Jumat, 06 November 2015

Warga Resah, Anak-Anak Sering Dengar Rintihan Ajudan Pemkot Kediri


Radar Publik
Jum'at, 06 Nopember 2015
Kediri - Dua ajudan pejabat Pemkot Kediri digerebek warga karena diduga kumpul kebo alias tinggal serumah, tanpa status pernikahan yang jelas.

Tetapi selain masalah tersebut, sebenarnya warga mengaku, resah karena sering mendengar suara rintihan dari rumah kontrakan mereka.

" Warga sekitar ini terus terang resah. Kami sering mendengar rintihan dari rumah kontrakan mereka. Bahkan, anak-anak juga mendengar. Anak-anak bertanya mengenai suara yang tidak etis itu," kata Cahyo, anggota kepolisian yang tinggal satu perumahan dengan MU, oknum PNS yang juga ajudan pejabat.

Cahyo dan MU tinggal di Perumahan Persada Kota. Perumahan ini berada di Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem (sebelumnya tertulis Gampengrejo), Kabupaten Kediri. Letak perumahan berada di sebelah utara kurang lebih 3 kilometer dari Pabrik Rokok PT. Gudang Garam Tbk Kediri.

Menurut Cahyo, suara rintihan itu dianggap tidak etis, karena ditengarai seperti layaknya orang yang sedang berhubungan suami-istri. Diantaranya suara mendesah, ah.. dan uh..Suara itu terdengar hingga radius beberapa meter dari rumah kontrakan MU di Blok E1/20. Rumah bercat warna pink dengan pagar berwana putih.

Satpam perumahan Suyadi mengaku, rumah kontrakan yang berada di blok E1/20 atas nama MU. Rumah dikontrak sejak 4 bulan terakhir. Rumah tersebut ditempati oleh MU dan LI. Terkadang, adik MU juga datang ke rumah tersebut pada siang hari.

Warga mengaku kesal dengan MU karena tidak pernah bersosialisasi dengan mereka. Bahkan, giliran jaga malam juga tidak pernah didatangi. MU biasanya pulang pada malam hari dan langsung mengurung di dalam rumah.

" Sebagai bagian dari masyarakat, sudah seharusnya mas MU kumpul dengan warga. Di perumahan ini, ada giliran jaga, tetapi tidak pernah hadir. Memang mas MU bayar denda karena absen. Namun bukan itu tujuan dari jaga malam itu, melainkan momen bertemu antara warga. Supaya saling mengenal dan saling mengetahui," kata Suyadi.

Sebagai penjaga keamanan, Suyadi mengaku, kerap menerima wadulan dari warga terkait perilaku MU yang individual. Dia juga mendengar kabar tentang suara rintihan dari rumah kontrakannya dari warga sekitar. Menurutnya, MU, sebagai aparatur Negara bisa bersikap lebih arif dan bijaksana.

Suara tidak etis dari kontrakan MU semakin menjadi gunjingan diantara warga. Mereka semakin resah setelah mengetahui status pernikahan kedua ajudan itu yang diragukan.

Puncaknya, warga menggerebek rumah kontrakan MU, pada Kamis (05/11/2015) malam kemarin. Pasangan yang diduga kumpul kebo itupun tidak dapat menunjukkan akte pernikahan yang sah kepada warga. MU beralasan tertinggal di rumahnya di Plosoklaten, Kabupaten Kediri. (Yls)