Langsung ke konten utama

Wartawan Diteror Mafia Tambang Pasir, Jurnalis Bojonegoro Demo

Radar Publik
Bojonegoro - Kasus teror yang dialami oleh tiga jurnalis di Lumajang karena liputan soal tambang pasir ilegal di Selok Awar-awar, Lumajang tidak menutup kemungkinan juga menimpa jurnalis di Kabupaten Bojonegoro. Mengingat kasus tambang di Kabupaten penyumbang minyak dan gas bumi (migas) nasional itu cukup banyak.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro, Anas Abdul Ghofur mengatakan, kasus teror, intimidasi maupun kekerasan terhadap jurnalis di Kabupaten Bojonegoro sangat rawan. Mengingat di Bojonegoro juga banyak tambang, mulai dari tambang pasir di Sungai Bengawan Solo, maupun tambang minyak sumur tua.

"Jelas ini berpotensi konflik. Karena itu, potensi jurnalis di Bojonegoro sangat besar menerima ancaman kekerasan seperti teror dan intimidasi," katanya, Minggu (08/11/2015).

Sementara, Sekretaris AJI Bojonegoro, Khorij Zaenal Asrori menegaskan bahwa teror terhadap jurnalis merupakan suatu bentuk ancaman kebebasan mendapat informasi, bentuk penjegalan keterbukaan informasi publik. "Betapa beratnya tugas jurnalis. Aksi damai ini bagian pencegahan kekerasan tehadap jurnalis," terangnya.

Dia mengungkapkan, bahwa selama ini, masih banyak jurnalis yang dibunuh karena berita. Dan perkaranya belum terungkap. Sehingga, jika teror yang dilakukan seperti salah satu kasus di Lumajang itu dibiarkan tentu akan mengancam nyawa jurnalis. "Jika teror ini dibiarkan tentu bisa mengancam nyawa. Perlindungan masyarakat termasuk jurnalis merupakan amanat UU," tegasnya.

Seperti diketahui, sejumlah jurnalis yang tergabung dalam AJI Bojonegoro menggelar aksi solidaritas di depan Mapolres setempat. Aksi itu dilakukan kepada tiga jurnalis di Lumajang yang mendapat ancaman pembunuhan melalui pesan singkat yang diduga dikirim oleh pengusaha tambang pasir karena merasa terganggu oleh pemberitaan dimedia massa.

Dalam aksi tersebut, AJI Bojonegoro meminta kepada pihak kepolisian agar menangkap dan mengadili pelaku yang melakukan teror kepada Wawan Sugiarto alias Iwan (TV One), Abdul Rachman (Kompas TV) dan Achmad Arief (JTV) pada Kamis (05/11) lalu. "Polisi jangan kalah sama preman, usut dan tindak pelaku teror kepada jurnalis," kata Amrullah Ali Mubin, dalam orasinya. ( Nyoto )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...