Senin, 20 Mei 2013

BBPOM Surabaya Berkaskan 7 Kasus Obat dan Kosmetik Tanpa Izin Edar

Radar Publik
Surabaya - Sejak Januari hingga Maret 2013, BBPOM di Surabaya mengaku telah menindaklanjuti 7 kasus obat dan kosmetik tanpa izin edar. Sebanyak 7 kasus yang terungkap melalui bantuan Polri ini juga telah diberkaskan.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya, Dra Endang Pudjiwati mengatakan, 7 kasus tersebut terdiri dari item kosmetik, obat keras dan obat tradisional tanpa izin edar di Jawa Timur.

"2 Kasus kosmetika tanpa izin edar, 3 kasus obat keras tanpa izin edar, dan 2 kasus obat tradisional tanpa izin edar yang sudah kami berkaskan. Itu tandanya kami sangat serius mengangani temuan ini," kata Endang Pudjiwati di kantornya pada PERS, Selasa (21/5/2013).

Endang menuturkan, 7 kasus kosmetika itu terkuak dari banyak macam cara distribusi produk. Ada yang berasal dari toko kecantikan, rumah kecantikan dan juga gudang-gudang tempat penyimpanan kosmetik.

Namun, Endang menyatakan pengungkapan kasus kosmetika oleh BBPOM ini boleh dikatakan menurun. Pada tahun 2009, jumlah temuan 1,49 persen, tahun 2010 jumlah temuan 0,86 persen, tahun 2011 jumlah temuan 0,65 persen, tahun 2013 jumlah temuan 0,54 persen. Sementara temuan tahun ini hingga Maret 2013 sebanyak 0,74 persen.

"Tahun ini, jumlah temuan tersebut semakin menurun. Tapi kami akan terus melakukan operasi gabungan untuk penertiban distribusi, obat, makanan dan kosmetik," pungkas dia.

BPOM masih akan terus melakukan operasi gabungan yang dibantu kekuatan Polri. Satgas BPOM akan menertibkan distribusi obat, kosmetik dan makanan yang selama ini banyak yang belum mengantongi izin edar. (Red)

Radar Publik

Kenapa Tidak Maling Ayam yang Dibawakan Rantang?

Radar Jejak-Kasus
JAKARTA
Tersangka kasus dugaan suap kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah, mendapatkan kunjungan dari dua presenter terkenal. Indra Bekti dan Cici Panda membawakan satu rantang makanan untuk Ahmad Fathanah.

Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mensinyalir beberapa faktor penyebab kedua artis tersebut mau repor-repot mengantarkan titipan dari istri muda Ahmad Fathanah, Sefti Sanustika.

"Ada tokoh masyarakat pejabat artis datang dan memberi dukungan atau membesuk. Itu hanya ada dua kemungkinan. Pertama tidak mengerti korupsi dampak luar biasa. Sementara yang kedua karena punya hutang budi dari koruptor, atau hubungan kekeluargaan. Hubungan almamater atau satu daerah, balas budi," kata Hehamahua, saat berbicang dengan Kresna, Selasa (21/5/2013).

Dia menambahkan tidak menutup kemungkinan, sikap kedua artis tersebut dijadikan momentum pemberitaan untuk popularitas atau publikasi. "Ada orang terkenal karena baik dan kejahatan. Ditahun 1980-an, Kusni Kasdut ditahan di Cipinang, dia kabur dari Cipinang, kemudian tertembak. Kemudian jadi populer disiarkan media masa. Jadi ada juga orang populer karena kejahatan," bebernya.

Saya menduga, artis tersebut berupaya menjadi populer. "Sebab kalau untuk simpati atau empati, kenapa tidak membesuk pencuri ayam, bawakan rantang untuk pencuri ayam?AF Pagi, siang, malam dipublikasikan. Mungkin ada pikiran untuk iklan gratis," tutupnya.

Sebelumnya Indra Bekti dan Panda tiba di KPK, Senin 20 Mei kemarin, siang pukul 10.30 WIB. Dua presenter kocak ini banyak mengumbar tawa ketimbang berbicara serius saat dicecar pertanyaan sejumlah wartawan. "Makanan dari Sefti buat Fathanah. Makanan titipan Sefti pokoknya," kata Indra Bekti.

Namun, Indra dan Cici Panda tidak menyerahkan rantang itu langsung kepada Ahmad Fathanah. Mereka hanya sekira 15 menit berada di Gedung KPK.

Sebagaimana diketahui, semenjak kasus Fathanah mencuat nama Sefti juga ikut terdongkrak. Mantan artis dangdut ini kini banyak mendapat tawaran sinetron dan film televisi. (Kresna)