Rabu, 31 Agustus 2016

Istri Bung Tomo: jangan khianati Merah Putih

Radar Publik
Rabu, 31 Agustus 2016

Surabaya - "Innalillahi wa inna illahi Rojiun. Telah berpulang ibu kami Hj Sulistina Sutomo, pagi ini jam 01.42. Jenazah akan diberangkatkan ke Surabaya hari ini, dari rumah duka Jl Haji Muhasyim Buntu No 45, Tarogong, Fatmawati, Cilandak Barat.. Salam".

Begitu isi pesan melalui Whatsapp yang dikirim Bambang Sulistomo, putra Sulistina Sutomo yang juga istri pahlawan nasional Bung Tomo, kepada kerabatnya di Surabaya, AH. Thony.

Setelah diteruskan, isi pesan tersebut terkirim secara viral di hampir seluruh sosial media.

Mulai Rabu dini hari, sampai pagi hingga menjelang siang, tak berhenti pesan tersebut. Ucapan belasungkawa dan turut duka cita terus mengalir.

"Innalillahi wainnalillahi rojiun.. semoga almarhumah khusnul Khotimah dan mendapat tempat yg mulia disisi Allah SWT sesuai amal ibadah almarhumah, Aminnn Allahuma Aminnn Ya Robbal Alaminnn..." begitu mayoritas isi balasan dari para anggota grup.

Tidak berhenti sampai di situ, AH. Thony mendapat pesan berikutnya, yang berisi, "Cak , ibu diberangkatkan dari Halim PK dgn Batik Air jam 12:50. Sampai di Suroboyo dishalatkan di Masjid Agung Suroboyo, baru ke Makam Ngagel. Suwun.

Bagi Bapak/Ibu/Saudara yang ingin ikut menshalatkan, memberi penghomatan terakhir dengan cara ikut menghantarkan Almarhumah menuju makam ngagel, titik kumpulnya bisa di Masjid Agung pukul 14. 00. WIB. Terima kasih".

Melalui konfirmasi pesan itu, tersiar kabar bahwa Sulistina Sutomo telah meninggal dunia di usia 91 tahun pada Rabu dini hari pukul 01.42 WIB setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit di Jakarta.

"Iya benar, saya menerima kabar langsung dari Bambang Sulistomo, anak kandungnya Bu Sulistina tadi dini hari," kata AH. Thony, yang juga seorang tokoh di Surabaya, ketika dikonfirmasi melalui ponselnya.

Jenazah Sulistina Sutomo diterbangkan ke Surabaya menggunakan Pesawat Batik Air pukul 12.50 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Tiba di Bandara Juanda, jenazah diantar menuju Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya untuk disemayamkan, kemudian dishalatkan bersama ratusan jamaah, termasuk Gubernur Jawa Timur Soekarwo beserta istri, Nina Kirana.

Jenazah yang diantar menggunakan ambulans diiringi puluhan mobil pelayat berikut petugas pengawal dari Polri maupun TNI tiba di TPU Ngagel sekitar pukul 15.50 WIB.

Prosesi pemakamannya berlangsung sederhana. Setelah dikeluarkan dari ambulans, jenazah yang semula berada di dalam peti, dikeluarkan dan dimasukkan ke liang lahat.

Kemudian dipimpin seorang ustadz, pembacaan doa dilantunkan, dan ratusan pelayat yang terdiri dari warga, berbagai komunitas, elemen pemuda, puluhan veteran, hingga personel prajurit TNI (AD, AL dan AU) turut berdoa.

Sebelum berdoa, keluarga, kerabat maupun Forpimda Jatim yang hadir tak lupa menabur bunga sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada almarhumah.

Berikutnya, Gubernur Jatim Soekarwo mewakili Forpimda memberikan sambutan dan mengucapkan belasungkawa, sekaligus meminta keluarga agar sabar menghadapi ujian dari Allah SWT.

"Saya atas nama Gubernur dan masyarakat Jatim merasa benar-benar kehilangan sosok seorang perempuan sekaligus ibu yang hebat. Sikap dan perilakunya selama hidup wajib diteladani, terutama dari kalangan generasi muda," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu mengatakan pihaknya akan mewujudkan keinginan almarhumah sebelum meninggal yakni mendirikan Taman Perdamaian di Trowulan, Mojokerto.

"Nanti pasti akan saya wujudkan mimpi beliau. Karena memang sebelumnya Pemprov Jatim juga terlibat di dalamnya," katanya.

