Radar Publik
Surabaya - Kabar ancaman Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang akan mengeksekusi lahan Kebun Binatang Surabaya (KBS) membuat pedagang asongan di sekitarnya resah. Mereka terancam kehilangan sumber penghasilan.
"Oya, kapan rencana eksekusi?," kata Nining, pedagangan asongan yang mangkal di depan area parkir KBS, Senin (01/6/2013).
Nining sebelumnya mengaku tidak pernah mendengar kabar ancaman eksekusi KBS oleh Pemkot Surabaya. Namun, dirinya benar-benar berharap bahwa ancaman tersebut urung.
Mantan pengamen ini menuturkan sumber penghasilannya hanya sebagai pedagang asongan. Perempuan yang menyewa rumah kecil di Joyoboyo gang kelinci ini tak berani membayangkan bila KBS kini tak lagi memiliki pengunjung.
"Saya cari uang dimana nanti? Jadi pengamen, katanya disuruh dagang saja. Sekarang saya dagang, dikejar-kejar satpol. Nah apalagi KBS mau dieksekusi," tutur Nining.
Keresahan juga menaungi benak Sugeng (35), pria warga Pulo Wonokromo. Sugeng yang sehari-hari bekerja sebagai tukang foto keliling untuk pengunjung KBS mengaku sangat menggantungkan hidupnya dari para wisawatan.
"Kalau perlu, saya memohon ke Bu Risma supaya tidak menutup KBS. Kami rakyat kecil cuma bisa berharap Bu Risma bisa adil memperlakukan warganya," pungkas Sugeng. (Kresna)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Box Redaksi Radar Publik
Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha ...
-
Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS...
-
Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, ...
-
Radar Publik Mojokerto Perusahaan pemotongan ayam milik PT REZA PERKASA di desa Ngeres kec. Gedek kab. Mojokerto baunya menyengat ke p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar