Sabtu, 13 Juli 2013

Terancam Gagal Nikah, Sri Nekat Bunuh Diri

Radar Publik
Surabaya - Terancam gagal menikah, Sri Wahyuni frustasi. Gadis 20 tahun itu nekat menabrakkan diri ke truk yang sedang berjalan. Untunglah niat Sri tak tersampaikan.

"Seorang ibu-ibu menolong Sri," kata AKP Nafan saat dihubungi Radar Publik, Minggu (14/7/2013).

Kanit Reskrim Polsek Asemrowo itu mengatakan, kejadian sore itu berawal dari hubungan Sri dengan Muhammad Muhajirin (20). Kisah kasih itu sudah berjalan selama 6 bulan. Sri aslinya berasal dari Lohceret, Nganjuk sementara Muhajirin berasal dari Baureno, Bojonegoro. Sri bekerja di sebuah pabrik plastik di pergudangan Suri Mulya sementara Muhajirin bekerja di pabrik kayu di Jalan Kalianak.

Sebagai orang Jawa, beberapa waktu lalu orang tua Sri menghitung tanggal lahir (weton) Muhajirin dan Sri. Dalam hitung-hitungan tersebut, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Muhajirin dan Sri tidak berjodoh. Jika dipaksakan, maka kehidupan mereka akan ditimpa kemiskinan.

"Karena itu orang tua Sri tak memberikan restu anaknya untuk berhubungan dengan Muhajirin," lanjut Nafan.

Sore tadi, Sri berniat menjemput Muhajirin di tempat kerjanya. Namun Muhajirin menolak pulang bareng karena belum waktunya jam pulang. Muhajirin lantas menyuruh temannya untuk mengantarkan Sri ke kos nya di kawasan Benowo. Namun sesampai di depan gudang nomor 57, Sri yang kecewa meloncat dari motor yang membawanya.

"Sejurus kemudian Sri langsung berlari ke jalan menyambut truk yang hendak melintas," ujar Nafan.

Untung saja sopir truk sigap dengan mengerem kendaraannya kuat-kuat. Seorang ibu yang ada di lokasi segera menyeret Sri dai tengah jalan. Polisi dan orang yang ada di lokasi juga segera mengamankan Sri. Gagal bunuh diri, Sri histeris. Dia terus berteriak-teriak sambil menangis.

"Aku ojok digowo nang kantor polisi. Aku arep mati ae (saya jangan dibawa ke kantor polisi. saya mau mati saja)," terang Nafan menirukan ucapan Sri.

Sri terus histeris cukup lama sehingga menyuitkan polisi untuk menanyainya. Tak lama kemudian, Muhajirin datang ke Polsek Asemroeo. Setelah Muhajirin datang, Sri mulai tenang. Dari penuturan Muhajirin diketahui jika Sri frustasi karena khawatir gagal menikah gara-gara hitungan weton tersebut. Padahal hubungan keduanya sudah melangkah terlalu jauh.

"Mereka memang lebih sering tinggal bersama di kos Muhajirin di kawasan Karangpoh, Tandes," tandas Nafan. (Kresna)

Terancam Gagal Nikah, Sri Nekat Bunuh Diri

Radar Publik
Surabaya - Terancam gagal menikah, Sri Wahyuni frustasi. Gadis 20 tahun itu nekat menabrakkan diri ke truk yang sedang berjalan. Untunglah niat Sri tak tersampaikan.

"Seorang ibu-ibu menolong Sri," kata AKP Nafan saat dihubungi Radar Publik, Minggu (14/7/2013).

Kanit Reskrim Polsek Asemrowo itu mengatakan, kejadian sore itu berawal dari hubungan Sri dengan Muhammad Muhajirin (20). Kisah kasih itu sudah berjalan selama 6 bulan. Sri aslinya berasal dari Lohceret, Nganjuk sementara Muhajirin berasal dari Baureno, Bojonegoro. Sri bekerja di sebuah pabrik plastik di pergudangan Suri Mulya sementara Muhajirin bekerja di pabrik kayu di Jalan Kalianak.

Sebagai orang Jawa, beberapa waktu lalu orang tua Sri menghitung tanggal lahir (weton) Muhajirin dan Sri. Dalam hitung-hitungan tersebut, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Muhajirin dan Sri tidak berjodoh. Jika dipaksakan, maka kehidupan mereka akan ditimpa kemiskinan.

"Karena itu orang tua Sri tak memberikan restu anaknya untuk berhubungan dengan Muhajirin," lanjut Nafan.

Sore tadi, Sri berniat menjemput Muhajirin di tempat kerjanya. Namun Muhajirin menolak pulang bareng karena belum waktunya jam pulang. Muhajirin lantas menyuruh temannya untuk mengantarkan Sri ke kos nya di kawasan Benowo. Namun sesampai di depan gudang nomor 57, Sri yang kecewa meloncat dari motor yang membawanya.

"Sejurus kemudian Sri langsung berlari ke jalan menyambut truk yang hendak melintas," ujar Nafan.

