Langsung ke konten utama

LSM GEBER Dan Beberapa LSM Di Sidoarjo Ancam Demo dan Buka Kasus Kalau Bupati Tunjuk Orang Diluar Sidoarjo Jadi Dirut PDAM

Radar Publik
Sidoarjo.

Di Posisi pimpinan tertinggi Direktur Utama (Dirut) di PDAM Delta Tirta Sidoarjo yang kini tengah diperebutkan oleh Beberapa kandidat, harus dipercayakan pada putra daerah yang mumpuni di bidang tersebut dan bukan dari kota lainnya. 

“Pertimbangannya sangat banyak dan Ini bukan masalah ego kedaerahan, tidak! Tapi ini terkait komitmen dan integritasnya dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat serta kontribusi maksimal ke PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Sidoarjo,” jelas Ketua Gerakan Bersama Rakyat (Geber) Sidoarjo, H. Amak Junaedi, Jumat (07/05/2021) pagi tadi.
Menurutnya, putra daerah atau Wong Darjo pasti lebih punya komitmen yang lebih kuat untuk memberikan karya terbaiknya bagi daerah melalui kinerjanya sebagai Direktur Utama PDAM Delta Tirta. Dan dorongan itu tentu beda jika posisi tersebut ditempati orang dari Luar Sidoarjo. 

“Dia nggak akan pusing, apakah kinerjanya nanti mampu memberikan layanan terbaik bagi rakyat dan memberi kontribusi maksimal PDAM ke kas daerah. Urusannya hanya mencari pekerjaan dan penghasilan saja. Jadi apapun akan dilakukan asalkan ia tetap bisa mendapatkan uang dari situ,” tandas Amak.
Apalagi jika ternyata orang luar tersebut hanyalah ‘titipan’ dari pihak tertentu yang diajukan atas pertimbangan politik. Dengan latar belakang seperti itu sudah dipastikan komitmen dan integritasnya untuk membangun Sidoarjo melalui tugas dan fungsinya sebagai Dirut PDAM berada di titik paling rendah.

“Ayo sama-sama dilihat track recordnya. Jangan-jangan, sekalipun dia adalah orang yang profesional namun tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang baik sampai warga di tempat tinggalnya saja menolak pencalonannya jadi Ketua RW,” sindir Amak tanpa mau menyebut nama kandidat Dirut yang dimaksudkannya itu.
Ia menambahkan, jika proses rekruitmen jajaran Direksi PDAM Delta Tirta itu benar-benar jujur maka tentu panitia seleksi (pansel) pasti bisa menemukan kandidat putra daerah yang kualitasnya lebih baik daripada calon-calon yang datang dari berbagai kota/kabupaten di Indonesia, termasuk Surabaya.

“Coba dipikir, tentu sangat konyol kalau Pemkab khususnya Bupati Sidoarjo tidak mau mengakomodir putra yang terbaik dari Putra daerah sendiri Masih banyak yang layak dan sangat pas untuk menduduki jabatan tersebut dan hanya karena pertimbangan politik atau urusan suka atau tidak suka saja. Dan potensi yang begitu hebat itu justru dimanfaatkan daerah lainnya,” ucapnya tegas.

Karena itu, LSM yang ada di Sidoarjo Dan LSM Geber Yang di Ketui Oleh H Amak mengancam akan mengerahkan seluruh kekuatan massanya untuk melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran ke Pemkab Sidoarjo. Tak hanya itu, wong Tulangan itu juga akan membuka kembali  beberapa kasus-kasus penyimpangan keuangan di PDAM Delta Tirta.

“Biar sekalian saja terbuka semua kebobrokannya. Data-datanya ada di saya semuanya dan siap saya lempar ke kejaksaan bahkan ke KPK kalau Gus Muhdlor (Bupati Sidoarjo-red) memberikan jabatan Dirut PDAM Delta Tirta pada orang luar Sidoarjo . Tapi kalau posisi Direktur lainnya, silahkan, asal sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya,” pungkas Amak Junaedi.(Zeey).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...