Langsung ke konten utama

Hadi Purwanto Berharap Gus Dulloh Bisa Nasihati Ikfina Fahmawati

Radar Publik

Mojokerto - Direktur LBH Djawa Dwipa dan LKH Barracuda, Hadi Purwanto menegaskan, acara silaturahmi dan diskusi kerakyatan ini tidak ada unsur kepentingan politik apapun.

"Acara ini bertujuan semata dalam rangka mempererat tali silaturahmi antara rekan-rekan jurnalis, relawan, dan aktivis serta masyarakat Dusun Banjarsari dengan para calon pemimpin Kabupaten Mojokerto," terang Hadi Purwanto di Kantor Barracuda, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu.

Pihaknya mempersilahkan siapapun para pemimpin atau bakal calon pemimpin Kabupaten Mojokerto untuk mengadakan diskusi kerakyatan.

"Kami berkomitmen mendorong terwujudnya pemerintah Kabupaten Mojokerto sesuai dengan amanah dan harapan masyarakat," ungkap Hadi Purwanto.

Pihaknya juga berkomitmen mendorong terwujudnya situasi yang kondusif di masyarakat dalam rangka menyongsong pilkada 2024.

"Kami menaruh harapan penuh kepada setiap calon Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto untuk niat dan berkomitmen penuh apabila ditakdirkan terpilih akan senantiasa benar-benar menjaga amanah masyarakat serta mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera," harap Hadi Purwanto.

Dan yang terakhir, pihaknya berharap setiap calon Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto untuk niat dan berkomitmen penuh dalam Pilkada nanti dilaksanakan dengan santun, damai dan tidak ada yang namanya politik.

"Terima kasih atas kehadiran Gus Dulloh, jurnalis, relawan, aktivis dan masyarakat Dusun Banjarsari. Semoga acara ini membawa keberkahan bagi kita semua," pesan Hadi Purwanto.

Dalam diskusi kerakyatan, Hadi Purwanto menanyakan bagaimana sikap Gus Dulloh jika nanti saat mendampingi Bupati Ikfina memimpin Mojokerto 2025-2030 ternyata ada kebijakan yang melanggar peraturan.

"Selain itu, saya juga ingin menanyakan bagaimana sikap Gus Dulloh jika perusahaan milik keluarga Bupati Ikfina tersandung hukum karena diduga izinnya tidak lengkap seperti yang telah saya laporkan ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Mojokerto pada 24 Juni 2024. Semoga Gus Dulloh amanah dan bisa menasihati Bu Ikfina," ungkap Hadi Purwanto.

Menanggapi hal tersebut, Gus Dulloh menyatakan ia akan berdiskusi dengan bu Ikfina dan mencari solusi.

"Ijinkan saya mempelajari itu. Saya tak belajar dulu, mana yang benar melanggar, sepertinya melanggar, dan terkesan melanggar. Setelah itu pasti saya salahkan dan saya berikan solusi kepada bu Ikfina," jelas Gus Dulloh.

"Yang paling realistis, bantu saya untuk menata. Yang saya dengar dari mas Hadi sudah saya tangkap. Saya butuh bantuan pengawas yang jeli seperti mas Hadi ini," tambah Gus Dulloh. (di/Adv)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus