Langsung ke konten utama

BNN: Modus Operandi Perederana Narkoba Makin Hebat

Radar Publik
Sabtu, 16 April 2016
Modus operandi peredaran narkotika dan obat obat berbahaya (Narkoba) dari waktu ke waktu makin hebat sehingga menyulitkan pencegahan dan pemberantasan di wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Bahtair H Tambunan di Kendari, Sabtu (16/4), mengatakan pelaku dalam menjalankan aksinya sudah dilengkapi perlatan komunikasi yang memadai.

"Mencegah dan memberantas narkoba di Tanah Air membutuhkan kerja keras dalam komitmen seluruh elemen bangsa. Pelaku makin lihai dalam menjalankan aksinya dan ditunjang sarana yang baik pula," kata Bahtiar.

Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, bersama Komisi X DPR RI dan utusan Kementrian Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi hadir menyaksikan Musyawarah Nasional Assosiali Relawan Perguruan Tinggi Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) di kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pelaku rangkaian kerja peredaran narkoba mulai dari luar negeri masuk Indonesia hingga distribusi ke seluruh pelosok negeri dilaksanakan oleh orang-orang terlatih.

Beberapa fakta terungkap bahwa pelaku yang terlibat dalam bisnis terlarang tersebut adalah mereka-mereka yang sudah dipersiapkan dan memiliki modal pendanaan yang cukup.

Modus konvensional dalam mengedarkan narkoba, yakni menggunakan jasa paket pengiriman baik melalui darat, laut dan udara masih tetap diterapkan.

Tetapi, pindah tangan dari pengedar kepada sub pengedar dan pemakai sudah beragam modus atau cara.

Pejabat Badan Narkotika Provinsi Sultra Abdul Karim Samandi mengatakan peredaran narkoba di Kota Kendari atau wilayah Sultra menerapkan modus "tempel".

Pengedar atau sub pengedar dan pemakai memindahtangankan narkoba dengan cara menempelkan pada batang pohon kayu di pinggir jalan.

Selain itu, kata Karim Samandi pengedar mengisi narkoba dalam bungkusan rokok bekas kemudian diletakkan pada tempat yang disepakati dengan pengguna.

Bungkusan rokok sudah dikemas menggunakan alat perekat sehingga secepat mungkin pengguna mengambil dengan cara menginjak sambil berlalu.(Nyoto)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...