Langsung ke konten utama

PROYEK SANITASI PROVINSI DUGAAAN DIMARKUP KADES MODONGAN MENGHINDAR DARI AWAK MEDIA

Radar publik mojokerto
Selasa 23/8/2022

Kepala Desa merupakan pimpinan tertinggi di Desa yang menjalankan roda pemerintahan bersama-sama dengan rakyatnya, membangun dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur serta ikut mendukung program pemerintah pusat yang telah dicanangkan.
 
Sungguh mengherankan masih banyak para Kepala Desa yang ada di Kabupaten Mojokerto yang masih enggan atau menghindar saat di jumpai oleh para wartawan, salah satunya Kepala Desa Modongan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto, Jawa timur kades oktavia indriani
 
Prilaku seorang kades yang menghindar dari wartawan seakan ada praduga yang tak bersalah sementra para awak media wartawan hanya ingin sekedar mencari informasi dari pihak desa yang bisa dipublikasikan sesuai dengan profesi jurnalis sebagai pencari informasi yang akan dipublikasikan, yang juga bekerja sama dengan pemerintah dalam mempublikasikan kegiatan pemerintahan daerah.
 
Hal ini tidak dengan Kepala Desa Modongan oktavia indriani  ketika beberapa awak media /wartawan mendatangi Kantor kepala Desa Modongan dengan maksud mengkorfirmasi dan mengklarifikasi tentang temuan dilapangan terkait proyek sanitasi  padat karya dari dinas PUPR propinsi  tahun angggaran 2021 yang salah satu fisik nya Mandi cuci kakus(MCK ) dengan besaran anggaran kurang lebih 500 juta Rupiah yang di peruntukkan untuk Warga  desa Modongan yang membawahi 5 dusun  tersebut tentang ada nya dugaan  markup kucuran dana tersebut dibuat macam simpan pinjam  atau nyicil buat warga yang mau mendaftar untuk fasilitas MCK tersebut

Hal ini diketahui ketika awak media sidak kontrol seorang warga  initial( PA) dusun sasap Rt1 desa modongan yang enggan disebut namanya "Rumiyen nate daftar ngoten tapi kok nganu nopo simpen pinjem ngoten lo dadose kulo batalaken, ngge mriki nyicil tapi kulo mpon nggadah.kok umpomo rumiyen gratisan kulo ngge tumot mas"ungkapnya menjelaskan kepada wartawan terkait proyek sanitasi di desanya ,namun sangat  disayangkan  ketika awak media ingin konfirmasi dan klarikasi  Kades ini enggan di jumpai dan terkesan menghindar dari wartawan
 
Salah satu wartawan Sorot mata yang ikut ke Kantor pemerintah Desa Modongan mengatakan 
Kami mendatangi udah beberapa kali ini mas tapi alhasil masih lom ktemu sama bu  kades oktavia  ungkap MS  kepada radar publik
 
Tak putus asa kemudian awak media merapat kerumah kades oktavia nyampik dirumah nya pun tidak ketemu dan hanya bertemu pekerja bangunan yang lagi Renovasi rumah pribadinya  " lurah  mboten wonten mas medal "Ujarnya kepada awak media

Sungguh disayangkan sekali Kepala Desa Modongan yang seharusnya memberi contoh yang baik dan menjunjung tinggi serta patuh pada UU yang berlaku di negeri ini ,dan  juga Seorang Kepala Desa  tidak boleh seenaknya menghindar dari konfirmasi wartawan, dan jika itu di lakukan maka bisa di anggap menentang Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah salah satu produk hukum Indonesia yang dikeluarkan dalam tahun 2008 dan di undang – undangkan pada tanggal 30 April 2008 ,mulai berlaku dua tahun setelah di sahkan dalam UU No14 Th 2008.

Dan juga pers/Wartawan berhak mencari meliputi serta mencerdaskan  bangsa seperti yang tercantum di UUD PERS No.40 tahun 1999
  
Untuk itu kami berharap kepada Bupati Mojokerto Camat sooko untuk memberikan pencerahan kepada Kades yang bersangkutan untuk diberikan pencerahan." (Rep.SAG)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...