Radar Publik
Senin, 28-12-2015
TULUNGAGUNG, Seekor hiu tutul terdampar di Pantai Sidem, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Jatim, kemarin (27/12). Hiu yang panjangnya mencapai 7 meter itu sudah tak bernyawa lagi. Meski demikian, banyak warga dan wisatawan di lokasi yang menggunakan ikan berukuran jumbo itu sebagai objek berfoto ria.
Berdasar informasi yang dapat dihimpun di lokasi, hiu tutul itu ditemukan nelayan bersama warga setempat sekitar pukul 06.00 terdampar di bibir pantai. Beberapa warga yang mendapat informasi tersebut langsung menuju ke pantai dan memeriksa si hiu. Ternyata hewan itu sudah tidak bernyawa. Diperkirakan, beratnya lebih dari 1 ton. "Pagi hari sudah ramai. Warga mengerumuni hiu tutul," ungkap Robbin, warga setempat. Bangkai hiu itu kemudian dipotong warga. Dagingnya dijual. Namun, warga setempat tidak mau mengonsumsinya. Menurut warga, daging hiu tutul hambar. "Hanya dipotong dan dijual. Sisanya dikubur agar tidak bau," ujar Robbin. Sumarianto, nelayan Pantai Sidem, menyatakan, hiu tutul sebenarnya sudah diketahui terdampar Sabtu (26/12) sekitar pukul 14.00. Saat itu, nelayan menarik jaring. Ternyata, hiu sudah berada di dekat pantai. Karena kondisi ikan masih hidup, nelayan yang dibantu puluhan warga lain mengevakuasi sang hiu kembali ke laut lepas. "Jadi, ada sejak Sabtu. Kami kembalikan ke laut karena saat itu masih hidup. Pada bagian ekor, ada luka, mungkin bekas berkelahi dengan hiu lain," jelasnya. Hiu tutul terdampar karena terseret ombak besar. Sementara itu, kematiannya diduga disebabkan kekurangan air laut karena terlalu lama berada di bibir pantai. "Ikan mungkin saja kekurangan oksigen, atau karena bercampur dengan air tawar," jelas Sumarianto. (Red)
Senin, 28-12-2015
TULUNGAGUNG, Seekor hiu tutul terdampar di Pantai Sidem, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Jatim, kemarin (27/12). Hiu yang panjangnya mencapai 7 meter itu sudah tak bernyawa lagi. Meski demikian, banyak warga dan wisatawan di lokasi yang menggunakan ikan berukuran jumbo itu sebagai objek berfoto ria.
Berdasar informasi yang dapat dihimpun di lokasi, hiu tutul itu ditemukan nelayan bersama warga setempat sekitar pukul 06.00 terdampar di bibir pantai. Beberapa warga yang mendapat informasi tersebut langsung menuju ke pantai dan memeriksa si hiu. Ternyata hewan itu sudah tidak bernyawa. Diperkirakan, beratnya lebih dari 1 ton. "Pagi hari sudah ramai. Warga mengerumuni hiu tutul," ungkap Robbin, warga setempat. Bangkai hiu itu kemudian dipotong warga. Dagingnya dijual. Namun, warga setempat tidak mau mengonsumsinya. Menurut warga, daging hiu tutul hambar. "Hanya dipotong dan dijual. Sisanya dikubur agar tidak bau," ujar Robbin. Sumarianto, nelayan Pantai Sidem, menyatakan, hiu tutul sebenarnya sudah diketahui terdampar Sabtu (26/12) sekitar pukul 14.00. Saat itu, nelayan menarik jaring. Ternyata, hiu sudah berada di dekat pantai. Karena kondisi ikan masih hidup, nelayan yang dibantu puluhan warga lain mengevakuasi sang hiu kembali ke laut lepas. "Jadi, ada sejak Sabtu. Kami kembalikan ke laut karena saat itu masih hidup. Pada bagian ekor, ada luka, mungkin bekas berkelahi dengan hiu lain," jelasnya. Hiu tutul terdampar karena terseret ombak besar. Sementara itu, kematiannya diduga disebabkan kekurangan air laut karena terlalu lama berada di bibir pantai. "Ikan mungkin saja kekurangan oksigen, atau karena bercampur dengan air tawar," jelas Sumarianto. (Red)