Langsung ke konten utama

MOPELLING DISDUK CAPIL KABUPATEN SUKABUMI TINGKATKAN PELAYANAN UNTUK SEMUA LAPISAN MASYARAKAT

Radar Publik
Jabar

 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sukabumi, membuka pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk) di Gelanggang Olahraga (Gor) Pemuda Cisaat. Hal itu salah satu upaya mencegah kerumunan dan antrian, sebagai upaya pencegahan penularan pandemi Covid-19 atau virus Corona.

Dalam pelayanan tersebut Disdukcapil menerjunkan satu unit Mobil Pelayanan Keliling (Mopeling) dan menerapkan protokol kesehatan, antara lain mewajibkan masyarakat menggunakan masker, menjaga jarak satu meter, menyediakan wastafel portabel, dan hansanitazer.

Kepala Disdukcapil Kabupaten Sukabumi, Iwan Kusdian, menuturkan sengaja membuka pelayanan adminduk di Gor Pemuda Cisaat. Pasalnya, jika pelayanan semua konsentrasi di kantor Dukcapil akan terjadi penumpukan atau kerumunan massa.

"Kami membagi area pelayanan di sini, karena di Disdukcapil tempatnya tidak memungkinkan. Apalagi saat ini masyarakat yang mengambil maupun mendaftar KTP-el setiap hari tidak kurang dari 1.000 pelayanan," ujar Iwan Kusdian, saat memantau pelayanan di GOR Pemuda Cisaat, Senin (8/6/2020).

Termasuk pelajar yang baru lulus sekolah baik SMA, SMK, maupun Aliyah yang baru lulus, sehingga mereka membutuhkan KTP untuk bekerja, melanjutkan kuliah maupun untuk keperluan lainnya. "KTP untuk pemula jumlahnya mencapai 15 ribuan, makanya banyak datang ke sini," kata Iwan.

Pelayanan Adminduk di GOR Pemuda Cisaat ini, sambung dia, yakni untuk penukaran Suket (Surat Keterangan) dengan KTP-el dan pembagian KTP bagi yang sudah menyelesaikan perekaman di kantor Disdukcapil.

Sedangkan untuk pelayanan di kantor Disdukcapil diantaranya perekaman data, perubahan data KTP, dan Akte. Iwan juga menjelaskan, masyarakat yang jauh dari kantor Disdukcapil bisa mendapatkan pelayanan di setiap UPTD di wilayahnya masing-masing, sehingga ia menyarankan tidak perlu memaksanakan datang ke kantor Disdukcapil.

"Jadi semua pemilik Suket dapat menukarnya dengan KTP-el di sini, tentunya dengan bukti Suketnya. Termasuk yang sudah melakukan perekaman dan menukar bukti resi atau tanda terima, sesuai yang sudah dijadwalkan. Ini juga untuk menghindari agar tidak terjadi pungli (pungutan liar) sehingga diharapkan masyarakat datang langsung dan tidak dititipkan," paparnya.

Ia mengaku berupaya semaksimal mungkin dalam melayani masyarakat atas kebutuhan Adminduk. Namun di sisi lain semua harus berinergi dalam memutus mata rantai pandemi. Maka dari itu pihaknya mewajibkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

"Pelayanan di GOR Pemuda Cisaat ini dibuka mulai pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB. Untuk pelayanan yang dilakukan di sini melihat situasi saja, karena masih banyak suket yang harus diselesaikan. Sebab, Suket yang belum dicetak itu mencapai 26 ribu dan perekaman mencapai 11.800," jelasnya.

Menurut Iwan, untuk ketersediaan blanko masih cukup, tetapi jika kekurangan kembali akan mengajukan ke Dirjen Dukcapil atau ke Provinsi Jawa Barat. "Alhamdulillah sejauh ini sudah disuport dengan baik, berapapun kebutuhannya akan dipenuhi. Tinggal kembali lagi ke masyarakat," tandasnya. (Abdul) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...