Langsung ke konten utama

Ini dia masalah terumit Indonesia 'versi' Jokowi

Radar Publik
Senin, 16 Mei 2016
Presiden Jokowi bertemu dengan diaspora di Korsel, Minggu (15/5) malam waktu setempat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan adanya lima masalah terumit yang dihadapi Indonesia. Masalah yang paling rumit adalah korupsi.

Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan peserta pertemuan Presiden dengan diaspora di Seoul, Minggu (15/5) malam waktu setempat.

Presiden Jokowi menyebut korupsi adalah masalah paling rumit yang dihadapi Indonesia saat ini. Masalah kedua, adalah menyiapkan lapangan kerja.

“Pengangguran di Indonesia meskipun dibandingkan dengan negara lain, Eropa di atas 25%-30%, kita memang 5,6 (persen) tetapi 5,6 itu kalau dikalikan 252 juta juga angka yang tidak kecil,” kata Presiden Jokowi kepada 1.300 diaspora yang memadati Crystal Ballroom, Hotel Lotte, Seoul.

Yang ketiga, menyelesaikan kesenjangan yang kaya dengan yang miskin. “Ada gap dan gini ratio kita sekarang ini sudah cukup besar (0,4). Ini juga yang harus diturunkan,” ucap Presiden dikutip Setkab.

Yang keempat, adalah kesenjangan wilayah. “Harus ada pemerataan. Di sini bangun jalan, di sini juga bangun jalan. Di sini ada airport, di sini juga adaairport,” kata Presiden Jokowi.

Yang kelima, kata Presiden, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Persoalan sekarang adalah semua negara pertumbuhannya turun. Tapi saya meyakini apabila tantangan-tantangan yang kita hadapi bisa kita selesaikan satu persatu insya allah pertumbuhan kita akan merangkak naik,” kata Presiden.

Presiden Jokowi menambahkan, dalam menghadapi persoalan korupsi, pemerintah melakukan perbaikan sistem agar tidak ada lagi ruang untuk korupsi.

“Seperti di BKPM, (pengurusan izin) yang dulu berbulan-bulan, sekarang bisa hitungan jam. Itu mencegah terjadinya gratifikasi dan sebagainya,” ujar Presiden Jokowi.

Mengenai penindakan terhadap tindak korupsi, Presiden mengungkapkan saat ini telah dilakukan secara masif dan keras oleh KPK.

“Tapi titik berat kita adalah membangun sistemnya. Kalau kita lihat penindakan bertahun-tahun ini belum memberikan efek jera sehingga menurut saya sistemnya yang harus dibangun,” pungkas Presiden. (Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...