Langsung ke konten utama

Menengok Rumah Bupati Mojokerto di Pacet Tempat Simpan Uang Miliaran

Radar Publik 

Selasa, 01 Mei 2018  09:09:21
Reporter : Misti P.




Mojokerto - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa terkait kasus korupsi gratifikasi proyek pemasangan tower BTS jaringan seluler dan kasus menerima uang dari pembangunan infastrukstur jalan dan proyek lainnya.
Beritajatim.com mencoba menenggok salah satu rumah orang nomor satu di Kabupaten Mojokerto yang berada di Trece, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. 
Sebelum ditahan oleh lembaga antirasuah, aktivitas Bupati banyak dilakukan di rumah yang berada di kaki Gunung Welirang tersebut.
Informasi dari warga setempat, Bupati yang memiliki sapaan MKP ini setiap hari berada di dalam bangunan rumah dengan lantai dua tersebut. 
Pagar rumah bercat cream dan putih setinggi dua meter, tidak ada lampu penerangan di area pagar itu. Apabila malam penerangan hanya mengandalkan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) jalan. 
Rumah tersebut berdiri diatas lahan lebih dari 200 meter, sementara pada bangunan utama terdapat dua lantai. 
Tampak pondasi bangunan berlantai dua masih dalam proses pengerjaan teronggok di dalam samping kanan rumah. 
Sedang di bagian belakang dan samping kiri terdapat kebun yang ditanami berbagai buah dan pohon-pohon. 
Warga setempat menuturkan, jika rumah tersebut dibeli pada tahun 1998 dan direnovasi pada tahun 1999 oleh orang tua bupati dua periode tersebut. 
Untuk masuk ke dalamnya melewati pintu gerbang besi warna hijau yang menjorok ke dalam sekira dua meter dari jalan raya Trece-Pacet.
Saat masuk, ada bangunan rumah persis berada di pintu gerbang yang merupakan tempat penjaga rumah satu keluarga yang tinggal di bangunan itu. Penjaga rumah Trece berinisial (UR) merupakan orang kepercayaan MKP. Hampir selama 25 tahun, UR menjadi orang kepercayaan Bupati 
Saat pengeledahan KPK seminggu yang lalu, rumah tersebut menjadi sasaran KPK. Sejumlah kendaraan, jet ski dan uang berhasil disita dari rumah tersebut. 
Namun pasca penetapan tersangka dan penahanan selama 20 hari, tidak ada aktivitas di dalam rumah tersebut. "Beliau (MKP) tidak pernah keluar dan berkomunikasi bersama tetangga, beda dengan orang tuannya. Sebelum menjabat sebagai Bupati, sempat beberapa kali ke musalah maupun rumah warga. Beda dengan MKP, tidak pernah keluar," ujar ibu rumah tangga salah satu tetangga, Senin (1/5/2018).
Perempuan berjilbab tersebut menuturkan, keterangan dari penjaga jika banyak tamu yang datang dan selalu membawa banyak dalam bentuk uang tunai.
Selain itu, penjaga UR juga pernah bercerita pernah membayar transanksi tunai untuk membeli mobil baru milik Bupati yang kemudian ditaruh di rumah tersebut. "Uang itu katanya dari pabrik kata penjaga villa. Pernah membayar mobil cash di dalam situ uangnya sekitar Rp400 juta, itu cerita penjaganya. Bupati kalau turun (keluar rumah menuju Pemkab, red) pagi pukul 07.00 WIB. Biasanya pakai mobil sedan putih (Subaru tipe WRX AWA S 1168)," tuturnya.
Warga juga banyak yang tahu jika rumah tersebut dijadikan gudang penyimpanan barang-barang berupa kendaraan dan jet sky milik Bupati.  
Ini didukung dengan kedatangan KPK mengeledah dan membawa kendaraan serta jet sky dari dalam rumah tersebut pada pekan lalu. 
"Rumah itu selalu ramai setiap hari, hingga malam sekira pukul 23.00 WIB masih ada aktivitas. Warga tidak tahu aktivitas yang ada di dalamnya, tapi yang jelas sering kendaraan plat luar kota keluar masuk ke dalam rumah itu," pungkas perempuan yang enggan menyebutkan namanya tersebut.(Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...