Radar Publik
Senin, 22 Agustus 2016 12:00
Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf bersama anggota Bela Negara dan TNI. Foto: elshinta.com/Doddy Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf bersama anggota Bela Negara dan TNI. Foto: elshinta.com/Doddy
Sebagai sebuah organisasi, Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PPPKRI) Bela Negara, kata Wakil Ketua Umum Bela Negara, Eddy Yusuf, keberadaannya sebagai pembentuk karakter seluruh warga negara Indonesia agar memiliki rasa nasional terhadap negara ini.
"NKRI harga mati. Rasa nasionalisme dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA)," demikian dikatakan Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf, di Gedung Perintis Kemerdekaan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/8) sore, usai gladi bersih acara Apel Nasional Bela Negara yang akan dilakukan di Monas, Selasa (23/8) besok.
"Keberadaan Bela Negara, membentuk karakter warga negara untuk memiliki rasa nasionalisme pada negara. Misal, para preman, para pengguna narkoba, kami mendatangi mereka dan memberi penyuluhan dan pemahaman apa itu wawasan nasional. Kami tidak pernah bosan memberi penyuluhan pada mereka. Alhamdulillah, banyak sudah preman yang sadar dan pengguna narkoba yang meninggalkan narkoba dan memiliki jiwa nasional yang baik terhadap negara ini," ucap Eddy.
Tuturnya lagi, dalam pengejawantahannya, Bela Negara tidak hanya memberi penyuluhan mengenai wawasan menumbuhkan rasa nasional terhadap negara, tapi juga bekerja sama dengan para bupati menumbuhkan ekonomi kreatif pada masyarakat sehingga tercipta ketahanan pangan.
"Bela negara memiliki beragam divisi, mulai ketahanan fisik, ketahanan pangan. Ketahanan fisik, memberi pelatihan bela diri, baris berbaris, bela diri untuk melatih kedisiplinan. Dan dalam ketahanan pangan, tim ahli kami bekerja sama dengan para bupati dalam membangun jiwa entrepreneur dan beragam keahlian pada masyarakat sesuai bidang yang disukai. Sehingga tenaga kerja Indonesia yang berada di wilayah atau daerah masing-masing bisa mengolah hasil daerah masing-masing dan tidak urban atau mencari pekerjaan ke daerah lainnya (otonomi berfungsi)," tuturnya.
Eddy Yusuf juga menyatakan, bahwa PPPKRI Bela Negara akan menggelar Apel Nasional bela negara yang akan dihadiri 35 provinsi dan dihadiiri Presiden RI, Joko Widodo. Acara tersebut diharapkan menumbuhkan rasa nasional yang sangat tinggi pada setiap individu warga negara.
"Jika rasa nasional tumbuh, maka negara kita akan siap hadapi MEA ini. Anak banga mampu bekerja dan mengolah hasil kekayaan alamnya sendiri," urainya seraya mengatakan bahwa bela negara akan menggelar event para layang, para motor dan terjun payung di 35 provinisi Indonesia.
"Acara pertama dilakukan di Lumajang, Jawa Timur. Dan selanjutnya, Sumatera Barat. Ini merupkan salah satu kegiatan PPPKRI dalam membentuk ketahanan fisik. Dan ini, juga merupakan salah satu bentuk bela negara," tuntasnya. (Doddy/Der)
Senin, 22 Agustus 2016 12:00
Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf bersama anggota Bela Negara dan TNI. Foto: elshinta.com/Doddy Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf bersama anggota Bela Negara dan TNI. Foto: elshinta.com/Doddy
Sebagai sebuah organisasi, Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PPPKRI) Bela Negara, kata Wakil Ketua Umum Bela Negara, Eddy Yusuf, keberadaannya sebagai pembentuk karakter seluruh warga negara Indonesia agar memiliki rasa nasional terhadap negara ini.
"NKRI harga mati. Rasa nasionalisme dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA)," demikian dikatakan Waketum PPPKRI Bela Negara, Eddy Yusuf, di Gedung Perintis Kemerdekaan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/8) sore, usai gladi bersih acara Apel Nasional Bela Negara yang akan dilakukan di Monas, Selasa (23/8) besok.
"Keberadaan Bela Negara, membentuk karakter warga negara untuk memiliki rasa nasionalisme pada negara. Misal, para preman, para pengguna narkoba, kami mendatangi mereka dan memberi penyuluhan dan pemahaman apa itu wawasan nasional. Kami tidak pernah bosan memberi penyuluhan pada mereka. Alhamdulillah, banyak sudah preman yang sadar dan pengguna narkoba yang meninggalkan narkoba dan memiliki jiwa nasional yang baik terhadap negara ini," ucap Eddy.
Tuturnya lagi, dalam pengejawantahannya, Bela Negara tidak hanya memberi penyuluhan mengenai wawasan menumbuhkan rasa nasional terhadap negara, tapi juga bekerja sama dengan para bupati menumbuhkan ekonomi kreatif pada masyarakat sehingga tercipta ketahanan pangan.
"Bela negara memiliki beragam divisi, mulai ketahanan fisik, ketahanan pangan. Ketahanan fisik, memberi pelatihan bela diri, baris berbaris, bela diri untuk melatih kedisiplinan. Dan dalam ketahanan pangan, tim ahli kami bekerja sama dengan para bupati dalam membangun jiwa entrepreneur dan beragam keahlian pada masyarakat sesuai bidang yang disukai. Sehingga tenaga kerja Indonesia yang berada di wilayah atau daerah masing-masing bisa mengolah hasil daerah masing-masing dan tidak urban atau mencari pekerjaan ke daerah lainnya (otonomi berfungsi)," tuturnya.
Eddy Yusuf juga menyatakan, bahwa PPPKRI Bela Negara akan menggelar Apel Nasional bela negara yang akan dihadiri 35 provinsi dan dihadiiri Presiden RI, Joko Widodo. Acara tersebut diharapkan menumbuhkan rasa nasional yang sangat tinggi pada setiap individu warga negara.
"Jika rasa nasional tumbuh, maka negara kita akan siap hadapi MEA ini. Anak banga mampu bekerja dan mengolah hasil kekayaan alamnya sendiri," urainya seraya mengatakan bahwa bela negara akan menggelar event para layang, para motor dan terjun payung di 35 provinisi Indonesia.
"Acara pertama dilakukan di Lumajang, Jawa Timur. Dan selanjutnya, Sumatera Barat. Ini merupkan salah satu kegiatan PPPKRI dalam membentuk ketahanan fisik. Dan ini, juga merupakan salah satu bentuk bela negara," tuntasnya. (Doddy/Der)