Langsung ke konten utama

Ditetapkan zona merah, Untuk Probolinggo setelah tiga warga positif COVID-19

Radar Publik
Jawa Timur
Sabtu, 11 April 2020

Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ditetapkan masuk zona merah setelah ada tiga warga terkonfirmasi positif terpapar COVID-19 usai mengikuti pelatihan petugas haji Indonesia yang digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya pada Maret 2020.

"Tiga warga Probolinggo dinyatakan positif yang merupakan warga Kecamatan Paiton, Kraksaan, dan Tongas. Ketiganya merupakan klaster pelatihan petugas haji Indonesia yang digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya," kata Bupati Probolinggo P. Tantriana Sari dalam rilis yang diterima di Probolinggo, Sabtu.
Bupati Tantriana didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono dan Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto menggelar konferensi pers di Pringgitan Rumah Dinas Bupati Probolinggo, Jumat (10/4) malam.

"Kami dengan forkopimda dengan adanya klaster Sukolilo, peserta pelatihan petugas haji asal Kabupaten Probolinggo dari hasil swab yang kemudian dirilis oleh pusat dan provinsi ada tiga orang yang telah terkonfirmasi positif mengidap virus COVID-19," ujarrnya pula.

Ia mengatakan pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin saat mendengar bahwa ada salah satu peserta pelatihan petugas haji dari klaster Sukolilo itu terkonfirmasi positif, dan ada sebanyak 10 peserta dari Kabupaten Probolinggo yang mengikuti kegiatan itu.

Pemkab Probolinggo langsung menurunkan tim untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap 10 orang peserta pelatihan haji bersama dengan beberapa orang dekatnya, terutama keluarga dan rekan kerjanya sebelum ditemukan kasus di luar Kabupaten Probolinggo.

"Alhamdulillah kondisi tiga orang yang terkonfirmasi positif dinyatakan sehat dan tanpa keluhan apa pun, sedangkan tujuh orang lainnya masih menunggu konfirmasi dari pusat dan mereka juga sehat," katanya lagi.

Untuk meredam kegelisahan masyarakat, lanjut dia, Pemkab Probolinggo bersama tim mengupayakan bagaimana tiga warga positif Corona itu dalam kondisi dan suasana batin yang nyaman dan senang, sehingga harapannya kondisi mereka terus sehat tanpa gejala dan keluhan apa pun.

"Kami meminta mereka melakukan isolasi mandiri di rumah pengawasan yang telah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu, dan mohon doanya agar supaya tiga orang itu terus dalam kondisi yang fit dan mampu meningkatkan daya tahan tubuhnya, sehingga hasil rapid test berikutnya negatif," ujarnya.

Dengan adanya tiga orang positif COVID-19, lanjut dia, tentu mengubah peta Jawa Timur, khususnya Kabupaten Probolinggo yang selama ini masih dinyatakan dalam daerah yang aman.

"Sesuai dengan rilis pusat dan Provinsi Jawa Timur, kini Kabupaten Probolinggo sudah menjadi zona merah. Selama ini pemkab berkomitmen untuk melakukan dan melaksanakan segala prosedur sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat," katanya pula.
Tantriana menjelaskan langkah dan upaya penanganan pasien positif COVID-19 telah dilakukan 12 pekan yang lalu dengan melokalisir 10 orang petugas haji dan keluarganya.

"Semoga tiga orang yang hari ini ini telah terkonfirmasi positif dan tujuh orang yang lainnya dalam kondisi sehat, serta semoga segera diberikan kesehatan oleh Allah SWT," ujar dia. (GNyt)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...