Radar Publik
25 Sep. 2016
Cerita di balik keahlian Dimas Kanjeng Tata Pribadi yang mampu menggandakan uang bukan hal baru.
Tahun 2014, JPNN.com telah melaporkan beberapa orang yang mengaku menjadi korban karena percaya keahlian Dimas Kanjeng. Para korban mengaku diperdaya setelah uang yang disetor dan diminta kembali tak terwujud.
Namun bukan kasus penipuan yang membuat Dimas Kanjeng ditangkap polisi. Melainkan dugaan pembunuhan terhadap dua santrinya.
Dua korban itu adalah Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.
Seperti apa motifnya? Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penetapan tersangka Dimas Kanjeng lantaran dia diduga sebagai otak pembunuhan mantan anggota padepokan, Abdul Ghani yang motifnya adalah persaingan bisnis di padepokan yang berupa perekrutan santri.
Menurut Argo, Abdul Ghani telah merekrut melebihi jumlah santri yang sudah direkrut Taat Pribadi. Diduga, Taat Pribadi takut kalah pamor.
Dengan begitu, dia menghubungi Abdul Ghani ke padepokan. Di tempat itu, Abdul Ghani dihabisi.
Tersangka diduga menghabisi dua korban terkait aktivitasnya di padepokan. Korban merupakan koordinator pengepul uang dari korban yang ingin menggandakan uang.
Korban juga bertitel salah satu sultan yang ditunjuk Dimas Kanjeng.
Korban mengetahui duit yang digandakan itu tidak bisa cair sesuai janjinya. Karena itu, dia berencana melaporkan dan membongkar aktivitas tersebut.
Rencana itu terdengar sampai ke telinga Dimas Kanjeng. Korban kemudian dipanggil dengan dalih akan dipinjami uang. Saat dipanggil itulah, korban dihabisi. (Nyoto)
25 Sep. 2016
Cerita di balik keahlian Dimas Kanjeng Tata Pribadi yang mampu menggandakan uang bukan hal baru.
Tahun 2014, JPNN.com telah melaporkan beberapa orang yang mengaku menjadi korban karena percaya keahlian Dimas Kanjeng. Para korban mengaku diperdaya setelah uang yang disetor dan diminta kembali tak terwujud.
Namun bukan kasus penipuan yang membuat Dimas Kanjeng ditangkap polisi. Melainkan dugaan pembunuhan terhadap dua santrinya.
Dua korban itu adalah Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.
Seperti apa motifnya? Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penetapan tersangka Dimas Kanjeng lantaran dia diduga sebagai otak pembunuhan mantan anggota padepokan, Abdul Ghani yang motifnya adalah persaingan bisnis di padepokan yang berupa perekrutan santri.
Menurut Argo, Abdul Ghani telah merekrut melebihi jumlah santri yang sudah direkrut Taat Pribadi. Diduga, Taat Pribadi takut kalah pamor.
Dengan begitu, dia menghubungi Abdul Ghani ke padepokan. Di tempat itu, Abdul Ghani dihabisi.
Tersangka diduga menghabisi dua korban terkait aktivitasnya di padepokan. Korban merupakan koordinator pengepul uang dari korban yang ingin menggandakan uang.
Korban juga bertitel salah satu sultan yang ditunjuk Dimas Kanjeng.
Korban mengetahui duit yang digandakan itu tidak bisa cair sesuai janjinya. Karena itu, dia berencana melaporkan dan membongkar aktivitas tersebut.
Rencana itu terdengar sampai ke telinga Dimas Kanjeng. Korban kemudian dipanggil dengan dalih akan dipinjami uang. Saat dipanggil itulah, korban dihabisi. (Nyoto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar