Langsung ke konten utama

BPBD .SUKABUMI HIMBAU UTK BERSAMA WASPADA TERHADAP BENCANA HIDROMETEOROLOGI

Radar Publik
Jawa Barat

CUACA ekstrem berupa curah hujan tinggi masih mengguyur wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat, sampai saat ini. Potensi bencana hidrometeorologi pun meningkat.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan saat ini selain berupaya mencegah mewabahnya virus korona, BPBD juga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi akhir-akhir ini bersamaan tingginya curah hujan.

"Potensi yang kami waspadai rawan terjadi di Kota Sukabumi yakni banjir dan tanah longsor," kata Zulkarnain, Minggu (5/4).

Seperti yang dialami bangunan milik Dede Heru, 55, di Jalan Pemuda RT 05/05, Kelurahan/Kecamatan Citaming, Sabtu (4/4) petang. Tembok bangunan belakang yang dijadikan gudang penyimpanan galon air minum itu ambruk lantaran tanah penyangga yang berada di bantaran sungai mengalami abrasi tergerus air.

"Kejadiannya dipicu hujan deras terus menerus sejak siang," terang Zulkarnain.

Tak ada korban jiwa atau luka pada kejadian itu. Hasil penghitungan, kata Zulkarnain, taksiran kerugian sementara sekitar Rp75 juta.

"Petugas BPBD dibantu dari aparatur kelurahan sudah meninjau ke lokasi. Tindakan sementaea berupa penyelamatan orang dan barang supaya tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar," bebernya.

Selain itu, BPBD juga rutin memonitoring tinggi permukaan debit air sungai bersamaan tingginya curah hujan akhir-akhir ini. Langkah itu dilakukan

sebagai upaya mengantisipasi potensi kerawanan banjir. Sering terjadinya luapan air pada aliran sungai dipicu terjadinya

sedimentasi (pendangkalan). Kondisi itu merupakan akumulasi akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah ke aliran sungai. Normalisasi dengan cara pengerukan cukup dibutuhkan agar aliran sungai bisa berjalan lancar.

"Selain pendangkalan, sering meluapnya air dari aliran sungai di Kota Sukabumi, juga dipicu konstruksinya yang berada agak tinggi daripada ruas jalan. Jadi, saat debit air tinggi, air langsung tumpah. Makanya, kita rutin monitor dan berkoordinasi dengan petugas penjaga pintu-pintu air," sebut Zulkarnain.

Beberapa daerah di Kota Sukabumi yang diantisipasi rawan berpotensi banjir di antaranya di Daerah Aliran Sungai Cisuda, Jembatan Merah di Kecamatan Baros, Sungai Cigepeng di Kelurahan Cibeureum Hilir Kecamatan Cibeureum, Sungai Cileles di Kelurahan Kebonjati Kecamatan Cikole, dan anak Sungai Cipelang di Kelurahan Cipanengah Kecamatan Lembursitu.

"Setiap kali turun hujan dengan intensitas tinggi, kawasan tersebut kerap terimbas luapan air dari aliran sungai," pungkasnya.

Lipsus Ag
(Abdul)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...