Langsung ke konten utama

Pilgub Jatim Sorotan Publik Terhadap KarSa Bisa Untungkan Bambang DH

Radar Publik
Surabaya - Terpentalnya Khofifah dari pencalonan bisa menguntungkan Bambang DH. Namun, jago yang diusung PDIP itu perlu kerja keras untuk bisa 'tampil beda' dibanding Soekarwo bila ingin menjadi pemenang.

Pandangan tersebut diungkap Airlangga Pribadi, pengamat politik dari Universitas Airlangga yang sekarang studi di Australia.

"Sebenarnya sorotan publik atas indikasi tindakan tidak santun dari incumbent dalam menghadang laju Khofifah-Herman bisa memberi keuntungan bagi pasangan Bambang-Said, apabila peluang politik ini diambil," kata Airlangga kepada PERS, Rabu (17/7/2013) dinihari.

Kandidat doktor (PhD) pada Asia Research Center Murdoch University ini menyakini bila Bambang DH mampu mengambil positioning mengingat mesin partai PDIP yang masih cukup solid.

"Sangat mungkin mengingat mesin politik PDIP yang kuat, dan tentunya kemampuan dari calon untuk merangkul pendukung Khofifah-Herman yang kecewa terhadap indikasi perilaku tidak santun dari incumbent," kata Airlangga.

Airlangga berani menyebut indikasi calon incumbent tidak santun dalam berpolitik karena beberapa kesaksian dari ketua partai politik non-parlemen yang telah mendukung Khofifah untuk di lobby baik oleh Soekarwo maupun Saifullah Yusuf agar mereka mendukungnya.

Indikasi itu, kata dia, memperlihatkan ketidaksantunan politik terkait cara-cara untuk menghadang agar salah satu kontestan tidak dapat maju dalam pilkada.

"Inti dari nilai-nilai konsolidasi demokrasi adalah setiap elite politik mengakui demokrasi sebagai aturan main dan habitus (kebiasaan)," terangnya. sementara salah satu elemen dari moralitas demokrasi adalah penhormatan atas adanya persaingan politik yang fair, tambah Airlangga.

Kesantunan itu wilayahnya pada etis dan etik melampaui persoalan legal formal. "Jadi kalau dijelaskan disitulah letak ketidaksantunan dalam politik berdemokrasi dari pihak incumbent," tandas Airlangga.

Yang pasti momentum saat ini, kata Airlangga, Bambang DH maupun pasangannya harus mampu menampilkan kampanye politik yang menunjukkan bahwa visinya berbeda dengan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).

Dan tambah Airlangga, Bambang DH atau PDIP tentunya harus berani melakukan kritik-kritik tajam baik terhadap program pembangunan KarSa maupun manuver-manuver politik KarSa. "Karena dia (Bambang DH) berpotensi menang kalau mengambil kesempatan politik ini," katanya.

Selain itu, calon wakil Bambang DH juga harus agresif untuk berkomunikasi dengan publik. "Said mampu mendongkrak apabila dia secara efektif mampu melakukan komunikasi politik terutama di simpul-simpul konstituen di daerah madura dan

tapal kuda. Apalagi dibanding Said, Bambang DH yang lebih dikenal," kata Airlangga.

Sebelum mengakhiri perbincangan, Airlangga mengingatkan bila saat ini popularitas Bambang-Said masih di bawah KarSa sehingga perlu langkah-langkah berani untuk mendapatkan dukungan publik. (Kresna)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...