Rabu, 24-01-2018 |
Oleh : Bagus Setiawan |
Radar Publik
Surabaya - Kabur usai menabrak puluhan pengendara motor di jalan menganti Wiyung, salah seorang pengemudi mobil Nissan Grand Livina babak belur dihajar massa hingga mengalami kritis.
Pengemudi Grand Livina, Sanusi warga Kedinding Lor Surabaya tak berdaya hingga tergeletak dengan bersimbah darah di bagian kepala. Setelah menjadi korban amuk massa di jalan menganti wiyung. Pria 33 tahun ini dihajar warga maupun para pengendara motor yang sedang melintas, akibat ulahnya mengemudikan mobil dengan ugal - ugalan. Hingga menabrak puluhan pengendara motor di jalan tersebut. Melihat kondisinya yang kritis korban langsung dilarikan ke RSUD Bakti Dharma Husada Benowo. Sementara itu, salah seorang temannya bernama Davir, warga Blegah Bangkalan yang berada di dalam mobil Grand Livina, menyelamatkan diri dari amukan massa menuju Polsek Wiyung. Sedangkan mobil Grand Livina milik yang menjadi penyebab kecelakaan ikut diamankan, dengan kondisi mobil yang rusak parah dibagian body mesin sebelah kanan dan kaca depan pecah. Peristiwa tabrak masal ini diduga karena pengemudi mobil maupun satu penumpang terpengaruh narkoba. Terbukti dari penggeledahan polisi, di dalam mobil tersebut ditemukan satu klip plastik kecil berisi sabu, satu jirigen miras, sajam, dan uang sejumlah uang bernilai jutaan rupiah. Beruntung, akibat insiden tersebut puluhan pengendara motor yang menjadi korban hanya mengalami luka - luka. Salah satunya Dedy Ardiansyah, korban tabrak mengaku kejadian tersebut terjadi disaat kondisi lalu lintas macet. Tiba - tiba mobil Grand Livina nyelonong dan menabraki motor. Mobil sempat kabur melarikan diri, namun bisa dihentikan setelah diteriaki maling. Hingga akhirnya pengemudi Sanusi dan Davir dihajar massa. (Nyoto) |
Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...
Komentar