Langsung ke konten utama

Pembangunan Rel Kereta Gunung Gangsir Terkendala Pembebasan Lahan

Radar Publik
Kamis, 25-02-2016
Sidoarjo - Pembangunan infrastruktur jalur rel kereta api dari Stasiun Tulangan Sidoarjo menuju Stasiun Gunung Gangsir Beji Pasuruan terus akan dilakukan PT KAI. Perlintasan jalur rel kereta api tersebut sebagai pengganti rel kereta api Porong akibat terkena dampak lumpur Lapindo. Namun dalam pengerjakan rel kerata api ini terkendala pembebasan lahan yang salah satunya terkait harga tanah yang mahal.

Pasak direndam banjir selama 1 minggu yang melumpuhkan Jalan Raya Porong dan jalur kereta  api  beberapa pekan lalu, PT KAI Daops VIII langsung melakukan perbaikan meskipun jalur kereta sudah dibuka . Sementara itu, sampai dengan saat ini  PT KAI Daops  VIII masih melakukan pemantauan di setiap titik  bahu kereta api sepanjang 700 meter  rel kereta api yang memuai tersebut harus dipotong, dan diperkuat lagi agar tidak membahayakan kereta dan keselamatan penumpang. 

Selain melakukan perbaikan PT KAI Daops VIII Surabaya juga mecari jalan  alternatif  untuk  jalur kereta api yang melitas di wilayah Porong Sidoarjo, yakni dengan mengoptimalkan jalur alternatif yang melintas di Stasiun Kereta Api Tulangan. 

Selain akan mengoptimalkan jalur kerta api di Tulangan PT KAI  akan tetap mempertahankan perlintasan kereta api yang ada di Porong Sidoarjo, meski jalur tersebut sempat dihentikan oleh PT KAI akibat terendam banjir beberapa waktu lalu.
 
PT KAI sendiri akan meningkatkan level siaga banjir dan selanjutnya akan direlokasi dari Stasiun Tulangan sampai Gununggangsir Beji Pasuruan. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pembebasan lahan di wilayah Gununggangsir sudah berjalan sekitar 10 hingga 11 persen .  Sedangkan jarak antara Stasiun Tulangan dan Stasiun Gununggangsir Beji Pasuruan sendiri berjarak sekitar 18 kilometer.
 
Pembangunan infrastruktur rel kereta api Stasiun Tulangan-Stasiun Gununggangsir menemui kendela terkait pembebasan lahan salah satunya masalah harga tanah yang mahal. Namun pihaknya akan menekan serta melakukan sosislisasi ke masyarakat berapa nilai tanah yang disepakati. Demikian diungkapkan  Suprapto, Humas Daops VIII Surabaya.
 
Pihaknya berencana  akan terus mengerjakan infrastruktur perlintasan rel kereta api pada tahun 2017 mendatang. Sedangkan pengerjakan perlintasan rel kereta api akan memakan waktu dua atau tiga tahun mendatang dan tahun 2019 akan dioperasikan apabila pembebasan lahan tersebut sudah selesai. (Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...