perbaikan, Dinas PU Bina Marga Tunggu Dana Cair

Radar Publik
Pasuruan

Hampir sebagian jalan yang ada di Kabupaten Pasuruan mengalami kerusakan. sebagian besar warga Keluhkan tentang jalan rusak dari berbagai Kecamatan. Selama musim penghujan,  jalan-jalan di berbagai wilayah yang teraebar di Kabupaten Pasuruan, semakin rusak parah, Dinas PU Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Pasuruan masih menunggu anggaran pemeliharaan cair untuk memperbaikinya.


Sekretaris Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Eko Bagus menyebutkan, panjang jalan di Kabupaten Pasuruan mencapai 2.315, 89 kilometer. Dari jumlah tersebut, sekitar 42 persennya rusak. Panjangnya sekitar 982 kilometer. Baik rusak ringan, sedang, hingga berat.

"Kondisi sepanjang 1.333, 889 kilometer jalan di Kabupaten Pasuruan baik. Jalan dikatakan baik karena kondisinya mulus. Kalaupun ada kerusakan, kondisinya masih di bawah 11 persen,"ujarnya. Selasa (13/04/2022)

Lebih lanjut ia mengatakan, jalan Kabupaten Pasuruan yang dalam kondisi sedang tercatat ada sepanjang 607, 613 kilometer. Kerusakan yang terjadi tak melebihi 16 persen. Lubang-lubang kecil dan tak sampai parah.

"Sementara itu, jalan yang masuk kategori rusak tercatat sepanjang 209,191 kilometer. Jalanan itu masuk kategori rusak jika kerusakannya berkisar antara 16 persen hingga 23 persen. Jika kerusakan di atas 23 persen, jalan itu masuk kategori rusak berat. Data jalan yang rusak berat di Kabupaten Pasuruan mencapai 165,200 kilometer.

Masih Menurut Eko, Pemkab Pasuruan saat ini mengalokasikan dana hingga Rp 57 miliar. Dana tersebut bersumber dari dana alokasi umum (DAU) untuk merekonstruksi jalan yang rusak berat ataupun jalan yang membutuhkan pemeliharaan berkala.

"Dana itu belum termasuk support dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2022 senilai Rp 19 miliar. Khusus DAK, anggarannya digunakan untuk jalan yang rusak parah di Kabupaten Pasuruan. Misalnya, ruas jalan ke Banyubiru, ruas Semut-Ngembal, ruas Sengonagung–Pager, Lecari–Kayoman, Kronto—Wonorejo, dan ruas Jimbaran–Kedawung,”tambahnya.

Ia menambahkan nggarannya sekitar Rp 8 miliar. Dana itu dialokasikan untuk jalan yang rusak ringan. Seperti aspal mengelupas atau kerusakan kecil lain. Dananya tidak hanya untuk jalan, tetapi juga untuk yang lain, seperti jembatan.

"Meski begitu, lanjut Eko, anggaran tersebut belum cukup untuk menangani seluruh jalan yang rusak. Apalagi, kerusakan jalan bermunculan karena faktor cuaca, intensitas kendaraan, berat kendaraan, dan berbagai faktor, anggaran yang disiapkan dari DAU maupun DAK itu hanya cukup menangani setidaknya 120 kilometer. ”Dengan anggaran tersebut, yang bisa ditangani kurang lebih 120 kilometer,” jelasnya. (Afandi) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...