Pakde Karwo mengaku terakhir bertemu dengan Sulistina saat menikahkan putri bungsunya, Kartika, pada Maret 2016. Bahkan, saat itu, Sulistina juga menjadi saksi akad nikah putrinya.

"Setelah itu saya tidak pernah bertemu dengan beliau lagi," kata mantan Sekdaprov Jatim tersebut.

Kendati demikian, ia mengatakan dia terus memantau kondisi kesehatan Sulistina saat sakit, termasuk saat Sulistina sedang dirawat di ruang ICU.

"Istri saya juga tanya ke putri ketiga beliau karena teman S2, tentang kondisi kesehatan beliau," katanya.

Menurut Soekarwo, Sulistina merupakan sosok wanita yang kuat, sebab peranan Sulistina terhadap perjuangan Bung Tomo sangat dominan.

"Bu Sulistina itu sendiri kan pejuang, karena merupakan perawat di PMI saat perang kemerdekaan," katanya.


Pesan Almarhumah

Putra kandung Sulistina Sutomo, Bambang Sulistomo, menyampaikan bahwa sebelum meninggal dunia ibunya berpesan agar rakyat Indonesia jangan sampai mengkhianati Merah Putih, yaitu Bangsa Indonesia.

"Ibu berpesan jangan sampai berkhianat pada merah putih yang berarti Bangsa Indonesia, sebab saat perjuangan sangat banyak rakyat Indonesia menjadi korban mempertahankan bangsa," katanya di sela prosesi pemakaman jenazah ibunya.

Pesan tersebut tak hanya dikatakan sesaat sebelum meninggal dunia, namun selalu disampaikan kepada keluarga setiap saat agar tak berhenti mencintai Tanah Air.

Menurut dia, ucapan dari sang ibu menjadi motivasi dan pelecut bagi keluarga maupun rakyat Indonesia untuk tidak melukai Negara, terutama pada era sekarang ini.

"Ibu selalu bilang ke anak-anaknya seperti itu. Dulu, rakyat berkorban tanpa pamrih jadi jangan khianati apa yang sudah diperjuangkan oleh para pejuang," ucap putra kedua pahlawan nasional Bung Tomo tersebut.

Sementara itu, pada saat menjelang meninggal dunia, Bambang Sulistomo yang saat itu berada di RSPAD Gatot Subroto bersama sanak keluarganya mengaku tabah dan ikhlas saat ibunya menghembuskan nafas terakhir.

"Terakhir, ibu meninggal dalam keadaan damai, tenang dan semuanya hadir, termasuk kakak serta adik melihat ibu. Saat itu ibu tampak tersenyum," katanya.

Mewakili pihak keluarga, pihaknya berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Narmantyo yang telah membantu secara penuh, mulai dari rumah sakit hingga proses pemakaman.

"Terima kasih pula kami sampaikan kepada warga Surabaya pada khususnya dan warga Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jika almarhumah ada kesalahan, serta semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT," katanya.

Kepada sanak saudara dan keluarganya, Bambang Sulistomo berharap diberikan kekuatan karena sekarang masih merasakan seperti mimpi kehilangan sosok seorang ibu.

Selama dirawat dua minggu di rumah sakit, kata dia, ibunya terkena gejala paru-paru tidak sempurna, sering batuk yang saat itu masuk ke paru-paru.

"Lendir di paru-paru beliau sudah semakin banyak, dan karena sudah sepuh juga jadi sistem metabolisme tubuh menurun," katanya sembari mengatakan bahwa ibunya berpesan agar dimakamkan persis di samping makam suaminya, Bung Tomo.


Bisa Diusulkan Jadi Pahlawan

Sementara itu, terdapat usulan bahwa Sulistina Sutomo diusulkan menjadi pahlawan nasional, seperti halnya Bung Tomo. Menanggapinya, Bambang Sulistomo mengaku tak keberatan.

"Keluarga tidak keberatan dan akan mendukung jika gelar itu dinilai layak disandangkan kepada ibu," katanya.

Menurut dia, selama prosedur dan syarat-syarat dilakukan secara benar sesuai aturan, usulan tersebut dipersilakan untuk ditindaklanjuti.

"Kami terima kasih sekali karena ibu diusulkan bergelar pahlawan, tapi sekali lagi prosesnya sesuai aturan yang diberlakukan," ucapnya.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ditemui usai menjadi pembicara di hadapan 7.000-an mahasiswa baru Universitas Airlangga Surabaya, menilai Sulistina Sutomo bisa saja diusulkan menjadi pahlawan nasional seperti halnya Bung Tomo.

