Langsung ke konten utama

Jumhur Ingatkan TKI Menabung dan Waspadai Majikan Genit

Radar Publik
Semarang, - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengingatkan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) agar waspada terhadap ulah majikannya. Pesan ini disampaikan Jumhur kepada calon TKI asal Grobogan, Wiwik Sugiati (33).

Wiwik juga dinasihati agar menabung untuk mendirikan usaha setelah pulang dari Hongkong. Dialog Wiwik dengan Jumhur berlangsung di kantor penyalur TKI PT. Maharani Tri Utami Mandiri di Semarang saat sahur bersama dalam rangka safari Ramadan.

"Tadi dibilangin kalau digenitin sama majikan enggak boleh lawan tapi juga jangan mau. Bilang saja kalau di sana maksudnya buat kerja," kata Wiwik kepada Radar Publik, Minggu (21/7/2013).

"Bapaknya tadi juga pesan kalau di sana (Hongkong) baik-baik dan kalau pulang bawa uang buat bikin usaha," imbuh ibu satu anak itu.

Sekitar 100 calon TKI yang berada di PT. Maharani Tri Utama Mandiri rencananya akan dikirim ke dua negara yaitu Hongkong dan Singapura. Mereka dibekali keterampilan kerja dan bahasa Inggris serta Kantonis.

Sementara itu Jumhur mengaku lebih tenang ketika TKI disalurkan ke Taiwan, Hongkong dan Singapura karena masuk di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya TKI di negara-negara Asia Pasifik sudah memiliki perlindungan komperhensif sesuai peraturan yang diterapkan.

"Kalau di Asia Pasifik punya perlindungan kerja yang komperhensif. Ada kesetaraan yang memberi kerja dan penerima kerja. Karena itu kasus-kaus banyak terjadi di Timur Tengah lebih besar. Saya tenang kalau mereka memilih ke Taiwan, Hongkong, atau Singapura," tandasnya.

Ia menambahkan, pendapatan TKI saat ini cukup tinggi yaitu Rp 5 juta per bulan karena nilai tukar dollar yang masih tembus nilai Rp 10 ribu. Bahkan akan lebih tinggi lagi jika bekerja di Taiwan.

"Gaji mereka karena dollar nilainya tinggi, sekarangg sekitar Rp 5 juta. Kalau ke Taiwan bisa lebih besar hampir Rp 6 juta. Biasanya kalau dollar Rp 9 ribuan, gajinya sekitar Rp 4,5 juta," tegasnya.

Dengan pendapatan seperti itu, Jumhur berharap jika TKI pulang ke Indonesia bisa mendirikan usaha. Ia pun mengusulkan usaha di bidang pertanian dan perternakan.

"Di samping perdagangan, bisa peternakan sapi atau kambing agar nanti bisa swasembada. Ini sudah jadi cntoh di berbagai tempat," katanya.

Casnati, pengelola PT. Maharani Tri Utami Mandiri mengatakan, nantinya para calon TKI juga akan diberi pembekalan akhir pemberangkatan oleh instansi seperti Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI serta Polisi.

"Pembekalan akhir pemberangkatan, dari instansi termsuk jika ada masalah harus bagaimana, kalau majikan nakal gimana, lapornya ke mana. PT sudah berikan dan dimantapkan pihak instasi," pungkas Casnati.

Di akhir kunjungannya, Jumhur kembali mengimbau kepada calon TKI agar menabung penghasilan mereka dan jangan mau jika digoda oleh majikan mereka.

"Jangan mau kalau digodain, ya," ujar Jumhur sebelum meninggalkan lokasi.

"Yes, sir," jawab para calon TKI. (Kresna)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suasana Malam Di Tangkis Porong Indah (TPI)

Radar Publik Minggu (3/11/2013) WARGA Porong dan sekitarnya punya istilah khas, TPI. Bukan Televisi Pendidikan Indonesia, melainkan TANGKIS PORONG INDAH. Ini tempat mangkal ratusan lonte di tangkis (tanggul) Kali Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. ‘Keindahan’ tangkis itu bisa disaksikan setiap malam. Tangkis yang siangnya panas terik dan sepi, malam hari sangat meriah. Di sini tak ada rumah bordil yang khusus menyediakan kamar berikut lontenya. Di sini semua serba darurat. Usai matahari terbenam para ‘pengusaha’ bikin kamar-kamar begituan. Sedikitnya ada 60 kamar. “Ada semacam panitia atau pemilik. Rangkanya sudah ada, sehingga malam tinggal pasang. Bikinnya gampang sekali, dan ini sudah berlangsung bertahun-tahun,” ujar Eko, warga Porong. Pengelola kompleks TPI menyiapkan dua tiga wadah berisi air bersih di depan kamar 2 x 1 meter itu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk membersihkan organ intim si lonte dan tamunya usai berhubungan badan. Fasilitas ini, rata-rata sudah...

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik Jatim - Selasa, 16/7/2024 MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi.  Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan. Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik. Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek" . " Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kend...

Buntut Protes Warga, Kompensasi Tidak Cair Dari Pabrik Warga Tutup Akses Menuju Proyek

Radar Publik .com Mojokerto 21/7/2024 MOJOKERTO : Bentuk kekesalan warga Dusun Kangkungan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Jatim, akibat dampak yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek dan penggunaan jalan yang tidak ijin ke warga. Pada Minggu siang (21/7/2024) warga Kangkungan tutup jalan menuju proyek pembangunan pabrik. Puluhan warga setempat, memblokade jalan setapak menuju proyek. Sebab, sejak dimulainya proyek pembangunan pabrik, warga sudah berkali-kali mengajukan kompensasi ke pihak pengembang, namun, hingga saat ini kompensasi tak kunjung terealisasi. Dengan kompak, warga Dusun Kangkungan mendirikan pagar dari bambu yang di bubuhi spanduk penutupan jalan. "Kami sudah capek dengan janji-janji belaka dari pihak manajemen pabrik. Sekitar sudah 5 kali mediasi dengan Pemdes Lengkong, dan perwakilan perusahaan, namun hingga saat ini mediasi tersebut masih dead lock," kata Didik, warga setempat. Menurut warga yang lain, Agustina (54) sepanjang perus...