Untung saja sopir truk sigap dengan mengerem kendaraannya kuat-kuat. Seorang ibu yang ada di lokasi segera menyeret Sri dai tengah jalan. Polisi dan orang yang ada di lokasi juga segera mengamankan Sri. Gagal bunuh diri, Sri histeris. Dia terus berteriak-teriak sambil menangis.

"Aku ojok digowo nang kantor polisi. Aku arep mati ae (saya jangan dibawa ke kantor polisi. saya mau mati saja)," terang Nafan menirukan ucapan Sri.

Sri terus histeris cukup lama sehingga menyuitkan polisi untuk menanyainya. Tak lama kemudian, Muhajirin datang ke Polsek Asemroeo. Setelah Muhajirin datang, Sri mulai tenang. Dari penuturan Muhajirin diketahui jika Sri frustasi karena khawatir gagal menikah gara-gara hitungan weton tersebut. Padahal hubungan keduanya sudah melangkah terlalu jauh.

"Mereka memang lebih sering tinggal bersama di kos Muhajirin di kawasan Karangpoh, Tandes," tandas Nafan. (Kresna)

Tiga Bandit Jalanan di Wilayah Sidoarjo Dihajar Timah Panas

Radar Publik
Sidoarjo - Tiada kata ampun bagi para pelaku kejahatan yang sering beroperasi di wilayah Sidoarjo. Tiga bandit jalan yang sering meresahkan warga Kota Udang, dihajar timah panas polisi.

Tiga bandit berinisial NS (35), AD (33) dan BS (40), semuanya warga asli Pasuruan, ditembak anggota Reskrim Sidoarjo, karena berusaha memberikan perlawanan saat akan ditangkap, di sekitar Pasar Tulangan, Minggu (13/7/2013) pagi.

"Kita tembak ketiganya pada kaki kiri," kata Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Ronny Setiyadi kepada sejumlah wartawan.

Alasan petugas menembak ketiga bandit itu cukup beralasan karena cukup membahayakan anggota yang akan menangkap, serta masyarakat sekitar lokasi penangkapan.

Sebelum dihadiahi timah panas menurut AKP Ronny, seorang anggota reskrim yang dipimpin langsung oleh Iptu Yuyus Andreastanto, mengeluarkan senjata laras panjang jenis SS.

Namun, senjata laras panjang tersebut tidak membuat pelaku takut. Mereka malah berusaha menyerang petugas dengan mengeluarkan clurit dan senjata api rakitan. Karena diangap membahayakan, salah satu anggota lainnya langsung memberikan tembakan menggunakan revolver, standart milik kepolisian.

"Kita tembak kakinya, karena ketiga pelaku mengeluarkan celurit dan senpi rakitan," tegas perwira tiga balok di pundak tersebut.

Dengan ditangkapnya NS, AD dan BS, polisi masih memburu pelaku lainnya. Ada indikasi, ketiga pelaku yang ditembak oleh anggota reskrim tersebut mempunyai sindikat.

"Ada satu yang belum ditangkap. Dimungkinkan ketiganya merupakan pelaku kejahatan yang melakukan perampasan motor di wilayah Sidoarjo," pungkas AKP Ronny. (Damar)

Usut Kasus Tanjung Gusta, SBY Perintahkan Kapolri Bentuk Tim Investigasi

Radar Publik
Jakarta - Presiden SBY menerima SMS dari napi yang menyebut kericuhan di LP Tanjung Gusta, Medan, karena matinya air dan listrik. Meski demikian, SBY tetap memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Timor Pradopo untuk membentuk tim investigasi.

"Diminta kepada Kapolri untuk membentuk tim investigasi yang mendalam apakah memang murni karena ketikdakpuasan napi masalah listrik dan air, atau ada unsur-unsur yang lain," kata Menkopolhukam Djoko Suyanto, kepada Radar Publik, Sabtu (13/7/2013).

Hal tersebut disampaikan Djoko usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden SBY bersama Kapolri, Menkum HAM, dan beberapa menteri lainnya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (13/7/2013).

Presiden juga menginstruksikan agar segera merehabilitasi fasilitas-fasilitas lapas. Selain itu perlu ditambah pengamanan di bagian perkantoran.

"Perkantoran perlu penambahan pengamanan. Diinstruksikan kepada Kapolri menambah anggota pengamanan," ungkap Djoko.

Dalam kesempatan itu, Djoko memerintahkan kepada seluruh lapas-lapas di Indonesia untuk meningkatkan pengamanan.

"Terutama yang tadi itu, infrastruktur dan kebutuhan-kebutuhan dasar napi terpenuhi," ujarnya.

Kericuhan di LP Tanjung Gusta terjadi pada Kamis (11/7/2013). 5 Orang tewas dan ratusan napi kabur dalam peristiwa itu. Menkum HAM Amir Syamsuddin menyebut, PP 99/2012 merupakan salah satu pemicu terjadinya kerusuhan tersebut. (Kresna)