Mensos menyampaikan saat ini tercatat ada 163 pahlawan nasional dan hanya 13 di antaranya merupakan pahlawan perempuan.

Karena itulah, kata dia, istri Bung Tomo juga bisa menjadi pahlawan nasional, asalkan ada yang mengusulkan dan nantinya akan diteliti oleh Tim Penilai Gelar Kepahlawanan Nasional.

"Tapi, Kemensos sudah mempunyai apresiasi untuk para pahlawan nasional berupa bantuan silaturrahim yang diberikan kepada pahlawan nasional dan keluarganya hingga generasi kedua. Kalau Bung Tomo itu mulai dari Bung Tomo dan istrinya hingga anaknya akan mendapatkan bantuan itu," katanya. (Nyoto)

Kapolres Pasuruan : Polwan Diminta Tidak Umbar Foto di Medsos

Radar Publik
Pasuruan - Kapolres Pasuruan Kota AKBP Yong Ferrydjon meminta kepada para Polwan (polisi wanita) tidak mudah mengumbar foto di media sosial (medsos). Bukan hanya itu, polwan juga diminta tidak memposting video, status di medsos terkait gaya hidup mewah.

"Saya sudah ingatkan kepada anggota polwan Polres Pasuruan Kota, agar lebih berhati-hati dalam mengupload atau memposting sesuatu gambar, video, ataupun status di jejaring sosial terkait dengan gaya hidup mewah. Karena hal itu sangat bertentangan dengan peraturan kehidupan di institusi Polri," ujar Kapolres, Rabu (31/8/2016).

Kapolres Yong menambahkan, anggota Polri telah diatur dengan gaya hidup yang sederhana. Selain itu hal-hal yang akan menimbulkan konflik dan menjadi sorotan masyarakat agar dikurangi. Sebab menurut Kapolres, pandangan orang terhadap polisi sangat bermacam-macam.

"Terkadang berbuat baik saja tidak semua orang menganggap baik, apalagi kalau kita berbuat tidak baik? Jadi kalau ingin memposting sesuatu gambar atau video dan status, maka postinglah yang bernilai positif," tegasnya.

Ia menjelaskan imbauan tersebut usai adanya perintah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yang beberapa waktu lalu mengeluarkan surat edaran tentang perilaku anggota polisi di media sosial. Yakni, agar seluruh anggota dilarang mengunggah hal yang dapat merendahkan martabat kepolisian.

"Memang selama ini di lingkungan Polres Pasuruan Kota belum ditemukan postingan-postingan seperti yang dimaksud. Namun, itu adalah perintah bapak Kapolri jadi harus ditaati,” pungkasnya.( Her/Nyot)

Fadli Zon: Pemuda harus dilibatkan memberantas korupsi

Radar Publik
Nasional
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengajak kaum muda di seluruh negara, untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberantas tindak korupsi yang terjadi.

Menurut dia, Populasi kelompok muda yang berusia 10-24 tahun secara global saat ini mencapai 1,8 milyar jiwa. Angka ini semakin bertambah jika kita masukan populasi dalam kelompok usia 25-30 tahun.

"Angka tersebut menunjukkan besarnya potensi kelompok muda saat ini,” kata Fadli Zon di sidang umum Inter Parliamentary Union (IPU) ke 134, Lusaka, Zambia, Senin (21/3), dikutip dari Infopublik.

Banyaknya jumlah generasi muda, sebaiknya dapat dimanfaatkan kedepannya untuk melawan tindak korupsi yang diduga semakin meningkat. Dengan dibekali pengetahuan serta pendidikan tentang bahayanya tindak pidana korupsi.

"Tapi sayangnya saat ini masih banyak dari kelompok muda yang tidak terberdayakan. Mereka masih terikat dengan kemiskinan, sulitnya akses pendidikan, dan bahkan masih berada dalam situasi konflik yang menyulitkan mereka untuk berkembang," tutur Fadli.

Ia menyarankan, demi memaksimalkan pemberantasan korupsi seluruh anggota parlemen dunia, terutama anggota parlemen yang tergabung dalam GOPAC untuk membuat kebijakan yang kondusif bagi pemuda. Agar mereka mampu berkembang dengan baik dari berbagai aspek seperti kesehatan, keamanan, pendidikan, dan juga kepada akses pekerjaan.

"Pelibatan yang lebih inklusif terhadap pemuda, dapat mempercepat pemberantasan korupsi secara global," pungkasnya. (Nyoto)