Langsung ke konten utama

Gus Nyoto NH Pemimpin Redaksi Radar Publik ungkap bahwa Nabi Nuh adalah Wartawan pertama kali di Dunia

Radar Publik
Jatim 8/2/2021

H. Sunyoto NH atau dikenal dengan Gus Nyoto di malam hari Pers sampaikan kepada masyarakat dan beberapa Wartawan tentang pentingnya peranan Pers, karena beliau juga seorang Ulama juga bergrofesi sebagai wartawan bahkan beliau menerangkan bahwa Wartawan petama kali di dunia adalah Nabih Nuh AS

Dalam pidato beliau :
Pertama sekali para sejarahwan memperlihatkan bahwa zaman dahulu kala ada orang yang khusus melakukan pekerjaan sebagai perantara dalam hal melaksanakan komunikasi antar manusia. Williem Haversmit (1885: 3) melalui bukunya, De Courant, mengingatkan kita pada orang-orang Babylonia di mana menurut catatan Flavius Josephus, mereka telah memiliki para penulis sejarah yang bertugas menyusun cerita tentang kejadian sehari-hari dan kemudian menyiarkannya kepada orang lain.

Jauh sebelum itu, Al-Qur’an telah mengisahkan tentang manusia pertama yang bertugas sebagai perantara informasi kepada sesamanya (QS. Nuh: 25, Hud: 37-45). Sebelum Allah Subhanahu Wa Ta’ala menurunkan banjir yang sangat hebat kepada kaum kafir, maka datanglah malaikat utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal itu cukup untuk dipergunakan sebagai alat evakuasi oleh Nabi Nuh beserta sanak keluarganya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang.

Tidak lama kemudian, seusainya Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiada ketinggalan, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat luas. Saat itu Nuh dengan orang-orang yang yang beriman serta hewannya itu telah naik ke dalam kapal, dan berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat itu.

Hari larut berganti malam, minggu pertama disusul minggu kedua, dan selanjutnya hingga menjelang hari yang keempatpuluh. Namun air  tetap masih menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu, Nuh beserta isi kapalnya mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanaann mulai menipis. Masing-masing penumpang kapal pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menentramkan kerisauan hati mereka. Dengan mengetahui situasi dan kondisinya itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berpikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya itu, terutama dalam melakukan penghematan yang lebih cermat.

Guna memenuhi keperluan atau keinginan para penumpang kapalnya itu Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun dipatuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun tadi, Nuh dapat mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, seingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya.

Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari  dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritanya) itu, mereka menunjukkan bahwa sesengguhnya kantor berita yang pertama di dunia itu adalah kapal Nuh. (Red) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...