Sabtu, 20 Juli 2013

PEMABUK HAJAR ANAK YANG LAGI LATIHAN PATROL

PEMABUK HAJAR ANAK YANG LAGI LATIHAN PATROL

Radar Publik
TRAWAS - pemabuk hajar dua anak yang lagi belajar patrol didepan kedai pring kuning.

Pengakuan kedua anak yang dihajar sebut saja (muh. F) 14 th dan (yusuf V) 14 th, menjelaskan saat ditemui Pemred Radar Publik, Minggu (21/7/2013)

Bahwasannya kedua anak ini sedang belajar patrol karena akan mengikuti lomba patrol di sekolahnya, tiba-tiba dihajar pemabuk (Hadi sate) 42 warga kemloko Trawas.

Saat ini kedua anak tersebut melaporkan ke kantor Polisi Trawas.
Luka yang diderita muh. F. ini ditangan kirinya bengkak.
Begitu juga Yusuf v. Mengalami memar di wajah serta sampai 2 jahitan di dagunya.

Kini upaya kedua anak tersebut meminta perlindungan Hukum pada Kepolisian Trawas.

Dan harapan Presiden Radar Publik supaya komnasham perlindungan anak beri tanggapan kasus tersebut. (Kresna)

Jumhur Ingatkan TKI Menabung dan Waspadai Majikan Genit

Radar Publik
Semarang, - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengingatkan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) agar waspada terhadap ulah majikannya. Pesan ini disampaikan Jumhur kepada calon TKI asal Grobogan, Wiwik Sugiati (33).

Wiwik juga dinasihati agar menabung untuk mendirikan usaha setelah pulang dari Hongkong. Dialog Wiwik dengan Jumhur berlangsung di kantor penyalur TKI PT. Maharani Tri Utami Mandiri di Semarang saat sahur bersama dalam rangka safari Ramadan.

"Tadi dibilangin kalau digenitin sama majikan enggak boleh lawan tapi juga jangan mau. Bilang saja kalau di sana maksudnya buat kerja," kata Wiwik kepada Radar Publik, Minggu (21/7/2013).

"Bapaknya tadi juga pesan kalau di sana (Hongkong) baik-baik dan kalau pulang bawa uang buat bikin usaha," imbuh ibu satu anak itu.

Sekitar 100 calon TKI yang berada di PT. Maharani Tri Utama Mandiri rencananya akan dikirim ke dua negara yaitu Hongkong dan Singapura. Mereka dibekali keterampilan kerja dan bahasa Inggris serta Kantonis.

Sementara itu Jumhur mengaku lebih tenang ketika TKI disalurkan ke Taiwan, Hongkong dan Singapura karena masuk di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya TKI di negara-negara Asia Pasifik sudah memiliki perlindungan komperhensif sesuai peraturan yang diterapkan.

"Kalau di Asia Pasifik punya perlindungan kerja yang komperhensif. Ada kesetaraan yang memberi kerja dan penerima kerja. Karena itu kasus-kaus banyak terjadi di Timur Tengah lebih besar. Saya tenang kalau mereka memilih ke Taiwan, Hongkong, atau Singapura," tandasnya.

Ia menambahkan, pendapatan TKI saat ini cukup tinggi yaitu Rp 5 juta per bulan karena nilai tukar dollar yang masih tembus nilai Rp 10 ribu. Bahkan akan lebih tinggi lagi jika bekerja di Taiwan.

"Gaji mereka karena dollar nilainya tinggi, sekarangg sekitar Rp 5 juta. Kalau ke Taiwan bisa lebih besar hampir Rp 6 juta. Biasanya kalau dollar Rp 9 ribuan, gajinya sekitar Rp 4,5 juta," tegasnya.

Dengan pendapatan seperti itu, Jumhur berharap jika TKI pulang ke Indonesia bisa mendirikan usaha. Ia pun mengusulkan usaha di bidang pertanian dan perternakan.

"Di samping perdagangan, bisa peternakan sapi atau kambing agar nanti bisa swasembada. Ini sudah jadi cntoh di berbagai tempat," katanya.

Casnati, pengelola PT. Maharani Tri Utami Mandiri mengatakan, nantinya para calon TKI juga akan diberi pembekalan akhir pemberangkatan oleh instansi seperti Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI serta Polisi.

"Pembekalan akhir pemberangkatan, dari instansi termsuk jika ada masalah harus bagaimana, kalau majikan nakal gimana, lapornya ke mana. PT sudah berikan dan dimantapkan pihak instasi," pungkas Casnati.

Di akhir kunjungannya, Jumhur kembali mengimbau kepada calon TKI agar menabung penghasilan mereka dan jangan mau jika digoda oleh majikan mereka.

"Jangan mau kalau digodain, ya," ujar Jumhur sebelum meninggalkan lokasi.

"Yes, sir," jawab para calon TKI. (Kresna)

BERITA RADAR PUBLIK

Box Redaksi Radar Publik

Box Redaksi PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO SERTIFIKAT STANDAR : 11052300936180004 Nama Pelaku Usaha       ...