Langsung ke konten utama

Selatan Telungagung Ratusan warga Di landa Krisis Air Bersih


Radar Publik
Minggu, 6 Oktober 2019

Tulungagun - Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami krisis air bersih cukup serius sehingga sebagian mereka terpaksa menggunakan sisa genangan air Sungai Aren untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari maupun mandi-cuci-kakus (MCK).

Kondisi krisis air itu terlihat, salah satunya di Desa Winong, Kecamatan Tanggunggunung, Minggu.

Belasan warga saban pagi dan sore terlihat berburu air sisa genangan sungai setempat yang mulai mengering.

Air itu diambil menggunakan gayung lalu dimasukkan ke dalam timba atau jerigen ukuran 30 literan untuk selanjutnya dibawa ke rumah masing-masing.

"Kami terpaksa melakukannya karena pasokan  air dari PAM tidak mencukupi. Malah sering mati," kata Mulyani, salah satu warga pencari air.

Sebenarnya, kata dia, warga bisa saja mendapat pasokan air bersih ke penjualan eceran milik pedagang. Namun harganya yang dipatok di kisaran Rp15 ribu per drum isi 150 liter dirasa sebagian warga memberatkan.

Air Sungai Aren masih mengalir pelan, dengan debit yang kecil.
Warga kemudian membuat beberapa cerukan di antara dasar sungai yang menyembul akibat debit air susut, sehingga air meresap ke lubang-lubang tersebut.

Setelah air mengumpul, warga lalu mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam jerigen ataupun botol-botol plastik bekas.

Untuk mendapat air di Sungai Aren yang mengering ini, banyak warga yang rela berjalan cukup jauh hingga sekitar 1-3 kilometer demi menghidupi keluarganya.

"Sayangnya sejauh ini belum pernah ada bantuan air bersih masuk, apalagi (bantuan) dari pemerintah," kata Sukiman, warga lainnya. (Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus