Radar Publik
Surabaya - Terancam gagal menikah, Sri Wahyuni frustasi. Gadis 20 tahun itu nekat menabrakkan diri ke truk yang sedang berjalan. Untunglah niat Sri tak tersampaikan.
"Seorang ibu-ibu menolong Sri," kata AKP Nafan saat dihubungi Radar Publik, Minggu (14/7/2013).
Kanit Reskrim Polsek Asemrowo itu mengatakan, kejadian sore itu berawal dari hubungan Sri dengan Muhammad Muhajirin (20). Kisah kasih itu sudah berjalan selama 6 bulan. Sri aslinya berasal dari Lohceret, Nganjuk sementara Muhajirin berasal dari Baureno, Bojonegoro. Sri bekerja di sebuah pabrik plastik di pergudangan Suri Mulya sementara Muhajirin bekerja di pabrik kayu di Jalan Kalianak.
Sebagai orang Jawa, beberapa waktu lalu orang tua Sri menghitung tanggal lahir (weton) Muhajirin dan Sri. Dalam hitung-hitungan tersebut, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Muhajirin dan Sri tidak berjodoh. Jika dipaksakan, maka kehidupan mereka akan ditimpa kemiskinan.
"Karena itu orang tua Sri tak memberikan restu anaknya untuk berhubungan dengan Muhajirin," lanjut Nafan.
Sore tadi, Sri berniat menjemput Muhajirin di tempat kerjanya. Namun Muhajirin menolak pulang bareng karena belum waktunya jam pulang. Muhajirin lantas menyuruh temannya untuk mengantarkan Sri ke kos nya di kawasan Benowo. Namun sesampai di depan gudang nomor 57, Sri yang kecewa meloncat dari motor yang membawanya.
"Sejurus kemudian Sri langsung berlari ke jalan menyambut truk yang hendak melintas," ujar Nafan.
Untung saja sopir truk sigap dengan mengerem kendaraannya kuat-kuat. Seorang ibu yang ada di lokasi segera menyeret Sri dai tengah jalan. Polisi dan orang yang ada di lokasi juga segera mengamankan Sri. Gagal bunuh diri, Sri histeris. Dia terus berteriak-teriak sambil menangis.
"Aku ojok digowo nang kantor polisi. Aku arep mati ae (saya jangan dibawa ke kantor polisi. saya mau mati saja)," terang Nafan menirukan ucapan Sri.
Sri terus histeris cukup lama sehingga menyuitkan polisi untuk menanyainya. Tak lama kemudian, Muhajirin datang ke Polsek Asemroeo. Setelah Muhajirin datang, Sri mulai tenang. Dari penuturan Muhajirin diketahui jika Sri frustasi karena khawatir gagal menikah gara-gara hitungan weton tersebut. Padahal hubungan keduanya sudah melangkah terlalu jauh.
"Mereka memang lebih sering tinggal bersama di kos Muhajirin di kawasan Karangpoh, Tandes," tandas Nafan. (Kresna)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Box Redaksi Radar Publik
Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha ...
-
Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS...
-
Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, ...
-
Radar Publik Mojokerto Perusahaan pemotongan ayam milik PT REZA PERKASA di desa Ngeres kec. Gedek kab. Mojokerto baunya menyengat ke p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar