Selasa, 16 Juli 2024

Jembatan Ambruk di Kedung peluk belum di ketahui penyebabnya

Radar Publik 
Sidoarjo

Selasa, 16/7/2024. Jembatan Ambruk di Kedung peluk kabupaten sidoarjo belum di ketahui penyebabnya

Jembatan akses jalan penghubung di Kedung peluk Sidoarjo kini ambruk dan belum diketahui penyebabnya 

Untung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, dan masyarakat meminta kepada pemerintah untuk segera memperbaiki jembatan yang baru supaya bisa di laluli kendaraan karena jalur tersebut jalur penghubung antar desa ke desa lainnya.

Rep. Nyoto
Sumber. Red. Bang salim

Belum Jelas Perizinannya Pembangunan Pabrik Paku di Kangkungan Mojokerto di Protes Warga

Radar Publik
Jatim - Selasa, 16/7/2024

MOJOKERTO, Warga Dusun Kangkungan Desa Lengkong Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memprotes pembangunan pabrik paku yang ada di daerahnya, alasannya, mereka khawatir terdampak sisa hasil produksi dari produsen paku itu kelak kalau sudah beroperasi, di antaranya debu dan sumber air yang terkontaminasi dengan limbah besi. 
Selain itu, warga juga menuntut kompensasi kepada pemilik pabrik akibat debu yang ditimbulkan oleh dum truk yang berlalu lalang, pada masa proyek pembangunan.

Tidak hanya debu dan suara bising, mereka juga mempertanyakan ijin penggunaan akses yang di lalui dum truk untuk menguruk pabrik.

Warga setempat, Alfatah (42)  mengatakan " kami hanya menanyakan kedepan dampak yang di timbulkan oleh pabrik, dan kami juga menanyakan penggunaan akses yang di lalui kendaraan proyek".

"Warga Kangkungan kepingin tahu, ijinnya sama siapa ? kaitan dengan penggunaan jalan yang di lalui kendaraan proyek," kata Fatah

"Jangan asal menggunakan saja, di sekitar jalan itu ada pemukiman warga," lanjutnya.

Sumber dari warga yang lain, Agustina atau yang akarab dipanggil  bu Wiwik(44) pihaknya mengatakan kalau, Dia dapat informasi, yang memberikan ijin akses itu adalah ketua RW Dusun Kangkungan.

"Informasinya yang memberikan ijin itu ketua RW. Warga dan perwakilan Pemerintah Desa Lengkong sudah melakukan mediasi sebanyak tiga kali, namun tidak mendapatkan solusi alias masih buntu," terang Aguntin.

Di tanya soal besaran kompensasi, warga yang lain, Alfatah meminta ganti rugi kisaran 2 juta rupiah kali 114 warga.

"Sudah tiga kali mediasi dengan pihak perwakilan manajemen pabrik dan perangkat desa namun masih buntu. Pabrik menwarkan hanya 60 juta di bagi 114 warga, ketemu berapa ? ganti rugi itu tidak relevan dengan dampak yang di timbulkan," tandas Fatah.

 Kami berharap kepada dinas dinas yang berkompeten untuk segera sikapi Agar tidak Menjadikan dilema yang berkepanjangan bagi masyarakat tentang dampak dampak yang ditimbulkan dengan  berdirinya  pabrik paku di  wilayah tersebut  (Rep.SG /Tim)