Langsung ke konten utama

Pria Asal Tuban Diringkus Saat Mengedarkan Upal

Jum'at, 01-04-2016
Magetan - Radar Publik, Bagi anda yang melakuan transaksi jual beli, sebaiknya berhati-hati. Bisa saja uang yang digunakan pembeli adalah uang palsu. Seorang pria asal Tuban ditangkap petugas kepolisian Magetan, saat mengedarkan uang palsu. Tersangka mengaku, uang tersebut dibeli dari seseorang di Solo.

Petugas Kepolisian Sektor Magetan berhasil menangkap Harianto Ismail (50) asal Desa Tambakboyo Kecamatan Kabupaten Tuban. Tersangka ditangkap karena mengedarkan uang palsu di Magetan.

Bersama tersangka, petugas kepolisian menyita barang bukti, berupa uang palsu pecahan 100 ribu, sebanyak 10 lembar, dan uang asli milik tersangka.

Menurut Kapolres Magetan, AKBP Johanson Ronald Simamora, modus yang dilakukan tersangka, ia membeli uang palsu ke salah seorang bernama Mustopa asal Solo Jawa Tengah, dengan harga setiap Rp 3 juta uang palsu dihargai Rp 1 juta uang asli. Kemudian ia menjualnya kembali di Magetan, dengan harga Rp 2 juta uang palsu dihargai Rp 1 juta.

Sebagian uang digunakan untuk bertransaksi di warung. Selain karena kertasnya yang beda, uang palsu ini diketahui karena nomer serinya sama.

Atas perbuatannya, pelaku jerat pasal 36 undang-undang RI nomer 7 tahun 2011, tentang mata uang, junto pasal 245 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.(red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...