Langsung ke konten utama

Kemenkeu Siapkan Dana Abadi Untuk Beasiswa

Radar Publik
Sabtu, 23 April 2016
Kementerian Keuangan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengalokasikan dana abadi sebesar Rp20,6 triliun untuk kepentingan beasiswa bagi para mahasiswa Indonesia yang memiliki prestasi akademis tinggi.

Dana abadi sebanyak Rp20,6 triliun itu diperuntukkan bagi beasiswa untuk mereka yang akan melanjutkan studi di dalam maupun luar negeri," kata Direktur Utama LPDP Eko Prasetyo kepada pers di Jakarta, Sabtu (23/4).

Eko menjelaskan, dana abadi tersebut dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) LPDP. Saat berdiri tahun 2012, dana abadi LPDP mencapai Rp15,6 triliun dan kini jumlahnya meningkat menjadi Rp20,6 triliun.

LPDP itu sendiri adalah lembaga pemerintah yang dikelola oleh Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan Kementerian Agama.

Hingga Januari 2016, LPDP telah memiliki alumni sebanyak 538 orang, 104 orang di antaranya telah menyelesaikan studi pada 2014 dan sebanyak 434 orang pada 2015. Alumni tersebut tersebar dari berbagai universitas di dalam dan di luar negeri.

"Syarat pada tahun 2016 untuk beasiswa ke luar negeri menjadi lebih ketat. Kemampuan mereka harus di atas rata-rata. Kita juga hanya mendukung mereka yang benar-benar punya karakter, bahasa yang baik, dan memiliki rencana masa depan untuk kepentingan bangsa," kata Eko.

Ia menjelaskan, penambahan syarat itu mencakup pembuatan essai dalam bahasa Inggris. Selain itu, standar nilai penerimaan (passing grade) pun dinaikkan, khususnya saat penilaian seleksi wawancara.

Kebijakan tersebut adalah seiring dengan kebijakan Kemenristek-Dikti yang ingin mengangkat universitas di Indonesia untuk menjadi world university. Salah satu caranya adalah memperbanyak lulusan mahasiswa S-2 dan S-3 di Indonesia, terlebih banyak universitas di dalam negeri mengeluh karena mahasiswa terbaiknya 'loncat' ke luar negeri.

"Kami targetkan untuk beasiswa tahun ini, dari 5.000 peserta, mahasiswa yang belajar di Indonesia sebanyak 55-60 persen. Sisanya baru belajar di luar negeri. Kami terus melakukan serangkaian `rekrutmen untuk menyaring mahasiswa yang ingin meneruskan belajarnya, baik di dalam maupun luar negeri," ujarnnya.

Eko memprediksi tahun 2016 jumlah pendaftar beasiswa LPDP akan mencapai 60.000 orang, sementara tahun 2014 sebanyak 33.000 pendaftar dan tahun 2015 sebanyak 54.000 pendaftar.

"Dengan kenaikan jumlah pendaftar setiap tahunnya, LPDP tentu ingin memilih kandidat terbaik. Untuk itulah LPDP menerapkan seleksi yang diperketat mulai tahun ini," katanya.

Ia menambahkan, para penerima beasiswa (awardee) LPDP pada Persiapan Keberangkatan (PK)-64 dalam beberapa hari terakhir ini melakukan diskusi di Wisma Hijau Depok Jawa Barat dengan mengundang pakar dari berbagai disiplin ilmu, termasuk yang terkait dengan kewirausaahaan. (Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...